
Puncaknya, Mei lalu tim juri Festival Film Cannes menganugerahi piala Best Actress lewat perannya di film drama bertajuk Melancholia. Namanya dipuji para kritikus film karena dianggap telah mulus menjalani transformasi diri dari bintang muda menjadi seorang aktris matang. Padahal, ia pernah mempertimbangkan untuk berhenti dari dunia entertainment. “Saya muak dengan Hollywood. Saya lelah dan kesepian,” ungkapnya. Lalu, apa yang membuatnya bangkit?
Titik Terendah
Di usia yang belum genap 30 tahun, Kirsten telah berhasil mencapai kesuksesan. Kerja keras yang ia rintis dari kecil menuai hasil. Tak hanya laris dalam film box office, namanya juga diperhitungkan dalam produksi film independen. Ia terkenal luwes mengambil aneka jenis peran. Mulai dari pacar sang jagoan di Spiderman, hingga gadis iri dengki di Mona Lisa Smile. Sutradara Sofia Coppola pun menyebutnya sebagai muse yang memberi inspirasi baginya dalam berkarya.
Jika sedang tak sibuk di lokasi syuting, hari-hari Kirsten diisi dengan berpesta. Namanya sudah jadi langganan tetap klub-klub ternama di Los Angeles. Kirsten juga dikenal sering menggelar pesta semalam suntuk di rumahnya yang megah di kawasan Hollywood Hills.
Namun, di balik kesenangannya berhura-hura, Kirsten merasa hampa. Hubungan cintanya dengan aktor Jake Gyllenhaal kandas, karena konon Jake tak tahan dengan hobi clubbing kekasihnya. Padahal, Kirsten sudah mengumbar bahwa Jake adalah cinta matinya. Akibatnya, setelah putus cinta, Kirsten kerap bertingkah aneh, misalnya mendadak menangis di tengah pesta, atau mengurung diri di rumahnya.
Namanya yang kian terkenal juga ikut menyumbangkan tekanan tersendiri. Usaha pencurian tasnya di sebuah hotel ternama membuat aktris berdarah campuran Jerman-Swedia ini makin paranoia. Ia membentengi rumahnya dengan sistem keamanan ekstra canggih dan makin merasa kesepian.
Di saat yang hampir bersamaan, hubungan dekat Kirsten dengan sang ibu, Inez Rupprecht, mengalami ketegangan. “Saya merasa semua ini gara-gara Ibu. Saya punya masa kecil yang jauh dari normal karena sudah harus menjadi tulang punggung keluarga di usia belia,” katanya.
Bantuan Tom Cruise
Sampai akhirnya peristiwa meninggalnya aktor muda Heath Ledger menyadarkan Kirsten. Saat itu ia tengah mengalami depresi berat. Ia sadar, bila masalahnya tak ditangani serius, akibatnya bisa fatal. Kirsten pun masuk ke pusat rehabilitasi eksklusif, Cirque Du Lodge di Utah, untuk mendapat pertolongan.
Uluran tangan lain datang dari Tom Cruise lewat Scientologist. Meskipun Kirsten bukan penganut aliran tersebut, ia mengakui beberapa pemahaman yang dibagi oleh Tom membantu menguatkan dirinya. “Dia menyadarkan saya untuk lebih menaruh kepercayaan pada diri sendiri,” kata wanita kelahiran New Jersey itu.
Keluar dari rehabilitasi, Kirsten membenahi hidupnya. Ia memilih tinggal bersama beberapa sahabat ketimbang seorang diri di rumah besar, hubungan dengan ibunya membaik, dan ia kembali menyibukkan diri dalam sejumlah produksi film.
Kebangkitannya diawali dengan menyutradarai film pendek berjudul Bastard yang dipertontonkan dalam ajang bergengsi Tribeca. Selain itu, Kirsten juga membintangi film drama misteri bersama aktor Ryan Gossling berjudul All Good Things. Hingga akhirnya sutradara asal Denmark, Lars Von Tier, mengajaknya bergabung di Melancholia yang menceritakan konflik batin dua kakak beradik di ambang kehancuran bumi.
Niken Wastu Mahestri (Kontributor - Jakarta)
Foto: SIPA Press