Money
Cara Membina Kerja Sama yang Berkelanjutan dalam Berbisnis

27 Feb 2021


Dok. Unsplash




Jika bagi kebanyakan masyarakat berbisnis adalah soal meraup keuntungan, maka bagi segelintir orang berwirausaha jauh memiliki makna yang lebih dalam. Salah satunya adalah memberdayakan orang-orang di sekitar. 

Inilah jiwa wirausaha yang dimiliki oleh
Emily Sutanto, Founder Sunria dan Nancy Margried, Co-founder Batik Fractal, dalam menjalankan bisnis mereka masing-masing. 

Hal ini mereka ceritakan dalam webinar Bincang UKM Femina dan Facebook She Means Business bertajuk
Peluang Pasar Ekspor untuk Wirausaha Food & Fashion pada Selasa, 15 Desember 2020 lalu. Di acara yang juga dihadiri oleh Iriana Trimurty Ryacudu, Direktur Pengembangan Pasar dan Informasi Ekspor, Kementerian Perdagangan RI, keduanya setuju bahwa ada misi yang jauh lebih penting dari sekadar mencari laba keuntungan. 

Sunria, yang merupakan sebuah bisnis makanan organik, telah bekerja sama dengan hampir 2.000 petani kecil yang memiliki lahan kurang dari 0,5 hektar per orangnya. Lebih dari itu, untuk memberdayakan mereka lebih baik lagi, Emily telah mensertifikasi sekitar 700 petani agar bisa tembus pasar ekspor. 

“Secara berkelanjutan kami terus membina para petani agar bisa memiliki kualitas ekspor,” cerita Emily yang mengaku banyak bekerja sama dengan petani-petani kecil dari Wonogiri dan Salatiga.

Dalam prosesnya, Emily mengakui bahwa ia tidak sekadar menyuruh para petani untuk melakukan sesuatu guna memenuhi permintaan pasar. Ia justru punya cara sendiri dalam memberdayakan para petani binaannya, yaitu dengan cara mengajarkan mereka ilmu-ilmu tentang system transportasi, bagaimana standar menggiling beras untuk pasar internasional hingga mengetahui spesifikasi kualitas di masing-masing negara, agar mereka bisa melakukan
quality control secara mandiri. 

Salah satu hal yang menurut Emily tak kalah penting dalam membina kerja sama dengan petani adalah mengubah cara pandang mereka terhadap suatu hal atau membuka wawasan seluas-luasya. Dan ternyata ini memberikan tantangan tersendiri bagi tim Sunria.

“Selama ini petani berpikir bahwa mereka bekerja hanya untuk memenuhi kebutuhan pangan. Mereka tidak memikirkan sesuatu yang lebih luas. Sehingga kami perlu mengubah mereka jadi petani yang punya jiwa wirausaha, sehingga mereka lebih focus pada kualitas,” jelas Emily lagi yang sudah mengekspor Sunria ke Malaysia, Singapura, Jerman, Belgia, Prancis, Italia hingga Amerika Serikat.

Dan untuk mengatasi kendala tersebut, Emily pun memutuskan untuk menargetkan binaannya terhadap anak-anak petani atau para petani yang lebih muda. Karena ia percaya bahwa anak-anak petani atau petani muda ini dapat menyerap ilmu lebih cepat dan bisa mengajarkan orang tua mereka lebih mudah. 


 


Dok. Emily Sutanto, Dok. Nancy Margried



Sementara itu, Nancy Margried bersama Batik Fractal memanfaatkan kemajuan teknologi untuk membantu para perajin batik agar lebih relevan dengan zaman. Melalui piranti lunak jBatik, para perajin bisa mendesain sendiri motif batik dengan menggunakan fractal algoritma yang kemudian dapat diproses dengan cara apapun, baik itu secara tradisional maupun modern. 

Piranti lunak jBatik sendiri sudah digunakan untuk memberdayakan lebih dari seribu perajin batik di Indonesia. Mereka membuat variasi baru dari pola batik yang terinspirasi oleh pola tradisional Indonesia.

“Dengan menggunakan jBatik, partisipasi mereka (perajin) terhadap
digital movement bisa bertambah dan langsung. Mereka juga bisa mengetahui bagaimana menggunakan teknologi untuk bekerja. Jadi bukan hanya untuk entertainment, tapi juga memanfaatkan teknologi untuk produktivitas,” jelas Nancy

Jika biasanya proses kreatif membuat motif batik hanya dengan menggunakan pensil dan kertas yang kemudian dijiplak di atas kain, dengan piranti lunak ini para perajin batik dapat melakukannya di komputer. Keuntungannya, para perajin dapat menyimpan motif dalam system
database tanpa takut rusak dan hilang, ataupun memodifikasi ulang dari motif yang sebelumnya sudah pernah dibuat. 

“Teknologi ini dapat mengefisiensi proses desain, database dan pencatatan sehingga akan memudahkan para perajin batik. Setelahnya mereka bisa belajar menggunakan teknologi untuk menjual produk mereka di
e-commerce maupun media sosial,” jelas Nancy lagi yang sudah bekerja sama dengan 3.500 perajin batik.  

Menurut Nancy yang sudah mengekspor produk-produk Batik Fractal ke Kanada, Australia, Inggris, Swiss hingga Belanda, sustainability adalah salah satu hal penting di dunia fashion untuk pasar internasional. Maka untuk memenuhi tuntutan tersebut, Nancy memberlakukan sistem kerja sama yang transparan dengan para perajin batik. Misalnya, memenuhi kriteria
minimum wage atau memberlakukan down payment di awal, sehingga para perajin bisa memanfaatkan dana tersebut untuk produksi. 

Diakui Nancy bahwa membangun kerja sama yang berkelanjutan dengan ribuan perajin batik di seluruh Indonesia bukan pekerjaan yang dapat dilakukan dalam semalam. Butuh waktu yang panjang dan kurasi yang cermat agar bisa membangun kerja sama yang baik dengan para perajin. 

“Hal-hal tersebut memang harus dijaga kepercayaannya selama bertahun-tahun. Kami melakukan kurasi bertahun-tahun, mencoba berkoneksi bertahun-tahun sampai akhirnya kita menemukan formula yang benar,” jelas Nancy lagi. 

Untuk diketahui,
Peluang Pasar Ekspor untuk Wirausaha Food & Fashion adalah webinar kolaborasi antara #SheMeansBusiness Facebook dan Wanita Wirausaha Femina. Sejak tahun 2019, Wanita Wirausaha Femina telah bekerjasama dengan #SheMeansBusiness Facebook menggelar workshop untuk UMKM wanita di kota-kota di Indonesia. Tahun ini, mengikuti kondisi masyarakat, workshop offline tersebut berpindah platform, dilaksanakan di ruang digital lewat Facebook Live di Facebook Page Wanita Wirausaha Femina. 

Diharapkan melalui berbagai
talkshow virtual yang diadakan dengan menghadirkan sejumlah pembicara inspiratif ini, dapat memberikan pengetahuan, jaringan, keterampilan serta teknologi yang dibutuhkan para wanita wirausaha untuk memulai dan mengembangkan bisnis mereka. 

Dan Anda pun bisa mendapatkan keistimewaan untuk bergabung di Facebook Group Wanwir Mahir Digital, dimana menjadi wadah bagi wanita wirausaha untuk berjejaring dan mendapatkan ilmu-ilmu digital marketing baru guna mengembangkan bisnis lebih besar lagi. Ayo segera gabung di FB Group Wanwir Mahir Digital, caranya:

1. Klik link https://www.facebook.com/groups/wanwirmahirdigital/ 
2. Klik permintaan JOIN GROUP
3. Lalu ISI DATA USAHA yang diminta (wajib diisi)
4. Klik Setuju (Agree) rules admin
5. Tunggu approval dari Admin Femina




BACA JUGA :

Memetakan Peluang Ekspor Produk Kuliner dan Mode
Cara Membuat Desain Produk Berkualitas untuk Pasar Internasional
Memetakan Peluang dan Tantangan Ekspor Kopi dan Furnitur dari Indonesia


 


Topic

#tipbisnis, #wanwir