Cokelat pun memiliki label sebagai pangan sehat. Lantas, apakah ini berlaku untuk semua jenis cokelat?
Jawabannya ternyata tidak.
Banyak yang masih mengira semua jenis cokelat itu sama, padahal kandungan baiknya sangat tergantung pada komposisi cocoa mass-nya.
Biji kakao, sumber dari cacao mass, mengandung antioksidan, yakni polifenol dan flavonoid yang berfungsi sebagai penangkal radikal bebas. Kandungan ini menjaga tekanan darah sekaligus mengurangi risiko penyakit jantung.
Selain itu, biji kakao mengandung theobromine dan fenetilamina, yaitu senyawa yang memiliki efek untuk meningkatkan kadar serotonin di dalam otak. Sejatinya, jika serotonin meningkat, timbul perasaan senang dan bahagia, mood negatif pun bisa teratasi.

Dok.Freepik
Kandungan baik ini banyak didapat di jenis-jenis artisan chocolate.
Artisan chocolate dibuat dari chocolate couverture, yakni jenis cokelat yang kandungan cocoa mass-nya dipertahankan.
Pada label, persentase cocoa mass tertera, bentuk transparansi bahan dan kebanggaan sang produsen. Semakin tinggi persentasenya, semakin banyak kandungan baik cokelatnya (dan biasanya harganya akan semakin tinggi).
Jadi, walau rasanya akan pahit dan mengandung sedikit acidity, cokelat ini semakin baik manfaatnya.
Keunggulan lainnya adalah faktor cita rasa. Pada chocolate couverture dilalui proses fermentasi pada biji kakao. Gunanya, mengembangkan flavor profile cokelat.
Sebaliknya, pada produksi cokelat masal, dipakai bahan baku chocolate compound dan nonfermentasi.
Dalam prosesnya, kandungan cocoa butter diangkat dan digantikan minyak nabati. Untuk mengompensasi cita rasa, biasanya ditambahkan gula dan susu bubuk. Cocoa butter-nya lantas dijual sebagai bahan baku ke pabrik-pabrik seperti kosmetik, farmasi, atau juga makanan.
Dok. Ranjana
Maka di tengah gaya hidup sehat kalangan urban, cokelat semakin menjadi opsi kudapan sehat. Produsen lokal pun bermunculan.
Yang terkini, Ranjana yang memasok bahan bakunya dari biji kakao wilayah Berau, Kalimantan Timur.
Biji kakao yang dipakai Ranjana dihasilkan dari budidaya tanaman kakao secara organik. Wilayah tanamnya pun bukan area perkebunan khusus kakao namun hanya di sekitaran hutan sosial yang dulunya sebagian adalah logging area. Hal ini sekaligus sebagai upaya dukungan melindungi konservasi hutan di Kalimantan Timur. Istimewanya lagi biji kakao Berau lolos seleksi Indonesian National of Cocoa Excellence 2021, ajang 2 tahunan yang diadakan oleh Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia.
Pada cokelat Berau ini misalnya, hadir aroma bunga sekaligus kayu (woody), dan sedikit nutty. Produsen cokelat yang mengarah ke produksi artisan memang berlomba mencari daerah yang tanahnya mampu memproduksi biji kakao dengan aroma dan rasa unik. Berbanding terbalik dengan chocolate compound yang bisa saja diolah dari biji kakao curah, dikumpulkan dari daerah manapun.
Ranjana adalah sebagian dari produsen cokelat lokal yang bermekaran. Cita-citanya, lidah konsumen terpuaskan, badan pun menjadi sehat.
Jadi, sudahkah Anda makan cokelat berkualitas hari ini? (f)
Artisan chocolate dibuat dari chocolate couverture, yakni jenis cokelat yang kandungan cocoa mass-nya dipertahankan.
Pada label, persentase cocoa mass tertera, bentuk transparansi bahan dan kebanggaan sang produsen. Semakin tinggi persentasenya, semakin banyak kandungan baik cokelatnya (dan biasanya harganya akan semakin tinggi).
Jadi, walau rasanya akan pahit dan mengandung sedikit acidity, cokelat ini semakin baik manfaatnya.
Keunggulan lainnya adalah faktor cita rasa. Pada chocolate couverture dilalui proses fermentasi pada biji kakao. Gunanya, mengembangkan flavor profile cokelat.
Sebaliknya, pada produksi cokelat masal, dipakai bahan baku chocolate compound dan nonfermentasi.
Dalam prosesnya, kandungan cocoa butter diangkat dan digantikan minyak nabati. Untuk mengompensasi cita rasa, biasanya ditambahkan gula dan susu bubuk. Cocoa butter-nya lantas dijual sebagai bahan baku ke pabrik-pabrik seperti kosmetik, farmasi, atau juga makanan.

Dok. Ranjana
Maka di tengah gaya hidup sehat kalangan urban, cokelat semakin menjadi opsi kudapan sehat. Produsen lokal pun bermunculan.
Yang terkini, Ranjana yang memasok bahan bakunya dari biji kakao wilayah Berau, Kalimantan Timur.
Biji kakao yang dipakai Ranjana dihasilkan dari budidaya tanaman kakao secara organik. Wilayah tanamnya pun bukan area perkebunan khusus kakao namun hanya di sekitaran hutan sosial yang dulunya sebagian adalah logging area. Hal ini sekaligus sebagai upaya dukungan melindungi konservasi hutan di Kalimantan Timur. Istimewanya lagi biji kakao Berau lolos seleksi Indonesian National of Cocoa Excellence 2021, ajang 2 tahunan yang diadakan oleh Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia.
Pada cokelat Berau ini misalnya, hadir aroma bunga sekaligus kayu (woody), dan sedikit nutty. Produsen cokelat yang mengarah ke produksi artisan memang berlomba mencari daerah yang tanahnya mampu memproduksi biji kakao dengan aroma dan rasa unik. Berbanding terbalik dengan chocolate compound yang bisa saja diolah dari biji kakao curah, dikumpulkan dari daerah manapun.
Ranjana adalah sebagian dari produsen cokelat lokal yang bermekaran. Cita-citanya, lidah konsumen terpuaskan, badan pun menjadi sehat.
Jadi, sudahkah Anda makan cokelat berkualitas hari ini? (f)
Trifitria Nuragustina
Topic
#Indonesianchocolate, #berau, #kalimantantimur, #organicchocolate