
Mengaku saja, tak cuma sekali dua kali Anda memaksakan diri hadir di kantor meski saat itu sedang demam. Pasti Anda juga pernah menyuruh teman sekantor yang tetap datang ke kantor padahal batuk pilek parah, untuk pulang saja.
Presenteeism. Itu istilah untuk menyebut perilaku orang yang tetap datang ke kantor meski sedang mengalami gangguan kesehatan baik fisik maupun mental.
Faktanya, tidak sedikit orang yang begini. Data yang dikumpulkan oleh perusahaan asuransi kesehatan di Inggris, Vitality, menemukan lebih dari 40% karyawan bilang pekerjaan mereka terpengaruh oleh masalah kesehatan. Meningkat tiga kali lipat dalam lima tahun terakhir. Data juga menemukan orang cenderung mengabaikan masalah kesehatan baik fisik mapun mental untuk tetap datang ke kantor.
Vitality melakukan survei tahunan yang disebut Britain's Healthiest Workplace, melibatkan 167 perusahaan dan 32.000 karyawan. Tujuannya untuk memahami dan mengatasi masalah kesehatan dan kesejahteraan dalam dunia kerja di Inggris.
Hal yang sama juga ditemukan dalam survei tahunan tentang kesehatan dan kesejahteraan di tempat terja yang dilakukan Chartered Institute of Personnel and Development (CIPD). Mereka juga menemukan bukti adanya kecenderungan tidak sehat di tempat kerja. Empat dari lima responden (83%) melihat terjadi presenteeism di tempat kerja mereka. Seperempatnya bilang masalah ini semakin buruk setahun belakangan.

Sebenarnya apa masalahnya dengan presenteeism? Memaksakan datang ke kantor saat tubuh dan pikiran tidak dalam kondisi prima akan mengurangi produktivitas kerja karyawan. Badannya memang di kantor, tapi pekerjaan tidak ada yang beres.
Jika seorang karyawan sakit fisik seperti flu, demam, dan lain sebagainya ada dua kemungkinan, yaitu ia tidak fokus melakukan pekerjaan dan jika penyakit itu menular, ia berpotensi menularkan penyakit kepada teman-teman sekantornya.
Namun yang perlu diwaspadai adalah jika seorang karyawan mengalami gangguan kesehatan mental, seperti kecemasan berlebihan, depresi, dan lain sebagainya. Pasalnya stres akibat pekerjaan atau gangguan kesehatan mental lainnya sulit untuk diketahui.
Mengabaikannya dan tetap memaksa bekerja ke kantor akan membuat masalah semakin hari semakin besar. Produktivitas dan performa kerja makin lama makin menurun, sementara masalah kesehatan mental memburuk. Bukan tak mungkin ini juga memengaruhi suasana kantor.
Kerugian akibatnya tidak sedikit. Survei yang disebut American Productivity Audit memperkirakan presenteeism di Amerika Serikat membuat kerugian sebesar lebih dari $150 milyar dalam setahun. Bahkan disebut-sebut kerugian akibat presenteeism lebih besar ketimbang ketidakhadiran karyawan karena sakit. Penelitian yang dilansir di Journal of the American Medical Association menyebutkan hilangnya produktivitas di tempat kerja akibat depresi dan nyeri bisa tiga kali lebih besar ketimbang kerugian akibat tidak hadir karena sebab yang sama.
Banyak sebab yang membuat seseorang memaksa datang ke kantor saat tidak sehat, seperti uang makan yang dihitung sesuai kehadiran, tanggung jawab yang besar, persaingan yang ketat, dan lain sebagainya. Saat ini presenteeism semakin mudah ketimbang di masa lalu. Teknologi membuat karyawan mudah menyembunyikan masalah mereka di balik komputer dan telepon. Karena itu sangat penting bagi karyawan maupun perusahaan untuk menyadari pentingnya evaluasi kesehatan karyawan terutama bila melihat penurunan produktivitas pekerjaan, serta melakukan usaha untuk meningkatkan kesehatan fisik dan mental karyawan. (f)
Baca Juga:
Masih Kerap Diremehkan, Ini 5 Saran Donna Agnesia Agar Sukses Menjadi Agen Asuransi
Merancang Rapat Supaya Tidak Buang-buang Waktu
Bukan Cuma Menteri Sri Mulyani, Jabatan Tertinggi Wanita Dalam Perusahaan Paling Banyak di Bagian Keuangan
Topic
#karier, #wanitakarier, #duniakerja, #kesehatanmental