Food Review
Menikmati Chai Autentik di Chaiholics

23 Aug 2019


Foto: dok. Chaiholics
 
Penikmat teh, kini bisa mencoba Chai Latte dengan berbagai aroma di Jakarta. Hadir sebagai kedai teh bistro pertama di Indonesia, Chaiholics, yang berasal dari Singapura ini, menyajikan kreasi teh dari daun teh pilihan. Di sini, teh berkualitas tinggi diimpor dari perkebunan bebas pestisida di Himalaya. Bekerja sama dengan JW Marriot Hotel Jakarta, Chaiholics membuka gerainya ditengah-tengah suasana outdoor yang nyaman dan berkelas, di area teras lobi JW Marriot Hotel Jakarta.

Chai adalah teh hitam berempah dan bisa ditambahkan susu. Rempahnya beragam, misalnya; kapulaga, serai, jahe, kayu manis, hingga saffron. Di Chaiholics, ada 12 varian chai berdasarkan kandungan rempah di dalamnya yang dibagi menjadi 2 kategori sesuai cara pembuatannya.
 

Mesin Chaipresso
Foto: dok. Chaiholics

Yang pertama, teh yang dibuat menggunakan mesin chaipresso, yaitu mesin espresso yang sudah dimodifikasi dan dibuat di Italia khusus untuk teh. “Cara pakainya sama seperti mesin espresso kopi. Daun teh di press dan diekstraksi selama 25 detik. Karena mesin ini manual, aroma teh akan  keluar pada saat setiap tuas diangkat dan harum sekali,” jelas Jerry Singh, CEO Chaiholics. Classic Masala, Zesty Ginger, Refreshing Lemongrass, Aromatic Cardamom, Summer Rose dan Chocolate-T diramu menggunakan mesin ini.

Kategori yang kedua adalah chai yang dibuat secara manual dan disajikan dalam pot, gaya ini biasanya disebut orthodox tea, teh tradisional, atau teh tubruk. Terdiri dari 6 varian, yaitu : White Peony, Queen’s Tea, Oolong Tea, Darjeeling Tea, Green Tea dan Bulgarian Rose Tea.
 

Jenis-jenis teh
Foto: dok. Chaiholics
 
Managing Director Himalayan Brew, Rajiv Sud, adalah sosok yang bertanggung jawab atas racikan teh di Chaiholics. Ia menerangkan bahwa tiap teh dipetik dan diproses dengan cara berbeda. White Peony, misalnya, hanya bisa dipetik di pagi hari, karena rasanya akan berbeda apabila dipetik siang hari. “Karakter White Peony itu sangat lembut, rasanya juga halus di lidah. Semua karakter itu baru akan keluar jika dipetik pagi hari,” tuturnya.

Satu lagi teh yang harus dicoba di Chaiholics adalah Bulgarian Rose Tea. Rajiv meraciknya dari bunga mawar yang tumbuh di Himalaya dan daun teh hijau. Rasanya juga lembut di lidah dengan semburat aroma mawar. Menurut Rajiv, jenis teh ini disukai oleh Dalai Lama, dan menjadi signature premium tea Chaiholics.
 
Selain untuk selera masing-masing, rasa manis dalam menikmati secangkir teh sebaiknya diwujudkan dengan tambahan madu atau susu. Rajiv tidak menyarankan penambahan gula, karena rasa pahit dan wangi dari teh justru bisa menciptakan sensasi tersendiri bagi penikmatnya.
 

Ox-Tail Samosa by Sailendra Restaurant
Foto: dok. Chaiholics
 
Selain teh sebagai minuman, hadir juga soft serve ice cream dan yoghurt yang diinfusi teh. Sebagai kudapan yang menamani acara minum teh, camilan dengan cita rasa yang tidak terlalu kuat disarankannya. Ini agar rasa teh tidak hilang. ”Kami juga menyediakan berbagai kue tanpa telur dan sajian makanan dari Sailendra Restaurant,” kata Adeza Hamzah, Cluster Director of Marketing JW Marriot Hotel Jakarta. Dengan kapasitas tempat duduk hingga 70 orang, Chaiholics buka setiap hari, jam 7 – 11  malam.


Topic

#teh, #chaitea