Dok. Shutterstock
Pernahkah merasakan semua produk skincare yang dipakai seolah tidak ada hasilnya? Tidak ada perubahan apapun yang terjadi pada kulit kita. Kulit seperti imun pada semua obat dan perawatan kulit apapun. Mungkin ini saatnya kita ajak kulit kita berpuasa. Skin fasting. Wah apa itu ya?
Walaupun ini terdengar menakutkan (kulit tanpa perawatan sama sekali? Oh no!). Tapi memang ada waktu-waktu tertentu kita harus berhenti menggunakan produk perawatan kulit, mengistirahatkan kulit kita dan lihat hasilnya. Inilah yang dinamakan fase ‘pembersihan kulit’.
Selama berpraktek sebagai dokter kulit, ada 2 tipe pasien yang selalu saya temui. Ada yang takut sekali dengan semua perawatan bertipe chemical dan ada juga yang sangat suka segala sesuatu yang instan.
Sah-sah saja kedua tipe ini. Bagi yang takut sekali akan chemical, bisa jadi pengalaman melihat orang di dekatnya yang kulit wajahnya rusak akibat menggunakan cream dan lotion kimiawi, wajah mengkilap bak artis Korea, tapi beberapa waktu tidak bertemu, wajahnya menjadi seperti nenek tua penuh kerutan.
Sedangkan versi penyuka segala sesuatu yang instan, dengan alasan tidak ada waktu, menghalalkan semua cara. Mulai dari tindakan ‘minim’ seperti tarik benang, hingga suntik filler dan pasang silikon di bagian tertentu pada wajah dan tubuh. Jelas tindakan kosmetik ini perlu pengerjaan ulang dan jika tidak dilakukan, serta dosis terus bertambah besar, maka akan terjadi kerusakan pada kulit yang tampak kasat mata.
Saat saya merekomendasikan pasien untuk melakukan tahapan pembersihan kulit atau skin fasting maka yang saya maksud adalah selama dua minggu tidak saya ijinkan untuk melakukan ritual perawatan kulit apapun (sesuai tipe tadi) agar kondisi kulit kembali normal. Setelah tahapan ini dilewati, barulah saya mulai melakukan perawatan perbaikan. Ingatlah selalu tidak ada yang namanya ‘no pain no gain’ jika kamu ingin memiliki kulit yang sehat dan indah.
Skin fasting memberikan ruang kepada kulit untuk berkembang alami sebagaimana seharusnya. Tujuannya sederhana, membersihkan wajah dari toksin dan memberikan kulit semacam self-healing untuk menyembuhkan dirinya sendiri, membangun pertahanan sehingga kulit menjadi lebih kuat.
Jika kita harus melakukan skin fasting, ada beberapa hal yang harus kita korbankan, misalnya perasaan tidak nyaman karena kita puasa menggunakan produk yang sudah biasa kita gunakan. Selama skin fasting kita menghentikan dulu produk inti yang rutin kita pakai misalnya krim pagi, serum, hingga krim malam.
Jika toner juga memberikan efek signifikan, misalnya toner untuk eksfoliasi, maka hentikan dulu penggunaannya. Dengan kata lain kita merawat kulit minimal dengan produk yang sangat lembut.
Jika kita ingin melakukan ekfoliasi di tahap skin fasting, maka hal yang perlu diingat adalah hal itu boleh dilakukan saat kulit dalam keadaan sudah sembuh. Artinya tidak ada kemerahan dan inflamasi lain.
Tahapan perawatan kulit saat skin fasting sebagai berikut :
Pembersihan Kulit
Untuk membersihkan kulit cari pembersih lembut yang tidak mengandung detergen. Kita hanya boleh menggunakan cleansing milk ataupun cleansing lotion. Artinya kulit ‘hanya’ dibersihkan dari minyak saat kamu bangun tidur dan saat kita beraktivitas di siang hari.
Toner
Tetap berikan toner saat skin fasting. Gunanya untuk memberikan kenyamanan karena kulit sedang dalam tahap perbaikan. Kulit butuh hidrasi untuk bisa melakukan tugasnya memberikan keseimbangan dan perbaikan secara alamiah.
Gunakan UV
Selalu mengoleskan UV SPF 15 saat keluar ruangan untuk melindungi kulit telanjang kita dari paparan sinar matahari. Jangan lupa banyak minum air putih untuk turut menghidrasi kulit.
Be gentle to your skin.
dr Juliana Yu, MD.H NH
House Of Skinovation
Thamrin Residence, Ruko Blok A no. 10, Jakarta10230
Tel (021) 29937500
www.skinovation.co.id
BACA JUGA :
Ask The Expert : Ruam di Dahi, Kenapa Ya?
Ask The Expert : 8 Kandungan Skincare Penting
Ask The Expert : Jerawat di Punggung Bisa Disembuhkan?
Topic
#AskTheExpert