Food Story
Avidyarahma Noviyanto: Berbagi Bahagia dengan Gelato Vegan

22 Mar 2020

Dok. Avidyarahma Noviyanto

Pada tahun 2013, dokter mendiagnosis Avi dengan beberapa penyakit pencernaan kronis. Saat itu terjadi, ia hanya bisa terbaring lemah di tempat tidur, bahkan hingga harus menjalani tindakan operasi. Kemudian dokter kembali memvonis bahwa penyakit tersebut membuatnya bergantung pada obat-obatan, membatasi beberapa aktivitas, dan melarang dirinya untuk mengonsumsi berbagai macam makanan, termasuk susu, daging merah, dan masih banyak lainnya.

“Selesai sudah. Seperti itu rasanya,” ungkap Avi, saat mengingat keinginannya kala itu untuk mendirikan sekolah dan menjadi pengajar dengan gelar arsitek yang baru saja ia terima. Hal pertama yang terlintas dalam benak Avi adalah limitasi kegiatan dan tidak bisa makan apa-apa, termasuk dessert yang selama ini menjadi kesukaannya. Padahal, ia bisa melewatkan waktu makan hanya untuk menikmati seporsi dessert.
           
Avi sangat bersyukur memiliki keluarga yang sangat suportif. “Orang tua saya selalu menyemangati saya untuk berbuat baik, setidaknya untuk diri sendiri,” kenangnya. Itu adalah motivasi yang membuat Avi terus fokus mencari solusi untuk dirinya sendiri  daripada fokus pada masalah yang dihadapinya.         
Avi yang gemar  baking dan senang berada di dapur akhirnya memutuskan untuk memulainya dari mengubah pola makan dengan alternatif bahan makanan yang lebih sehat untuk dirinya. Berbagai pola diet, seperti plant based hingga raw food, dan alasan di baliknya, ia pelajari. Ia mengumpulkan informasi dari buku dan film dokumenter.

Di saat bersamaan ia kerap menghadiri kelas memasak makanan sehat, kegiatan komunitas conscious living untuk mencari dukungan dan ilmu. Mendengarkan perspektif baru tentang hidup sehat membuatnya belajar tentang pentingnya menghargai diri sendiri dengan ‘mendengarkan’ kemauan dan kebutuhan tubuh. Karena, tiap tubuh manusia memiliki well-being dan kebutuhannya sendiri-sendiri.
         

Dok. Avidyarahma Noviyanto

Makin mengerti dengan kondisi tubuhnya, ia makin tahu apa yang harus dilakukan, seperti pemilihan pola makan seimbang untuk tubuhnya. Manfaat pola makan sehat begitu dirasakan Avi saat ia mencoba merawat dirinya sendiri. Namun, kebahagiaan saat menikmati frozen dessert, salah satu dessert kegemarannya, belum bisa dirasakannya kembali, mengingat susu yang menjadi bahan bakunya adalah pantangan untuk Avi. “Saat itulah saya mulai mencoba membuat gelato vegan yang bebas susu, telur, dan gula rafinasi,” ujarnya. Setelah berhasil membuatnya dan ia tahu ada juga orang lain dengan pantangan makanan serupa yang menginginkannya, Avi membuka Orvia Coffee & Vegan Gelato untuk berbagi dengan orang-orang di sekitarnya.  

Awalnya, banyak yang skeptis tentang rasa dan tekstur gelato buatan Avi. Namun, bagi mereka yang memiliki kondisi kesehatan khusus, kerinduan menikmati makanan manis yang menjadi pantangan ini terobati. “Melihat senyum mengembang di wajah mereka  dan bisa menjadi bagian dalam kehidupan atau perayaan sederhana mereka, sangat menyenangkan,” ucapnya.
 
Dok. Avidyarahma Noviyanto       
 
          Suatu ketika, saat Avi sedang berjualan gelato di sebuah bazar, ada seorang anak yang melintas di depannya. “Dia seperti ingin sekali mencoba gelatonya, tapi dia pergi begitu saja,” cerita Avi. Entah mengapa, saat itu Avi tergerak untuk bertanya kepada anak tersebut. Ternyata, dia memiliki kondisi kesehatan yang tidak memperbolehkannya mengonsumsi susu dan cokelat. Setelah Avi menjelaskan kepada kedua orang tuanya, akhirnya anak kecil itu mencoba gelato teh hijau buatannya. Orang tuanya mengatakan, biasanya penyakit anaknya akan kambuh di suapan ketiga. Namun, anak itu berhasil menghabiskan gelato buatan Avi tanpa kendala apa pun. Melihat anak kecil itu gembira, Avi  makin semangat mendalami dunia gelato yang lebih sehat.
 

Dok. Avidyarahma Noviyanto

“Awalnya, ini memang untuk diri saya sendiri, kemudian untuk mereka yang juga memiliki kondisi khusus. Kini, saya mengembangkannya agar gelato vegan ini bisa juga dinikmati siapa saja, walaupun mereka tak punya pantangan. Saya ingin gelato ini bisa membawa orang untuk kumpul bersama,” terang Avi. Pilihan rasanya, seperti teh melati, martabak kacang, dan pisang bakar bisa membangkitkan kenangan penikmatnya, bahkan untuk mereka yang tanpa keluhan kesehatan. Makin dikenal sebagai penyedia gelato vegan, makin banyak pula macam kondisi kesehatan pelanggan yang dijumpainya. Karena  itu, ia juga membuat gelato berbasis santan dan kacang mete untuk mereka yang alergi kedelai.

Berbagi dan saling menjaga, itu yang membuat Avi terus memacu dirinya. Kini ia sedang melanjutkan proses belajar membuat gelato di Italia. Mendalami cara menghasilkan gelato yang sehat yang fokus pada nutrisi baik, memperhatikan kebutuhan alergi khusus terhadap penggunaan gula. Tentu saja, ini untuk dirinya, mereka yang alergi gula, dan mereka yang health conscious.

 


Topic

#Gelato , #Vegan