Trending Topic
Hands On vs Micro Managing

16 Sep 2013



Seberapa sering atasan mencampuri pekerjaan Anda hingga pada hal detail? Bahkan,  tiap langkah yang Anda lakukan harus sepengetahuan dirinya. Tak jarang, karena menunggu persetujuannya, Anda jadi harus melewati tenggat  pengerjaan sebuah proyek. Jika demikian, mungkin saja atasan Anda adalah seorang micro managing boss.

HANDS ON VS MICRO MANAGING

Seperti apa sebenarnya karakter bos micro managing itu? Menurut Ferry Atmadi, Executive Director MDI TACK Training International, bos micro managing adalah tipe atasan yang cenderung mengontrol atau ikut campur secara rinci pekerjaan karyawannya. “Dalam situasi ini, hal-hal yang seharusnya dapat didelegasikan dan dipercayakan kepada para staf, justru tetap ia pantau dan campuri,” katanya.

Memang, menjadi atasan yang baik berarti harus mampu menguasai  tiap detail masalah (hands on). Namun, Ferry menambahkan, sebenarnya perlu dibedakan antara bos yang mengerti detail masalah dengan micro managing boss. Seorang atasan dikatakan micro managing ketika ia memperhatikan detail dengan sangat ekstrem.

Menurutnya, perbedaan keduanya akan terlihat pada saat pendelegasian tugas. “Hands on boss menguasai persoalan, namun ia dapat membatasi campur tangannya setelah pendelegasian,” jelas pria yang menjadi partner of TACK Training International di London, Inggris, ini.

Seorang manajer yang baik akan sangat terlibat dalam menetapkan tujuan sekaligus memastikan bahwa karyawan paham akan hasil yang diinginkan. Caranya, tentu saja dengan memeriksa progress yang dibuat karyawan. Ketika timbul masalah, ia bisa memberi solusi yang diperlukan sebelum terlambat. 

Sebaliknya, seorang micro managing boss justru memiliki kesulitan dalam mendelegasikan tugas. Ia membenamkan dirinya dengan mengawasi  tiap proyek. Terlalu sibuk mengoreksi detail kecil, sehingga melupakan masalah besarnya. Tak jarang, ia akan langsung mengambil alih pekerjaan, jika dirasakan ada yang salah dan membuat keputusan tanpa memedulikan bawahannya.

Umumnya, micro managing boss adalah juga atasan yang autokrasi, harus selalu dipenuhi perintahnya, serta sulit menerima saran dan masukan. Bisa jadi karena sangat berpengalaman, dan khawatir akan terjadi kesalahan, atasan seperti ini cenderung tidak dapat menahan diri dari campur tangan.

“Bayangkan seorang suami yang melatih istrinya mengemudikan mobil. Sang suami yang cenderung sudah sangat terbiasa, dan khawatir mobil barunya lecet, akan menjadi seorang micro manager. Saat sang istri berbuat salah, suami langsung sewot, menyalahkan, panik, dan maunya langsung mengambil alih,” jelasnya.(Faunda Liswijayanti)