Foto: Shutterstock
Bicara tentang tren bisnis 2022, Yuswohady, Managing Partner Inventure dan pakar marketing, menyebutkan bahwa kedepannya model bisnis individual entrepreneur akan semakin berkembang. “Perusahaan yang skalanya individu, karyawannya tidak besar, tapi tidak kalah dengan korporasi besar. Digitalisasi telah memungkinkan bisnis jenis ini berkembang pesat. Ini menguntungkan bagi wanita, yang selalu menghadapi tantangan bekerja sekaligus mengurus keluarga,” ungkap Yuswohady.
Penulis buku berjudul COOL+AGILE Brands ini menyebutkan beberapa contoh individual entrepreneur sukses yang berhasil membangun kerajaan bisnis. Seperti Rans Entertainment yang didirikan selebriti Raffi Ahmad dan istrinya Nagita Slavina dan MS Glow brand kecantikan yang dibangun oleh duet selebgram dan pengusaha Maharani Kemala dan Shady Purnamasari.
“Awalnya mereka content creator via YouTube, reseller produk kosmetik, yang akhirnya menjadi besar karena community base. Mereka ini individual entrepreneur yang memanfaatkan digital sebagai enabler untuk mengumpulkan massa dan menciptakan bisnis,” jelasnya.
Ia memprediksi tahun 2022, akan lebih banyak muncul stay at home business yang dijalankan wanita. “Tren global resignation diprediksi terjadi di negara-negara maju ketika pandemi pulih. Banyak yang tidak mau kembali kerja di kantor, terutama wanita, karena ketika work from home, manajemen rumah bisa tertangani dan balance. Mereka mulai bergeser menjadi entrepreneur yang base on home business," katanya.
Untuk scaling up, menurut Yuswohady, rumus bisnis yang ampuh adalah membangun komunitas. “Pattern yang paling aman adalah dengan community base atau mengumpulkan massa. Ketika ‘customer’ terbentuk, baru mulai membuat produk. Atau produknya sudah ada, lalu membangun basic konsumen yang kuat dan pengembangan produk.”
“Inilah kekuatan bisnis di era digital. Kalau dulu orang bisa menggunakan infrastruktur yang besar, sekarang dengan media sosial yang gratis, lalu menarik massa lewat konten,” tambahnya.
Yang menarik dari model bisnis ini menurut Yuswohady, ketika base community sudah terbentuk, seorang individual entrepreneur tidak harus memproduksi semua produknya sendiri, tapi bisa mengembangkan portofolionya melalui kolaborasi dengan berbagai pihak. “Jadi, kolaborasi menjadi semakin penting di masa depan.”
Dalam buku COOL+AGILE Brands Yuswohady menyebutkan triple disruption yang terjadi selama 5 tahun terakhir. yaitu digital disruption, millenial disruption, dan pandemic disruption telah memunculkan era keemasan baru. Ada tiga jenis usaha yang dapat bertahan di masa tersebut: The Digital, yaitu brand yang mengandalkan kapabilitas digital untuk memenangkan persaingan, The Creatives, yaitu brand yang adaptasinya tinggi tapi tak mengandalkan kapabilitas digital, dan The Agiles yaitu brand yang kemampuan adaptasi maupun digitalisasinya excellent sehingga sangat tangguh bersaing di pasar. (f)
Baca Juga:
5 Tren Bisnis yang Akan Booming di 2022
4 Tips Memulai Bisnis ala Susi Pudjiastuti
Pentingnya Menggugah Emosi Pelanggan dalam Konten Media Sosial
Faunda Liswijayanti
Topic
#bisnis, #tren, #2022, #tren2022