
Foto: VL, HC
Menjamurnya restoran gaya hidup di Bandung tidak mengurangi kesibukan para penjaja makanan kaki lima dalam melayani penggemarnya. Di tangan mereka, hadir cita rasa yang selalu dicari di tengah bergulirnya tren makanan internasional milik kafe modern.
Berikut ini 10 makanan kaki lima yang membuat Kota Bandung khas karena makanannya. Bagi yang mengaku pengulik kuliner lokal, tak lengkap menyusuri kota ini tanpa mampir sejenak dan jajan mencoba versi terbaiknya!
NASI KUNING
Keunikan nasi kuning di tanah Sunda adalah pendamping sambal oncomnya. Tiap warung yang menjual hidangan serupa, punya resep rahasia. “Dulu, nasi kuning ini dagangnya di depan Gereja St. Paulus. Ini salah satu tempat jajan orang tua waktu masih pacaran,” kenang seorang teman lama femina, Cahyadi Rahardjo, menceritakan Nasi Kuning Lumayan di Jalan Mohammad Toha, Gang Asep. Hampir semua sudut jajanan enak di Bandung dijajaki oleh pria yang lahir dan dibesarkan di Kota Kembang ini.

Warung gerobak nasi kuning yang sudah berjualan sejak tahun 1966 ini kini diteruskan oleh sang cucu. Sambal oncomnya sedikit encer sehingga nasi aromatik berbumbu lengkuas dan daun salam ini menjadi basah dan tertular rasa pedas. Enak! Nasi kuning biasanya disajikan dengan gorengan. Agar tidak kehabisan, datanglah sebelum pukul 10 pagi.
MI AYAM/ YAMIN
Walaupun variasi mi ayam di kota ini begitu melimpah, ada beberapa tempat yang menjadi favorit femina. Yang selalu ada di hampir tiap kios mi ayam adalah yamin. Kalau di Jakarta, yamin biasanya mengacu pada mi ayam yang ditambahkan kecap manis. Di Bandung, yamin tersedia dalam versi asin dan manis.
Salah satunya adalah Mie Aseu di Gang Siti, Kalipah Apo. Dari pukul 8 pagi, warung tenda ini sudah melayani pembeli yang memesan menu yamin asin atau yamin manis. Porsinya cukup besar dengan tambahan kuah berisi pangsit rebus dan bakso. Disertai dorokdok (kerupuk kulit) untuk sensasi kriuk. Selain mi, ada juga pilihan bihun.

Penyuka rasa pedas pasti akan jatuh cinta saat mencicipi Mie Rica di Jalan Kejaksaan. Warung mi ayam yang terletak tidak jauh dari kawasan Braga ini buka dari pagi hingga malam dan akan beristirahat di siang menjelang sore. Selain pilihan topping daging ayam dan sapi, yang paling populer adalah mi rica babi. Daging babi cincang ditumis dengan bumbu pedas. Penyuka pedas pun tak butuh tambahan sambal lagi jika memesan yang ini.
Lain lagi dengan mi ayam gaya Bangka di Bakmi Akim. Sejak tahun ‘70-an, Akim menjual mi ayamnya dengan cita rasa khas kampung halamannya. Lembaran mi halus dengan topping daging ayam cincang tumis khas mi ayam Bangka. Kedai bakmi ini adalah salah satu yang tertua di Bandung.
CIRENG
Ada yang unik dari penamaan jajanan khas Bandung yang terbuat dari aci, sebutan orang Sunda untuk tepung tapioka. Ada cireng (aci digoreng), cimol (aci dikemol/dibulat-bulatkan), dan cilok (aci dicolok). Di antara banyak jajanan aci yang dibuat, cireng begitu melekat dengan Kota Bandung. Versi klasiknya adalah cireng dengan isi sambal kacang.

Gorengan ini kini naik kelas lewat kehadirannya sebagai camilan di banyak coffee shop atau kafe jajanan gaul kekinian di Bandung hingga Jakarta. Meski sudah banyak variasinya dengan isi keju, daging pedas, sosis, atau bakso, yang klasik tetap saja dicari. Salah satu yang masih menyajikan cireng isi sambal kacang adalah Cireng Cipaganti. Racikan sambal kacangnya pun khas sambal kacang gaya Bandung dengan sedikit ‘sentilan’ pedas manis.
MI KOCOK
Menjadi salah satu tempat mi kocok tersibuk se-Bandung membuat femina penasaran dengan Mih Kocok Mang Dadeng di kawasan K.H. Ahmad Dahlan. Sewaktu datang, lebih dari sepuluh saringan untuk menyeduh mi dan taoge sudah siap dengan isinya. Saat tamu datang berbondong, tinggal celup ke dalam panci besar berisi air mendidih. Supersibuk!
Potongan daging dan kikil dalam mangkuk berisi mi dan kuah dari dengkul dan tulang sapi siap disantap. Kuahnya inilah yang menjadi kunci kelezatannya. Pekat dan gurih. Jika kurang puas, pesanlah bakso kuah dan ceker secara terpisah.

MARTABAK
Kalau Anda bukan termasuk orang yang sabar, kios Martabak Andir sepertinya tidak diperuntukkan bagi Anda. Kedai martabak paling sibuk di kota ini setidaknya membutuhkan waktu menunggu 30-45 menit. Sejak buka, penggemarnya sudah memenuhi kios dan siap antre demi sepotong martabak yang dibasahi lelehan mentega atau margarin. Waktu menanti lebih lama akan terjadi kalau memesannya di akhir pekan.
Adonannya bervariasi, sangat mengikuti tren. Selain orisinal, ada adonan pandan, red velvet, taro, atau green tea. Pilihan menunya pun berlimpah, tapi yang favorit adalah pandan jagung yang dibuat menggunakan adonan hijau pandan dan topping jagung manis.
Kalau Anda penyuka jenis martabak tipis kering (tipker), berkenalanlah dengan Martabak Asan. Konon, warung martabak inilah yang menjadi pelopor martabak tipis kering yang kini sangat populer. Meski banyak kedai martabak lain menjual martabak tipker, ini yang paling enak! Adonannya sangat sempurna dan Asan, sang pemilik, piawai menipiskan dan melipatnya dengan rapi. Tidak ada potongan yang retak, apalagi hancur.

Cek juga:
- Kupat Tahu Kalipah Apo: Jl. Kalipah Apo, Pasar Baru (tidak jauh dari Lotek Kalipah Apo).
- Nasi Kuning Lumayan: Gg. Asep, Jl. Mohammad Toha.
- Mih Kocok Mang Dadeng: Jl. Ahmad Dahlan.
- Martabak Andir: Jl.Jend.Sudirman.
- Roti Bakar 234: Gang Kote, Jalan Jend. Sudirman.
- Martabak Asan:Jl. Kebun Kawung. Telp. 0817431192
- Surabi Cihapit: Pasar Cihapit, depan Toko Djitu.
- Mie Aseu: Gang Siti, Jalan Kalipah Apo
- Mi Akim:Jl. Rama
- Lotek Mahmud: Jl. Mahmud IV, no.9. (f)
3 Hal Yang Tak Boleh Dilewatkan Saat Ke Lembang
Sudirman Street, Pusat Kuliner Baru di Bandung
Resep Seblak Ceker
Topic
#KulinerBandung