
Dok. Michelle Tjokrosaputro
Michelle Tjokrosaputro awalnya tak pernah punya keinginan untuk membuat label mode batik. Kendatipun darah 'batik' mengalir deras dalam dirinya karena sang kakek, Kasom Tjokrosaputro, adalah pendiri Batik Keris, namun Michelle mengaku tak pernah suka batik.
"Saya punya baju batik aja seragam yang tidak pernah dipakai. I really don't like batik, karena membuat saya looks so old, fabric-nya juga keras-keras. I look 20 years older," ujarnya terkekeh dalam virtual talkshow Wanita Wirausaha Femina dan Facebook #SheMeansBusiness berjudul Pemimpin Tangguh di Masa Sulit.
Kritik dan ketidaksukaannya terhadap batik klasik yang menurutnya jadul, justru membuahkan tantangan dari sang ibunda. Ia menantang putrinya untuk membuat sebuah label mdode yang berbeda, sesuatu yang disukainya atau versi terbaru yang bisa menggambarkan citra dirinya.
"Karena batik itu spirit, the soul. For me batik is about telling a story melalui media kain. Dan kenapa saya tidak menceritakan cerita saya," jelasnya.
Tantangan ini pun menyadarkan Michelle untuk membuat batik yang bisa menceritakan kisahnya dalam bentuk yang lebih modern, urban dan sesuai dengan zaman. Terlebih lagi, menurut Michelle, kendati awalnya ia tidak menyukai batik bukan berarti ia tidak bangga menjadi orang Indonesia. Justru ini menjadi peluang baginya untuk menunjukkan pada orang lain wajah lain batik yang segar dan muda.
Maka, sambil mengurus perusahaan tekstil milik keluarganya, Dan Liris, Michelle pada tahun 2012 Michelle pun membuat label mode batik modern-kontemporer bernama Bateeq.
Delapan tahun berdiri, Bateeq pun berkembang sangat besar. Bagaimana tidak, dengan gaya yang lebih modern dan disukai kalangan muda, label modenya ini dengan mudah diterima pasar. Bateeq sudah memiliki 23 gerai stand alone, 25 gerai konsinyasi dan 594 karyawan. Tokonya pun tersebar di Batam, Medan, Palembang, Bandung, Jakarta, Tangerang, Semarang, Jogja, Magelang, Solo, Malang, Surabaya, Makasar, Manado, hingga Balikpapan.
Tak hanya itu saja, label mode Bateeq juga telah menampilkan produknya di beberapa ajang Fashion Week termasuk Fashion Scout 2019, wadah bagi desainer pendatang baru di London Fashion Week. Menariknya lagi, mengawali tahun 2020, Bateeq juga mulai dipasarkan di Jepang. (f)
BACA JUGA :
Berbisnis Sambil Memberdayakan, Kunci Sukses Du'Anyam
Uma Hapsari, Wanita Di Balik Brand Amazara yang Menyumbang 200 Sepatu untuk Tenaga Medis
Linda Anggrea, Pendiri Buttonscarves Andalkan Facebook untuk Memperluas Pasar
Topic
#Batik, #wanwir