Event
Tri Dasa Kala, Filosofi Berkelanjutan 3 Dekade Berkarya

9 Oct 2024

Koleksi Hunting Fields, aksesori: Gelap Ruang Jiwa, sepatu: Hijack Sandals
Koleksi MORAL, sunglasses: Optik Seis, tas: Beyond Manufacturing, sepatu: Plantbids
Koleksi ohmmbybai yang terinspirasi nilai-nilai kesederhanaan masyarakat Baduy
Kearifan lokal yang dipadukan filosofi berkelanjutan bisa menghasilkan banyak karya menggugah panca indra, tak terkecuali di bidang fashion.

Bagi Bai Soemarlono dan Joe Lim, dua sosok di balik jenama fashion ohmmbybai, filosofi berkelanjutan menjadi napas dari proses desain serta bisnis mereka. Berbasis di Yogyakarta, ohmmbybai terkenal dengan koleksi-koleksi handmade dan sustainable yang menggabungkan tekstil tradisional Indonesia dengan desain kontemporer.

Sari Nila (Hunting Fields), Ria Juwita (Moral), Izabel Jahja (Hunting Fields), Jihane Almira (ohmmbybai). Foto: Dok. Tri Dasa Kala

Merayakan 30 tahun perjalanan mereka di industri fashion Tanah Air, ohmmbai menggelar acara Tri Dasa Kala: Timeless Wisdom di Senayan City selama 3 hari pada akhir September silam. Acara ini menjadi refleksi bagi ohmmbybai dalam melestarikan kebudayaan dan mendorong upaya berkelanjutan yang direpresentasikan melalui karya-karya mereka.

Ohmmbybai berkolaborasi dengan masyarakat Baduy, yang memegang teguh prinsip hidup harmoni bersama alam. Melalui kolaborasi ini, ohmmbybai ikut melestarikan budaya, menumbuhkan pemahaman dan apresiasi budaya, serta memberdayakan perajin lokal.

Narasi selebrasi Tri Dasa Kala menggelar beragam aktivitas; talk show, workshop, fashion show, ekshibisi mini, penyajian hidangan tradisional, bazar produk-produk asal Baduy, juga produk fashion dan kecantikan terkurasi.

Fashion show yang digelar meleburkan warisan budaya Indonesia dan estetika modern, dalam filosofi berkelanjutan. Ohmmbybai berkolaborasi dengan Hunting Fields dan MORAL, serta beberapa jenama lokal lainnya. Runway pun dimeriahkan selebritas dan mantan top model Tanah Air.

Advertisement
Koleksi busana wanita dari Hunting Fields dibuat menggunakan bahan berlebih dari produk-produk ohmmbybai. Mulai dari tenun hingga batik, bahan-bahan sisa itu menjelma jadi berbagai siluet busana wanita.

Koleksi busana pria dari MORAL, termasuk sepatu dan tas, terbuat dari bahan-bahan daur ulang milik ohmmbybai dan kain felt hasil daur ulang botol plastik dari PlasticPay. Gaya kasual hingga busana pria yang genderless dihadirkan Moral.

Perjalanan 30 tahun ohmmbybai dirayakan dengan kolaborasi antar desainer dan dengan masyarakat Baduy. Foto: Dok. Tri Dasa Kala

Sedangkan ohmmbybai menampilkan koleksi uniseks yang berkolaborasi dengan komunitas Baduy, sekaligus mengusung nilai-nilai kesederhanaan, berkelanjutan, dan pelestarian budaya masyarakat Baduy. Siluetnya lebih longgar, dan para model pun berjalan di runway seperti masyarakat Baduy, tanpa alas kaki.

Para perajin dari Baduy, termasuk dari Baduy Dalam, ikut hadir selama Tri Dasa Kala berlangsung. Femina sempat berbincang-bincang dengan mereka, yang sebagian besar masih berusia muda alias Gen Z. Modernitas boleh saja menghampiri mereka, tapi keteguhan mereka menjaga nilai-nilai budaya patut diacungi jempol.

Baca juga:
Brightspot Future Perfect, Kreativitas dan Gaya Hidup Berkelanjutan di Jantung Jakarta
Bangga Berbatik Rayakan Hari Batik Nasional 2024
Mau Ke Kampung Adat? Jadilah Turis yang Bertanggung Jawab

   

Zornia Harisantoso


Topic

#jenamalokal

 



polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?