
Femina tengah dalam perjalanan menuju Worldchef Congress & Expo 2024 yang digelar hari ini, 21 Oktober 2024, di Marina Bay Sands. Bertemakan Culinary Infinity, kongres ini berjalan di tahun ke-94 dan dihadiri pelaku industri dari seluruh dunia.
Femina bersiap menjadi audiens di sesi yang ditunggu-tunggu, yakni UFS Future Menus Report 2024 milik Unilever Food Solutions. Sesi akan digelar di meja berbentuk angka delapan, mencerminkan kemungkinan tanpa batas yang dapat terjadi di masa depan. Ada empat kuadran yang mewakili empat dari delapan tren yang bakal terungkap.
Peserta sesi akan diajak menelusuri Culinary Infinity ini. Walau tanpa urutan yang ditentukan, peserta harus menyelesaikan perjalanan Culinary Infinity agar merasakan cita rasa masa depan secara utuh.
Pembicara:
Rasmus Munk (Co-Owner dan Head Chef Alchemist, #5 World’s Best Restaurant List)
Asma Khan (bintang Netflix Chef’s Table)
Haya dan Ilan Molcho (pendiri grup restoran Neni)
Karen Shu (Chef-Owner restoran And/Or)
Diego Garcia -Vega (zero-waste chef/ TV personality di Spanyol)
Stijn Kuppens (Google)
Star Chen (CEO Unilever Foods Solutions)
Angela Klute (CMO Uniler Food Solutions)
Hanny van Amerongen (Head of R&D Uniler Food Solutions)
Dorothy Shaver (Global Food Sustainability Director di Unilever)
Jim Stolze (MC)
Perjalanan akan dibuat semakin hidup melalui interpretasi menjelajahi setiap sudut ‘medan tren’. Menu dalam tren Flavour Shock terdiri atas Tempura with Matcha Sauce, Chocolate with Golden Egg Powder, and Truffle Ball Fermented Cassava disajikan di atas batu lava dan obsidian yang mengilap.
Medan tren Local Abundance akana menunjukkan apa yang mungkin terjadi jika kita melangkah ke masa depan dengan konsep berkelanjutan di dalam pikiran dan makanan kita. Para peserta dapat ‘berburu’ di bagian tertentu dari pameran UFS, mencari berbagai rempah khas Indonesia seperti kemiri, asam jawa, lengkuas, temu kunci, dan membawa pulang rasa tanggung jawab bersama dalam menjaga Bumi sembari mengonsumsi makanan untuk memenuhi kebutuhan tubuh sehari-hari.
Di sisi lain, pemanfaatan bahan baku dan sumber daya dengan bijak menjadi esensi keberlanjutan yang nyata. Para peserta berubah dari pemburu makanan menjadi ahli kimia saat medan tren Low-Waste Menus dihadirkan dalam bentuk lanskap gurun tandus. Bagian ini diharapkan memprovokasi tentang bagaimana mengubah apa yang tampaknya ‘tidak dapat digunakan’, namun sebenarnya adalah harta karun penuh dengan kelezatan!
Di medan tren Modernised Comfort Food, masa depan terasa familiar namun juga ada yang masih belum dipetakan. Banyak hal untuk dijelajahi dan dicoba, dari mana pun peserta memulainya. Para peserta dibekali dengan nostalgia dapur masa kecil serta selera petualangan saat mereka menjelajahi berbagai cita rasa lama dan baru.
"Kami berharap kesimpulan bersama yang dapat dipetik adalah masa depan makanan dapat berkembang ke berbagai arah, bahkan mungkin tak terbatas, dan itu bukanlah hal yang menakutkan. Justru, kemungkinan yang tak terhitung jumlahnya inilah yang seharusnya membuat industri kita bersemangat untuk menyambut masa depan,” ujar Regional Marketing Director UFS Southeast Asia, Vangie Hu. (f)
Baca juga:
Ini Wanita di Belakang Dubai Chocolate Bar yang Viral
Daun Jati Bikin Gudeg Berwarna Gelap? Ini Alasannya!
Brunch di Mana Weekend Ini?
Trifitria Nuragustina
Topic
#kuliner