
Penghargaan Ernst & Young Social Entrepreneur of The Year 2012 diraih oleh Butet Manurung, pendiri Sokola, sekolah untuk anak-anak suku terpencil di tanah air. Apa kelebihan program ini? “Sokola mengajarkan hal baru bukan hanya untuk kemudahan dan ketahanan hidup anak-anak rimba, namun juga agar mereka bisa mengembalikan pelajaran tersebut pada komunitasnya dan berkelanjutan. Ibaratnya, bukan sekadar memberikan kail, tapi juga mengajarkan mereka ilmu membuat kailnya,” jelas Butet.
Setelah lima tahun berkiprah bersama Sokola, Butet mengakui justru ia yang banyak belajar dari program ini. “Sokola mengajarkan kemandirian. Inilah sifat kontribusi social entrepreneurship: harus bisa membangun model yang bisa direplikasi agar bisa menjangkau lebih banyak orang untuk melakukan hal yang sama; fleksibel untuk diterapkan, dan model tersebut bisa bertahan mengikuti perubahan zaman.”
Dari 10 finalis Ernst & Young Entrepreneur of The Year 2012, tiga di antaranya perempuan, yaitu Yuliati Umrah (Alit Foundation), Nadya Saib (CEO Wangsa Jelita), dan Butet Manurung (Sokola).
Rahma Wulandari
FOTO: RW