Foto: Muhammad Zaki
Pop art dalam desain interior memiliki ciri khas yang unik, tajam, dan kaya warna. Efek yang dihasilkan bisa mengejutkan, berani, dan terkesan inovatif. Gaya ini berbeda dengan retro, tapi bukan berarti tidak bisa dikolaborasikan. Malah saat diadopsi ke dalam rumah mungil sekalipun, kolaborasi konsep retro dan pop art bisa menjadi daya tarik yang luar biasa.
Seperti hunian milik Apria Rahmadhina di daerah Cileungsi dengan luas tanah 126 m² dan luas bangunan 90 m². Kolaborasi kedua konsep pop art dan retro dengan sedikit etnik terlihat ‘menyuarakan’ kesan dekoratif yang atraktif.
Alasan penggabungan konsep ini karena Apria merasa warna-warna yang digunakan sangat menggambarkan kepribadiannya yang ceria. “Saya tidak suka warna monoton yang cenderung minimalis, seperti abu-abu, hitam, dan putih saja. Dengan banyak bermain warna kontras, tampilan rumah terlihat playful,” ucap wanita yang suka melukis ini.
Untuk pemilihan furnitur, ia banyak menggunakan barang-barang bekas dan antik, yang dicarinya di Jakarta, Yogyakarta, hingga ke Lampung. Sebagian besar didapatkannya melalui Instagram. Dari meja tegel, kursi jengki, meja besi, hingga aksesori pendukung, seperti telepon, radio, dan televisi.
“Untuk varian pajangan dinding bermaterial kayu dengan karakter gambar, warna, dan tulisan yang berkonsep pop art, saya beli di sebuah toko khusus pajangan kayu di daerah Pondok Bambu. Agar terlihat lebih ramai, saya tambah dengan pajangan dinding dalam frame dengan motif geometris yang mencirikan gaya retro,” ujar ibu satu putri ini.
Adapun warna yang diaplikasikan pada tiap ruang saling berbeda agar suasana yang diciptakan juga kontras, tapi tetap nyaman. Permainan banyak warna ini juga strategi agar penghuni rumah dan tamu tidak bosan.
Penggabungan dua warna, yakni dusty pink dan maroon keunguan pada ruang tamu misalnya terlihat bertabrakan, tapi harmonis saat disandingkan dengan sofa kuning, kursi kayu putih dan permainan warna menyala pada cushion dan pajangan dinding.
Di kamar tidur, diaplikasikan cat warna mint green dengan sedikit sentuhan etnik pada bed runner di tempat tidur. Sentuhan etnik juga berlaku pada jendela sisir (krepyak) untuk menambah kesan jadul dan mengingatkannya pada suasana kampung halaman.
Pada ruang keluarga diaplikasikan cat warna biru dan beige. Ruang ini pula yang dijadikan area bermain anak dengan ‘bumbu-bumbu’ aksesori tempo dulu. Ada televisi kuno, jendela sisir, pajangan dinding dari seng dengan pesan-pesan yang membuat orang tersenyum saat membacanya.
Untuk dapur, suasana yang diciptakan lebih terang dengan aplikasi cat warna peach dan oranye tembaga. Kesan retro terlihat pada lukisan dinding, tulisan pada lukisan, serta karakter kaki furnitur baik meja maupun kursinya yang runcing. Hasil dari peleburan konsep retro dan pop art ini terbukti bisa membuat istana sekecil apa pun terlihat ceria. (f)
Baca juga:
Hiasan Dinding yang Cocok dengan 5 Tipe Ruangan Rumah
Tip Membuat Ruang Bermain Anak di Rumah
6 Cara Membuat Rumah Mungil Anda Lebih Segar & Nyaman
Ingin Rumah Mungil Anda Lebih Rapi? Gunakan Perabot Multifungsi
Topic
#interior, #gayaretro, #rumah