Health & Diet
Mengenal Jetlag

29 Jun 2012


Dada rasanya berdebar-debar ingin segera tiba dan mengeksplorasi setiap sudut keindahan kota tujuan. Menyusuri kanal-kanal di Venesia dengan gondola, menikmati Paris dari atas menara Eiffel, atau menyesap secangkir kopi di salah satu boutique cafe di kawasan SoHo, New York.

Kenyataannya, begitu pesawat mendarat, tubuh malah terasa tidak keruan, dan kepala pusing. Hari pertama istirahat juga lebih terasa sebagai siksaan daripada melegakan. Serangan insomnia, ditambah gangguan pencernaan membuat hari-hari Anda jadi berantakan. Padahal, otot-otot tubuh yang kaku karena penerbangan yang panjang belum pulih sepenuhnya. Apa yang sebenarnya terjadi pada tubuh kita?

“Seluruh gejala ini mengarah pada jet lag,” jawab dr. Sophia Hage dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jet lag merupakan sekumpulan gejala negatif yang memengaruhi orang-orang yang baru saja menempuh perjalanan jarak jauh yang melewati zona waktu yang berbeda. Gejala yang tidak mengenakkan ini bisa mengganggu performa kerja. Tentunya, hal ini bisa jadi masalah besar, jika Anda sedang dalam perjalanan bisnis!

Jet lag juga sering kali diperparah oleh aspek imobilitas jangka panjang, yaitu duduk terlalu lama di pesawat, dehidrasi, masalah pencernaan, serta waktu tidur dan makan yang tidak teratur. Alhasil, mood Anda pun jadi ikut naik-turun gara-gara ini. Penyebabnya adalah adanya ketidaksesuaian sementara antara jam tubuh (sirkadian) dan waktu setempat.

Bagian dari tubuh yang mengatur jam sirkadian ini terletak di salah satu bagian anterior hipotalamus. Secara normal berfungsi selaras dengan siklus gelap-terang dari matahari dan mendorong kesiagaan (alertness) saat matahari bersinar dan mendorong tidur saat gelap.

Fungsi jam sirkadian ini meregulasi metabolisme energi dan mengontrol komponen hormonal serta neuronal dari beberapa fungsi sistem tubuh yang diperlukan untuk berfungsi secara optimal. Kemampuan reset dari jam tubuh kita ini lambat, maka ketika kita melewati zona waktu dengan cepat, sinyal endogen (dari dalam tubuh) untuk tidur dan bangun tidak sesuai dengan jadwal terang-gelap setempat atau tempat tujuan. Jadi, wajar saja jika perjalanan melintasi zona waktu berbeda yang berlangsung cepat akan membuat jam tubuh kita kewalahan dalam menyesuaikan diri.

Perjalanan melewati zona waktu ke arah timur biasanya lebih mengganggu daripada ke barat karena kehilangan waktu dalam hari secara absolut. Hal ini lebih mengganggu siklus sirkadian tubuh daripada penambahan waktu dalam hari yang terjadi pada perjalanan ke barat.(f)