Health & Diet
Hati-Hati, Lebih dari 200 Penyakit dapat Menular melalui Makanan

27 Sep 2018


Dok: Pexels
 
World Health Organization (WHO) menyatakan lebih dari 200 penyakit berpotensi dapat menular melalui makanan. Penyakit yang ditularkan melalui makanan atau WHO menyebutnya dengan penyakit bawaan pangan (Food Borne Diseases) merupakan penyakit yang menular atau keracunan yang disebabkan oleh mikroba atau agen yang masuk ke dalam badan melalui makanan yang dikonsumsi.

Di Indonesia, pada 2017, berdasarkan data dari Direktorat Kesehatan Lingkungan dan Public Health Emergency Operation Center (PHEOC) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) tercatat Kejadian Luar Biasa (KLB) keracunan pangan berjumlah 163 kejadian, 7132 kasus dengan Case Fatality Rate (CFR) 0,1%.

Menurut data 2017, Pulau Jawa masih mendominasi dalam 5 besar provinsi dengan KLB keracunan pangan tertinggi, yaitu Jawa Barat (25 kejadian keracunan pangan), Jawa Tengah (17 kejadian), Jawa Timur (14 kejadian), Bali (13 kejadian), dan Nusa Tenggara Barat (12 kejadian).

KLB keracunan pangan menduduki urutan ke-2 dari laporan KLB yang masuk ke PHEOC, setelah difteri. Ini artinya KLB Keracunan Pangan masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang harus diprioritaskan penanganannya. Kecenderungan kejadian KLB keracunan pangan sebagian besar masih bersumber dari pangan siap saji. Berdasarkan jenis pangan, umumnya yang menjadi penyebab KLB keracunan pangan berasal dari masakan rumah tangga (36%).

Ada 3 kelompok bahaya pangan yang perlu kita ketahui yaitu bahaya biologi, bahaya kimia, dan bahaya fisik. Makanan yang terlihat menarik, nilai gizinya sudah tercukupi, namun jika dalam pengelolaannya terjadi pencemaran baik fisik, biologi ataupun kimia maka makanan yang enak dan nikmat pun menjadi tidak aman bahkan tidak layak dikonsumsi.

Memperingati Hari Kesehatan Lingkungan Sedunia pada 26 September yang mengusung tema Food Safety and Sustainability, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menggalang gerakan ‘Dengan Makanan Sehat, Keluarga Sehat, Indonesia Sehat’.

Untuk meningkatkan perlindungan kesehatan dari makanan yang dikonsumsi, rumah tangga harus menjadi lini pertama keamanan pangan. Menurut Prof. Dr. Ir. Harsi Dewantari Kusumaningrum, Guru Besar Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB), produk pangan yang masuk ke dalam rumah tangga hampir 50 persen tercemar oleh bakteri penyebab penyakit. “Bakteri penyebab penyakit ini sebenarnya terus berubah dan terus kita temukan. Tentu dari proses pengolahan itu akan sangat penting,” kata Prof. Harsi, Rabu (26/9) di Gedung Kementerian Kesehatan, Jakarta.

Ia menambahkan bakteri yang sampai ke pangan bisa melalui berbagai media. Pertama, bakteri yang bersumber dari bahan pangan itu sendiri, seperti buah-buahan dan sayuran yang bakterinya bersumber dari tanah, pupuk, dan air. Kedua, bakteri pada daging dan susu, yang potensi pencemaran bakterinya bisa berasal cara penyembelihan yang tidak benar atau proses pemerahan yang kurang steril. Ketiga, bakteri yang muncul dari limbah rumah tangga. Penanganan limbah yang buruk menjadi sumber kontaminasi. Hal tersebut harus diatasi dangan pengaturan atau penanganan limbah secara baik. Keempat, bakteri yang berasal dari peralatan yang digunakan dalam mengolah makanan.

Bagaimana penyediaan pangan yang aman? Berikut ini tip dari Prof. Hasri:

1/ Masalah utama keamanan pangan adalah cemaran mikroba karena rendahnya kondisi kebersihan dan sanitasi. “Sebetulnya kebersihannya dari kita sendiri, tangan. Tangan kita itu membawa bakteri staphylococcus aureus yang bisa menghasilkan toksin yang bisa menyebabkan keracunan pada tangan,” katanya.

2/ Lakukan pemisahan bahan pangan mentah, karena pangan mentah biasanya membawa bakteri penyebab penyakit yang mungkin berpindah selama penyiapan pangan, misalnya pisau yang digunakan memotong daging kemudian digunakan untuk memotong sayuran tanpa dicuci terlebih dahulu. “Ini bisa memindahkan bakteri yang tadinya dari daging ke sayuran mentah,” jelasnya.

3/ Masaklah pangan dengan benar artinya memasak pangan dengan seksama sampai seluruhnya terpapar panas, karena memasak yang tepat dapat membunuh hampir semua mikroba berbahaya.

4/ Ketahui bahayanya dan berhati-hatilah dalam penggunaan bahan pangan berbahaya seperti formalin, boraks, dan pewarna tekstil. (f)

Baca Juga: 

Ikuti 9 Tip Berikut untuk Menghemat Uang Belanja
Mengapa Orang Tua Perlu Mengenalkan Makanan Sehat Sejak Anak Usia Dini?
Eating Clean, Solusi Sehat ala Inge Tumiwa, di Jakarta Eat Festival 2018











 

Faunda Liswijayanti


Topic

#kesehatan, #foodpoisoning