
Foto: Dok. Pribadi dan Dok. Femina Group
Alya dan teman-temannya merasa terganggu dengan banjir di Bandung tahun lalu yang merupakan banjir terparah dalam 10 tahun terakhir. “Salah satu penyebab banjir tersebut adalah sistem pembuangan yang tersumbat sampah plastik. Setelah riset, hampir 80 persen sampah tersebut adalah botol tipe PET, seperti botol mineral dan kaleng soda,” kenang Alya yang mewakili Universitas Parahyangan, Bandung.
Fakta itu memberikan ide untuk membuat mesin yang bisa mengurangi sampah plastik di Bandung, sambil mengubah kebiasaan masyarakat agar membuang sampah pada tempatnya. Dengan persiapan singkat, hanya sekitar tiga minggu, Alya dan timnya pun membuat prototipe mesin yang langsung dikirimkan ke Boston, lokasi kompetisi.
Baca juga:
Alya Nur Shabrina, Dari Lukisan, Puisi, Hingga Organisasi
Temukan formulir pendaftaran Pemilihan Wajah Femina 2017 di www.wajahfemina.co.id
Tim Alya menjadi salah satu dari 5 pemenang setelah bersaing dengan mahasiswa dari berbagai negara seperti Ghana, Nepal, Kolombia dan Venezuela. Hadiahnya berupa dana untuk menjalankan proyek ini, sekaligus mentoring dari jaringan Resolution Project.
Rencananya, dalam waktu 6 bulan ke depan, Alya dan tim sudah bisa memasang dua mesin pertama di Alun-Alun Bandung dan Teras Cihampelas. “Harapan kami, dalam dua tahun ke depan jumlah penyumbatan sampah botol plastik di Bandung bisa berkurang hingga 70-80 persen,” ujar Alya.
Menjaga lingkungan adalah upaya kolektif seluruh elemen masyarakat, bukan hanya tanggung jawab pemerintah. “Semoga ini bisa mengurangi kebiasaan warga buang sampah sembarangan. Lewat mesin ini buang plastik justru bisa dapat uang,” seru Alya dengan nada optimistis. (f)
Topic
#WajahFemina, #AlyaNurshabrina, #sampah