
Foto: Pixabay
Hasil survei Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di tahun 2016 di atas sebenarnya cukup positif, namun pada sebagian besar orang hal ini masih menyisakan tantangan. Terutama saat harus dihadapkan pada kuatnya Tarik menarik antara biaya untuk kebutuhan dan gaya hidup.
Perencana keuangan Prita Ghozie melihat gejala yang mengkhawatirkan dari pola konsumsi “experience buying” generasi millennial. Apalagi ketika akun media sosial berubah menjadi etalase pencintraan diri yang terkadang jauh dari kenyataan hidup sehari-hari.
“Biaya hidup itu murah, pamer itu mahal. Sekarang ini, definisi kaya adalah jika bisa hadir konser musisi dunia. Masalah dia kemudian jadi bangkrut, itu masalah nomor sekian,” ungkap CEO ZAP Finance itu di acara talkshow Jenius Cara Pintar Atur Finansial, belum lama ini di Jakarta.
Prita kemudian mengutip sebuah penelitian yang menyebutkan bahwa dengan gaya hidup yang impulsif seperti ini diperkirakan bahwa generasi millennial akan bangkrut di usia 40 tahun! Ada tiga alasan mendasar yang melatari kesimpulan ini, yaitu generasi millennial tidak memiliki tujuan pengeluaran, gagal mengatur keuangan, dan tidak memiliki simpanan dana darurat!
“Berapapun pecahan uang di mesin ATM yang Anda ambil, apakah itu Rp50.000 atau Rp100.000, pasti akan habis dalam jangka waktu tidak terlalu lama. Ini karena tidak ada pembatasan akses dan tujuan yang jelas terhadap penggunaan uang,” lanjut Prita. Tanpa diikuti oleh kontrol uang masuk dan keluar, tahu-tahu mereka baru sadar bahwa tak ada lagi uang tersisa.
Untungnya, di era digital dan serba mobile seperti ini dunia perbankan ikut berinovasi menyediakan perangkat kekinian yang membantu masyarakat untuk mengelola keuangan lebih baik. Salah satunya yang dilakukan oleh Bank BTPN lewat inovasi mereka, Jenius, produk tabungan digital.
Dengan Jenius, nasabah bisa menabung, mengatur limit kartu, bahkan melakukan blokir sementara terhadap penggunaan kartu secara pribadi. Semua bisa dilakukan dengan mudah melalui gawai mereka. Tak ubahnya sistem “amplop” untuk membagi pengeluaran, dengan jenius nasabah dibekali hingga 5 kartu debit dengan peruntukan sesuai pos-pos pengeluaran. Adanya batasan limit sesuai tujuan pengeluaran ini akan menjauhkan kita dari keborosan, atau kebocoran pengeluaran.
“Tidak perlu membuka banyak rekening untuk pos simpanan berbeda. Sebab, Jenius dilengkapi dengan fitur Save It, yang terdiri atas Dream Saver, Maxi Saver, dan Flexi Saver,” jelas Irwan Sutjipto Tisnabudi, Digital Banking Value Proposition and Product Head PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk.
Anda bisa menaruh dana impian liburan ke luar negeri di pos simpanan Dream Saver. Aplikasi digital Jenius ini juga dilengkapi semacam kalkulator yang mensimulasikan dan melaporkan perkembangan tabungan. Sementara itu, untuk keperluan dana darurat Anda dapat menyimpannya di pos Flexy Saver yang bisa diambil kapanpun dan dengan bunga menarik 5% per tahunnya.
“Ke depannya kami akan mengembangkan fungsi Jenius, lebih dari sekadar alat penyimpanan uang dan pembayaran, tapi juga untuk lending dan budgeting,” jelas Irwan, menambahkan bahwa saat ini Jenius telah memiliki 350.000 pengguna, dengan usia rata-rata 17-50 tahun dan terbiasa dengan sistem operasi digital (digital savvy). (f)
Baca Juga:
Strategi Memodali Usaha Sendiri
Posisi Tidur Vs Sifat Keuangan
4 Hal Ini yang Membuat Anda Sulit Kaya
Topic
#keuangan, #tabungan, #digitallife