Trending Topic
Studi Terbaru: Ketika Pria Memilih Pasangan

28 Mar 2014

Selama ini kita mengenal pepatah “Dari mata turun ke hati”. Hal ini, terutama berlaku bagi para pria. Ketika seorang pria bertemu wanita, wajah memang menjadi fokus di mata makhluk visual ini. Seperti dibuktikan oleh sebuah studi baru-baru ini yang dilakukan oleh Felix Mercer Moss, PhD, dari Universitas Bristol, Inggris.

Ketika dihadapkan pada objek gambar wanita dan pria, responden pria (heteroseksual) lebih condong untuk langsung fokus dan mengamati wajah dari foto wanita yang ditampilkan. Sementara itu, responden wanita (heteroseksual) akan mengedarkan pandangnya ke seluruh badan dari objek gambar. 

Ketika seorang pria bertemu wanita, wajah memang menjadi fokus di mata makhluk visual yang memuja keindahan ini. Tetapi, apakah benar mereka hanya mengejar kecantikan? Sebuah studi lain yang dilakukan oleh Anthony Little dari University of Stirling dan Benedict Jones dari University of Glasgow mengungkap fakta yang tak kalah menarik.

Studi berjudul Evolutionary Determinants of the Mating Game, yang terbit di British Journal of Psychology itu mengungkap cara pria menilai potensi pasangannya. Dikatakan bahwa pria yang mencari teman kencan sesaat akan mementingkan faktor wajah. Ia lebih cenderung memilih wanita dengan raut wajah feminin, dengan tulang rahang yang tidak lebar dan pipi yang lebih penuh. Fitur feminin ini mengindikasikan tingkat kesuburan wanita (hormon estrogen), yang merujuk pada kemampuan wanita untuk menghasilkan keturunan.

Uniknya, penilaian para pria ini menjadi berubah ketika mereka mulai serius mencari teman hidup untuk dijadikan istri. Pada saat ini mereka justru cenderung mencari wanita berwajah geek, yang tidak terlalu terobsesi dengan kecantikan. Sebab, mereka ini dipercaya lebih cekatan dalam membantu membesarkan anak.

Di balik alasan tersebut, para pria ini rupanya merasa insecure jika harus berpasangan dengan wanita cantik. Namun, alasan mereka ini punya latar belakang yang dapat dijelaskan secara ilmiah juga. Studi ilmiah terdahulu yang dilakukan oleh Kristina Durante, Psikolog Evolusioner dari University of Texas, di Austin, Amerika Serikat, mengungkap bahwa semua ini terkait dengan tingkat hormon estrogen pada wanita.

Hormon ini ternyata tidak hanya berhubungan erat dengan kesuburan dan daya tarik seorang wanita, tapi juga merefleksikan tingkat kesetiaan wanita. “Semakin tinggi hormon estrogen, seorang wanita cenderung menjadi lebih pemilih. Sebab, dengan kualifikasi yang dimiliki, tuntutan mereka terhadap calon pasangan juga semakin tinggi,” jelas Kristina, yang memimpin studi ini.


Naomi Jayalaksana
Foto: Corbis