Foto: Dok. Femina
Lama mendunia sebagai negeri bahari, Indonesia menyusulkan reputasi ini dengan membangun pasar ikan modern pertamanya. Pasar Ikan Modern (PIM) Muara Baru merelokasi nyaris 1.000 pedagang dari Pasar Ikan Muara Baru. Tampilannya kekinian, seperti bangunan kantor. Optimisme perlu berjalan beriringan: pemerintah sebagai penggerak fasilitas hingga konsumen urban yang menjadi target baru.
PASAR IKAN KINI BERSIH
Beberapa kali femina pernah mengunjungi berbagai pasar ikan di mancanegara. Mencoba tantangan makan live octopus di Noryangjin Fish Market di Seoul, menikmati Sake-Ikura Oyakodon di sekitaran Pasar Tsukiji di Tokyo, atau memborong seafood segar di Sydney Fish Market. Dikembangkan sebagai destinasi wisata, pasar-pasar ini punya magnet untuk dikunjungi turis.
Di sana, perdagangan di pasar ikan yang dinamis jadi atraksi utama. Bongkar muat truk berisi hasil laut, lalu-lalang cepat drum berisi ikan, hingga komunikasi jual-beli yang khas. Berbeda dengan berbelanja ikan di supermarket, atmosfernya memukau awam. Belum lagi dijualnya hasil laut yang jarang dilihat dan harganya ekonomis!
Di kebanyakan pasar ikan di Indonesia, pembelian ikan masih menjadi teritori pembeli partai besar. Kesan pasar yang becek dan kotor membatasi masuknya target populasi baru ke area niaga, yakni pembeli eceran. Padahal, tampilan pasar yang menarik akan mendorong minat makan ikan. Demand ini menjadi faktor penting naiknya perekonomian nelayan.
Pasar ikan sebagai tujuan jalan-jalan mulai terasa dengan dibangunnya Pasar Ikan Modern (PIM) Muara Baru. Groundbreaking pada pembangunan seluas 2 hektare pada lahan 4,15 hektare dilakukan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan RI, Susi Pudjiastuti, Februari 2018. Presiden RI Joko Widodo meresmikannya pada 13 Maret 2019. APBN 2018 sebesar Rp150 miliar dicurahkan untuk terobosan ini.
PIM Muara Baru mengubah potret usang Pasar Ikan Muara Baru yang sudah berdiri 30 tahun yang dulunya hanya satu lantai. Kini, area basah dan area kering dipisahkan di bangunan tiga lantai ini yang jaraknya hanya bersebelahan dengan pasar lama. Migrasi pedagang berjalan serentak, tanpa polemik, dan melibatkan tokoh masyarakat. Modernisasi menjanjikan mereka perbaikan ekonomi serta produktivitas.
Para pedagang harus belajar banyak hal baru. Dari faktor kebersihan, sistem penyimpanan stok, tata letak barang, penggunaan alat-alat penunjang perdagangan yang lebih modern, hingga kualitas hasil perikanan dan kelautan. Mereka kini didukung instalasi pengolahan air limbah (IPAL), depot es dan garam, hingga chilling room berkapasitas 30 ton.
“Sedang diupayakan sistem cashless payment hingga aplikasi berisi data jenis, volume, dan harga ikan untuk pengunjung umum. PIM Muara Baru tengah berproses menuju cita-citanya sebagai pasar ikan wisata,” ujar Isjaturradhijah, Kasubdit Kemitraan Publik, Direktorat Pemasaran KKP RI. Microsite untuk PIM Muara Baru juga ada di tengah rencana.
Ada CCTV untuk memantau kemungkinan adanya pelanggaran. Diturunkan tujuh personel Tim Pendamping KKP untuk PIM Muara Baru untuk sidak lapangan. “Kami tidak ingin ada ikan berformalin, yang diberi pewarna nonmakanan, hingga adanya hasil laut yang dilindungi,” ujar Hadi Suprapto, salah satu dari tujuh Tim Pendamping KKP. Image menjadi hal penting dalam mengubah stigma.
Trifitria Nuragustina
Topic
#pasar, #ikan