Family
Merayakan Hari Anak, Terungkap Fakta Bahwa Remaja Indonesia Masih Takut Bicara Soal Seks Pada Orang Tua

23 Jul 2019


Foto: Pixabay

Sejak dicanangkan tahun 1984 oleh Presiden kedua Republik Indonesia, Soeharto, peringatan Hari Anak Nasional yang jatuh pada tanggal 23 Juli 2019 telah memasuki tahun ke 35 tahun. Namun, seiring bergulirnya waktu, permasalah klasik pada anak dan remaja belum teratasi dengan tuntas. Salah satunya soal pendidikan seksual dan kesehatan organ reproduksi bagi anak dan remaja di Indonesia yang masih sangat rendah.

Hal ini terbukti dari survei yang dilakukan Reckitt Benckiser (RB), pemilik merek alat kontrasepsi, Durex, kepada 500 responden usia remaja yang tersebar di lima kota besar, Jakarta, Bandung, Medan, Surabaya, dan Yogyakarta. Hasil survei yang dilakukan secara daring ini menemukan bahwa remaja Indonesia lebih nyaman membahas reproduksi kesehatan dan topik pendidikan seksual dengan teman atau teman sebaya (41%). Survei juga menyebutkan, fenomena ini terjadi karena mereka takut dihakimi oleh orang tua (61%) ketika mereka membahas topik tersebut.

Padahal, saat melewati tanda pubertas pertama (yaitu mimpi basah untuk anak laki-laki dan periode hari pertama haid untuk anak perempuan), mayoritas responden memilih orang tua (52%) untuk berkonsultasi dan mendiskusikan pengalaman pertama mereka. 

Suah saatnya orang tua menyadari bahwa membicarakan soal seks dan organ intim kepada anak dan remaja bukanlah hal yang tabu. Orang tua harus kembali mengambil peran mereka sebagai penasihat anak-anak mereka dan sumber informasi tepercaya tentang kesehatan seksual dan organ reproduksi serta menemani mereka melewati tahap pertumbuhan.

“Penting bagi remaja dan orang tua untuk bersikap saling terbuka terutama untuk mengetahui informasi penting tentang penyakit menular seksual (PMS), risiko kesehatan pada kehamilan dan pernikahan di bawah usia 20 tahun, serta perlindungan organ reproduksi yang belum disampaikan oleh keluarga sejak dini tentang pengetahuan hubungan seksual, yang dapat memengaruhi masa depan mereka,” ujar Srinivasan AppanGeneral Manager Reckitt Benckiser Indonesia, dalam acara pengemuman hasil survei Durex Indonesia tentang pendidikan kesehatan seksual di Jakarta beberapa waktu lalu. 

Survei ini juga menemukan fakta bahwa remaja masih terbatas pengetahuannya tentang Penyakit Menular Seksual (PMS) dan bagaimana cara mencegahnya. Mayoritas dari responden (95%) hanya mengetahui tentang Penyakit Menular Seksual (PMS) sebatas pada HIV / AIDS. Sementara penyakit menular lainnya kurang dipahami, seperti Kencing nanah (Gonorrhea) (33%), Sipilis (Syphilis) (38%), Herpes atau HPV (54%), dan infeksi jamur Candida (Candidiasis) (57%).

Walau umumnya responden sepakat bahwa sekolah secara proaktif telah mengedukasi dan memberikan informasi tentang pendidikan seksual dan kesehatan organ reproduksi, termasuk tentang PMS, tetapi 73% responden merasa topik tentang pendidikan seksual dan kesehatan organ reproduksi dari sekolah belum memadai.

Dokter Wiendra Waworuntu, M.Kes, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan RI dalam kesempatan yang sama mengatakan bahwa pendidikan seksual dan kesehatan organ reproduksi menjadi elemen penting bagi pembelajaran kaum muda. “Kami berharap survei ini dapat menjadi titik awal yang baik bagi keluarga di Indonesia agar lebih menyadari kesehatan seksual anak-anak mereka dan mereka sendiri,” kata Wiendra.

Menindaklanjuti hasil survei ini, Reckitt Benckiser Indonesia akan melakukan survei kualitatif yang lebih in-depth tentang pendidikan seksual di kota-kota besar lainnya di Indonesia. Hal tersebut dilakukan untuk menjangkau responden yang lebih luas, untuk memperoleh perspektif yang lebih komprehensif tentang pendidikan seksual melalui metodologi kualitatif. Rencananya, laporan survei lengkap dari orang tua dan remaja ini akan diluncurkan pada Hari AIDS Sedunia, 1 Desember 2019 mendatang.

Untuk meningkatkan awareness masyarakat soal pentingnya pendidikan seksual sejak usia dini, Durex menggagas kampanye EDUKA5EKS. Kampanye edukatif ini menyuarakan 5 langkah mudah memahami pengetahuan tentang kesehatan seksual dan reproduksi, yaitu:   
1/ Ayo Pahami - Sikap terbuka untuk memperoleh lebih banyak informasi tentang kesehatan seksual dan organ reproduksi.
2/ Mari Bicara - Berani untuk memulai percakapan.
3/ Saling Menghargai - Menghargai pendapat dan keputusan orang lain.
4/ Selalu Bertanggung jawab - Bertanggung jawab atas diri sendiri, pasangan, dan keluarga.
5. Pemeriksaan Kesehatan – Mulai melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin. (f)


Baca Juga:
Parenting 4.0, Membesarkan Anak Di Era Digital
Ketahananan Mental Mampu Mengurangi Angka Bunuh Diri Pada Remaja


Topic

#family, #pendidikanseksual

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda? 

https://www.helpforassessment.com/blog/style/ https://www.baconcollision.com/css/ https://seomush.com/ https://radglbl.com/ https://stmatthewscommunityhall.co.uk/vendor/ https://www.bgquiklube.com/style/ https://proton.co.ke/css/ https://www.888removalist.com.au/vendor/ https://quill.co.id/js/ https://aniworld.com.de/css/ https://gmitklasiskupangbarat.or.id/js/ slot gacor สล็อตออนไลน์" เว็บตรงสล็อต MAX33 คาสิโนออนไลน์ MAX33 สล็อตเว็บตรง