
Foto: Dok. Instagram Project Indonesia
Gerakan ini berawal dari beberapa anggota Alumni Fakultas Kedokteran Gigi Trisakti 2002 yang tergerak untuk membantu situasi darurat ini dan juga menemukan banyaknya bantuan dari para donatur di sosial media yang kurang sesuai dengan kebutuhan nyata di lapangan dan tidak merata karena sebagian donatur hanya bergerak di pusat wabah di Indonesia yaitu DKI Jakarta.
“Kita benar-benar menyeleksi apakah rumah sakit yang meminta bantuan kami ini membutuhkan 3-ply surgical mask, N-95, surgical gown, atau hazmat suit?” jelas drg. Ruth Amigia, salah satu penggagas gerakan Project Indonesia FKG USAKTI 2002 Tanggap Corona.
“Kita minta data, berapa jumah ODP, PDP, dan yang positif berapa? Karena Alat Pelindung Diri yang dibutuhkan pun berbeda-beda, jumlah pengiriman akan kami sesuaikan dengan data kebutuhan tersebut agar tidak terjadi penumpukan,” Lanjut drg. Ruth Amigia sebagai penanggung jawab dalam menyalurkan sumbangan, yang kini telah menjangkau 58 Rumah Sakit dan 20 Puskesmas di seluruh Indonesia.
Sayangnya, pada situasi ini bahkan masih ada oknum yang menghubungi dengan tujuan penimbunan, dengan mengaku sebagai perwakilan rumah sakit, hal ini tentu menjadi fokus kerja baru bagi para relawan, “Saya harus melakukan pengecekan ulang hingga ke kepala rumah sakit untuk meminta stock opname, agar bantuan para donatur 100 persen tepat sasaran dan tidak disalah gunakan,” tegas drg. Ruth.
Lihat laman selanjutnya untuk membaca lebih lanjut.
Topic
#ReportaseModeFemina, #COVID19, #IPMI, #HianTjen, #AlumniFKGUSAKTI2002, #Corona