
Namun, tetap saja kita harus kritis terhadap produk roti gandum. “Warna cokelat pada roti gandum bisa saja karena efek penambahan molases, zat semacam gula tebu,” jelas Emilia E. Achmadi M.Sc., RD Clinical dietitian / nutritionist dari Komunitas Sehati.
Jadi, meski yang digunakan adalah tepung gandum yang kaya serat,kadar seratnya rendah.Kalau sudah begitu, lagi-lagi Anda hanya mendapat karbohidratnya saja.
Roti gandum yang ‘benar’, menurut Emilia, adalah roti yang terbuat dari tepung whole wheat. Biasanya, produsen akan memberikan label whole wheat bread pada bungkusnya. Namun, secara tekstur dan rasa, Anda juga bisa mengenalinya, kok. Roti dari tepung gandum utuh ini bertekstur butiran-butiran kasar. Kalau dirasakan, ada sedikit rasa asam. Serat dan vitamin B kompleks pada whole wheat bread ini lebih besar dari yang wheat bread.
Bagi yang tidak biasa, lidah memang bisa langsung protes dengan cita rasa whole wheat bread yang hambar. Untungnya, agar roti terasa enak dan tetap sehat, ada cara untuk menyiasatinya, yaitu dengan toasting.
Memang, toasting bisa mengubah nilai gizi roti. Karena Vitamin B kompleks tidak tahan panas, bisa rusak, untuk mensiasati hal tersebut bakarlah roti sebentar saja hanya sampai tercium aromanya. (f)