Pameran
Lukisan Kegelapan Menang dalam UOB Painting of the Year 2017

31 Oct 2017


Ananda Sukarlan, Kukuh Nuswantoro, dan Presiden Direktur UOB Indonesia Kevin Lam di depan lukisan "Kegelapan" (Foto: dok. UOB)
 
 
Kukuh Nuswantoro memiliki caranya yang unik dalam menerjemahkan “Kegelapan”. Melalui permainan warna berani dan bentuk-bentuk yang terdistorsi, ia menuangkan emosinya di atas luasan kanfas. Keberaniannya ini telah memenangkan penilaian tiga dewan juri di kompetisi UOB Painting of the Year 2017 Indonesia.
 
“Kukuh berhasil menggambarkan secara visual tentang evolusi dunia dan pandangannya melalui sentuhan ekspresif emosionalnya yang berani,” ungkap salah satu juri, Agung Hujatnikajennong, Kurator Independen dan Dosen ITB . Selain dirinya, dua juri yang lain adalah, kurator seni Hendro Wiyanto, dan Anindityo Adipurnomo, Seniman, pemilik galeri seni Cemeti, sekaligus Co-Founder Indonesia Visual Art Archives (IVAA). 
 
Kukuh sendiri ingin menjadikan lukisan neo-naturalismenya ini menjadi representasi gejolak humanisme yang terjadi saat ini – atas kehausan manusia akan kuasa yang semakin mempertajam konflik horizontal dan memperdalam jurang kesenjangan.
 
“Saya terinspirasi dengan kondisi peradaban modern yang diiringi konflik yang semakin panjang di dunia ini,” ungkap pria yang berhasil membawa pulang hadiah uang tunai Rp250.000.000 dari PT Bank UOB Indonesia, di sela-sela acara penghargaan yang berlangsung di UOB Plaza, Jakarta, Rabu (25/10). Sebagai pemenang utama, ia akan mewakili Indonesia di ajang UOB Southeast Asian Painting of the Year di Singapura, November nanti.

 

Ananda Sukarlan sempat menggubah ulang musiknya saat menyaksikan langsung lukisan "Kegelapan" karya Kukuh Nuswantoro (Foto: dok. UOB)
 

Tak berhenti di sini, melalui sebuah kolaborasi seni, komposer kenamaan tanah Air Ananda Sukarlan memperkuat lukisan Kukuh melalui alunan simfoni – menghadirkan dimensi dengan kedalaman berbeda lewat permainan nada. Kolaborasi indah ini sekaligus menjadi sebuah inspirasi harmoni tentang gagasan “kerja bersama” dalam segenap aspek kehidupan berbangsa dan bernegara.
 
Selain Kukuh, dalam kompetisi ini UOB Indonesia juga memberikan penghargaan UOB Most Promising Artist of the Year kepada Seniman Pendatang Baru Alvian Anta Putra (22). Melalui lukisan berjudul “Discussion”, Alvian menggambarkan pergeseran budaya komunikasi melalui sekumpulan manusia di dunia maya.
 
“UOB sangat senang melihat banyaknya seniman Indonesia baru yang berbakat dengan hasil karya yang luar biasa. Seperti terlihat di ajang UOB Indonesia Painting of the Year. Masing-masing karya mereka mempresentasikan sensibilitas yang unik, yang berbicara dengan emosi kita, dan membawa pengalaman serta kenangan tersendiri,” ungkap Kevin Lam, Presiden Direktur UOB Indonesia.
 
Kevin Lam berharap bahwa hubungan timbal balik antara karya seni dan penikmatnya menyambungkan antar sesama. Bahkan, mampu membawanya ke jaringan masyarakat yang lebih luas, agar karya seni mendapat ruang apresiasi yang layak dan lebih dihargai.
 
Penghargaan UOB Painting of the Year sendiri merupakan bagian dari fokus UOB yang menjadikan seni sebagai salah satu pilar utama program tanggung jawab sosial perusahaan. Dalam tujuh tahun belakangan, kompetisi ini telah ikut mengorbitkan seniman tanah air ke dunia internasional. Empat kali seniman Indonesia menjadi jawara dalam kompetisi UOB Southeast Asia Painting of the Year. Mereka adalah Y. Indra Wahyu (2012), Antonius Subiyanto (2014), Anggar Prasetyo (2015), dan Gatot Indrajati (2016).
 
Anda dapat mengakses karya lukisan para pemenang di UOB Plaza, Jakarta, dari 26 Oktober – 26 November 2017. Selanjutnya, karya-karya tersebut juga akan dipamerkan di UOB Art Gallery, UOB Plaza 1, Singpura dari 16 November 2017 hingga akhir Januari 2018. (f)
 


Topic

#pameran