
Foto: Dok. Twitter Sheila Timothy (@lalatimothy)
Dalam film dokumenter Banda, The Dark Forgotten Trail, aktor Reza Rahadian dan Ario Bayu akan memegang peran penting meski tak tampil di layar. Reza akan menjadi narator dalam bahasa Indonesia untuk film besutan sutradara Jay Subyakto ini, dan Bayu untuk versi bahasa Inggris.
Kepulauan Banda tercatat di buku-buku sejarah sebagai daerah penghasil pala pada abad ke-17 dan tempat dibuangnya sejumlah tokoh pergerakan kemerdekaan, seperti Mohammad Hatta dan Sutan Sjahrir. Sebagai saksi bisu bermulanya penjajahan di Nusantara dan semangat nasionalisme untuk melawan penindasan, kepulauan di Provinsi Maluku ini memiliki banyak cerita, mulai dari perdagangan rempah hingga pembantaian penduduk aslinya oleh Belanda. Kisah lengkapnya akan segera tersaji lewat film ini.
“Film ini juga akan ditayangkan di International Documentary Film Festival Amsterdam (IDFA), Belanda, pada 25 November nanti. Di film ini, saya menunjukkan buruknya perlakuan Belanda di Indonesia,” papar Jay dalam acara Ngobrol Santai Film Jalur Rempah Banda, The Dark Forgotten Trail di Rumah Indofood, Jakarta Fair Kemayoran, Kamis (15/6) lalu.
Hadir dalam dua bahasa, film yang diproduksi Lifelike Films ini pun diharapkan dapat membuka mata generasi muda terhadap sejarah perdagangan rempah-rempah dari Nusantara ke seluruh dunia.
“Kekayaan akan rempah-rempah inilah yang membuat bangsa Eropa masuk ke Nusantara, dan dimulailah kolonialisme demi memonopoli perdagangan rempah-rempah, yang kala itu harganya disetarakan dengan permata dan emas,” jelas Sheila Timothy, sang produser.
Banda, The Dark Forgotten Trail akan tayang perdana pada 31 Juli mendatang, bertepatan dengan peringatan 350 tahun Perjanjian Breda. Dalam perjanjian yang ditandatangani di Kota Breda, Belanda, ini, Inggris menyerahkan kekuasaan atas Pulau Rhun di Kepulauan Banda pada Belanda, untuk ditukar dengan Manhattan dan New York. (f)
Baca juga:
Pantja Sila, Sejarah yang Terungkap
Sejarah Kebangkitan Wanita Indonesia
Kepulauan Banda tercatat di buku-buku sejarah sebagai daerah penghasil pala pada abad ke-17 dan tempat dibuangnya sejumlah tokoh pergerakan kemerdekaan, seperti Mohammad Hatta dan Sutan Sjahrir. Sebagai saksi bisu bermulanya penjajahan di Nusantara dan semangat nasionalisme untuk melawan penindasan, kepulauan di Provinsi Maluku ini memiliki banyak cerita, mulai dari perdagangan rempah hingga pembantaian penduduk aslinya oleh Belanda. Kisah lengkapnya akan segera tersaji lewat film ini.
“Film ini juga akan ditayangkan di International Documentary Film Festival Amsterdam (IDFA), Belanda, pada 25 November nanti. Di film ini, saya menunjukkan buruknya perlakuan Belanda di Indonesia,” papar Jay dalam acara Ngobrol Santai Film Jalur Rempah Banda, The Dark Forgotten Trail di Rumah Indofood, Jakarta Fair Kemayoran, Kamis (15/6) lalu.
Hadir dalam dua bahasa, film yang diproduksi Lifelike Films ini pun diharapkan dapat membuka mata generasi muda terhadap sejarah perdagangan rempah-rempah dari Nusantara ke seluruh dunia.
“Kekayaan akan rempah-rempah inilah yang membuat bangsa Eropa masuk ke Nusantara, dan dimulailah kolonialisme demi memonopoli perdagangan rempah-rempah, yang kala itu harganya disetarakan dengan permata dan emas,” jelas Sheila Timothy, sang produser.
Banda, The Dark Forgotten Trail akan tayang perdana pada 31 Juli mendatang, bertepatan dengan peringatan 350 tahun Perjanjian Breda. Dalam perjanjian yang ditandatangani di Kota Breda, Belanda, ini, Inggris menyerahkan kekuasaan atas Pulau Rhun di Kepulauan Banda pada Belanda, untuk ditukar dengan Manhattan dan New York. (f)
Baca juga:
Pantja Sila, Sejarah yang Terungkap
Sejarah Kebangkitan Wanita Indonesia
Topic
#FilmDokumenter #SejarahIndonesia