
Foto: Fotosearch
Pernahkan Anda berbohong pada anak? Menurut polling yang dilakukan situs Ayahbunda 65% orangtua mengaku pernah berbohong pada anak. Begitulah, kadang dalam saat-saat tertentu atau terdesak kita merasa perlu untuk berbohong pada anak. Memang, sih, menurut Vera Itabiliana Hadiwidjojo, Psikolog dari Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia, dampaknya sementara mungkin tidak akan terasa. “Namun perlu diwaspadai risiko-risiko yang terjadi sebagai akibatnya di belakang hari,” katanya.
Paling tidak, ada empat dampak negatif kebohongan yang akan dialami anak seperti dilansir dari situs Ayahbunda berikut ini.
1. Anak akan meniru karena anak paling jempolan meniru. Saat kemudian ia mengetahui Anda berbohong, maka siap-siap saja satu saat nanti ia membohongi Anda atau orang lain.
2. Anak yang terlalu sering dibohongi juga rentan stres. Mungkin karena hidupnya selalu mulus, hingga ia rentan saat menghadapi tekanan. Misalnya, nih, Anda selalu mengatakan toko es krim tutup saat tak ingin anak makan es krim. Padahal perlu juga menjelaskna bahwa Anda melarangnya makan es krim karena ia sedang batuk. Gara-gara itu anak bisa stres kalau dilarang makan es krim. Sementara anak perlu juga belajar menerima ‘penolakan’ yang menekan perasaan sebagai modal untuk tumbuh menjadi anak tangguh.
3. Anak akan membentuk persepsi yang salah tentang sesuatu atau seseorang akibat kebohongan yang ia terima. Misalnya, anak yang dibohongi akan ditangkap satpam kalau tidak mau makan. Akibatnya ia bisa jadi akan takut pada satpam dan hanya mau makan jika diancam.
4. Anak akan belajar bahwa dengan berbohong membawa konsekuensi yang lebih menyenangkan daripada berkata jujur. (f)
Baca Juga:
- 6 Cara Melatih Anak Agar Lebih Mandiri
- Tip Mencegah Anak Menjadi Pribadi Iri dan Pencemburu
- 5 Kiat Menyiapkan Anak Jadi Calon Pemimpin
IAH
Topic
#anak, #pendidikananak