Celebrity
Antara Guruh Sukarno Putra, Bibi-Bibi, dan Kid Zaman Now

15 Jan 2018


Guruh merayakan kekayaan Indonesia di hari jadinya yang ke-65 (Foto: NJL)


Percampuran unik antara budaya pop dan tradisional mewarnai Hing Puri Fatmawati, Sabtu (13/01) malam lalu. Figurin dua dimensi tampak mengapit panggung yang malam itu disirami permainan lampu lembayung dan ungu. Di sebelah kiri, terlihat Presiden I RI Soekarno dengan setelan jaz putih dan sebuah gitar rock n' roll tersandang di bahunya. Di sebelah kanan, Guruh Sukarno Putra dalam tampilan disko era 80-an. Tanggal 13 Januari menjadi hari spesial bagi keluarga Soekarno. Sebab, di hari inilah, tepat 65 tahun yang lalu, Guruh Sukarno Putra lahir ke dunia. Apa kado yang diidam-idamkan olehnya di hari jadi ini?

“Bagi saya kado yang saya inginkan di hari ini adalah bisa melihat tamu datang dengan mengenakan pakaian daerah tradisional. Ini akan membuat saya merasa senang sekali,” ungkap Guruh.
 
Ia berharap untuk selanjutnya, mengenakan busana tradisional bisa menjadi budaya keseharian dalam beraktivitas. Ia gelisah menyaksikan lunturnya eksistensi keanekaragaman budaya nusantara oleh gaya hidup dan berpenampilan modern, yang menurutnya terlalu kebarat-baratan.
 
Mengangkat tema “Tamansari Bhinneka Tunggal Ika”, di hari ulang tahunnya, pria kelahiran 13 Januari 1953 ini hendak mengingatkan dan menggelorakan kembali kecintaan terhadap kekayaan dan keagungan nilai-nilai budaya tradisional nusantara, terutama di kalangan generasi muda.
 
“Di tahun 2018 ini marilah membuat gerakan kebudayaan Indonesia, yang saya singkat menjadi gerakan ‘Bibi-Bibi’,” ungkap Guruh, yang disambut tawa kecil para tamu. Sebab, kata “Bibi-Bibi” dalam keseharian sering diidentikkan dengan sapaan ibu-ibu yang bekerja sebagai asisten rumah tangga. Meski, dalam bahasa Indonesia sendiri, bibi merujuk pada adik wanita dari ayah atau ibu kita. Sebuah istilah sapaan kekerabatan, yang menurutnya juga telah luntur, berganti dengan “auntie” yang diambil dari bahasa Inggris hanya karena kata ini terdengar lebih bergengsi.
 
“Sampai akhirnya muncul istilah kid zaman now, yang mewakili kegemaran generasi muda untuk mencampur-campur bahasa Indonesia dengan asing,” seloroh Guruh, yang malam itu didampingi kakak-kakaknya, Sukmawati Sukarno Putri, Guntur Sukarno Putra, dan keponakannya Puti Guntur Soekarno.
 
Namun, dibalik seloroh kecil yang diungkapkan oleh Guruh, kata “Bi-Bi Bi-Bi” sebenarnya merupakan akronim dari Benahi – Bahasa Indonesia – Busana Indonesia – Boga Indonesia. “Saya ingin bahasa Indonesia seperti bahasa Mandarin, makin hari makin mendunia,” ungkap Guruh, sembari mengajak media massa untuk ikut memopulerkan gaya berbahasa Indonesia yang baik dan benar.
 

Tokoh masyarakat, seniman, selebritas, hadir dan merayakan bersama Guruh (Foto: NJL)
 

Anggota DPR Komisi X yang di antaranya membawahi bidang Pendidikan, Kebudayaan, Pariwisata, Ekonomi Kreatif dan Pemuda ini mengatakan harusnya Kementerian Kebudayaan bisa berdiri sendiri, terpisah dari Kementerian Pendidikan. Sebab, masing-masing memiliki beban yang sama besar dan berat. Kurangnya perhatian pemerintah terhadap kesenian ini menurutnya harus diimbangi dengan swadaya masyarakat untuk kembali menghidupkan kepribadian Indonesia dalam keseharian.
 
“Saya tidak anti produk asing. Saya masih suka menikmati steak daging, memakai celana jeans. Tapi saat kita memakai produk-produk buatan asing ini harus tetap dibarengi dengan kesadaran siapa jati diri kita sebagai bangsa Indonesia,” ungkap pria lulusan Fakultas Arkeologi dari Universitas Amsterdam, Belanda di tahun 1976 ini.

Guruh juga prihatin, banyak wanita Indonesia mengeluh bahwa memakai kain itu repot dan membatasi gerak. Ia mengatakan bahwa pendapat ini pun sudah berhasil dipatahkan! “Saya membuktikan sendiri pada para penari saya. Dengan mengenakan kain mereka tetap bisa loncat-loncat dan berlari dengan bebas,” ungkap pria yang mewarisi darah seni ayahnya dan banyak menciptakan tarian dan musik dengan nuansa kental nusantara ini.
 
Ia lantas membandingkan dengan wanita di India yang dalam kesehariannya, bahkan di kalangan wanita muda modern, masih setia mengenakan kain sari. Padahal, disbanding dengan kain Indonesia yang maksimal sepanjang 2,5 meter, wanita di India harus telaten melilitkan kain sari yang panjangnya mencapai 7 meter! 
 
Demikian halnya dalam urusan kekayaan boga nusantara, Guruh merasa bahwa ada banyak jenis sayuran dan buah-buahan yang mendapat stereotip sebagai makanan kampung dan tidak bergengsi. Misalnya, petai, jengkol, cempedak, dan durian, yang dianggap kurang berkelas karena aroma khasnya yang kuat itu bisa menyebabkan napas kita berbau. Alhasil, tidak sedikit yang menghindari jenis sayuran dan buah nusantara ini karena alasan mengganggu pergaulan. 
 

Para tamu dimanjakan dengan menu sajian khas nusantara (Foto: NJL)
 

Demi membangkitkan kecintaan pada kekayaan boga Indonesia, spesial di hari ulang tahunnya Guruh menjamu para tamu dengan koleksi menu khas nusantara. Mulai dari empal gentong Cirebon, lontong Medan, nasi Madura, rawon, tahu campur Surabaya, soto bening, jajanan pasar tradisional dan banyak lagi lainnya. Meriah, hangat, dan sangat Indonesia. Sekali lagi, selamat Ulang Tahun Mas Guruh, terus berkarya dan memperkaya khasanah budaya Indonesia! (f)
 


 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda? 

https://www.helpforassessment.com/blog/style/ https://www.baconcollision.com/css/ https://seomush.com/ https://radglbl.com/ https://stmatthewscommunityhall.co.uk/vendor/ https://www.bgquiklube.com/style/ https://proton.co.ke/css/ https://www.888removalist.com.au/vendor/ https://quill.co.id/js/ https://aniworld.com.de/css/ https://gmitklasiskupangbarat.or.id/js/ slot gacor สล็อตออนไลน์" เว็บตรงสล็อต MAX33 คาสิโนออนไลน์ MAX33 สล็อตเว็บตรง