Kini, lifestyle sehat tidak hanya melakukan yoga atau pilates, tapi juga dibarengi dengan menu sehari-hari yang melibatkan superfood. Bahan-bahan yang terdengar asing dan tidak murah, masuk dalam daftar belanja wanita modern. Segalanya demi khasiat yang fantastis. Tren yang turut mengemuka berkat selebritas yang beramai-ramai berbagi cerita superfood di media sosial. Smoothies mereka yang ditaburi chia seed, kailan organik yang ditumis menggunakan rice bran oil, taburan flaxseed pada cake vegan. Belum lagi beras hitam yang jauh dari selera kita terhadap beras pulen, kini justru dicari-cari.
BERAS HITAM
Beras yang belum mengalami proses penggilingan atau pengelupasan kulit sepenuhnya. Lapisan kulit yang masih menutupi bulir beras mengandung serat dan nutrisi yang penting. Beras hitam banyak tersedia di Indonesia dengan penyebutan berbeda-beda. Di Solo disebut beras wulung, di Sleman terkenal dengan nama cempo ireng atau beras jlitheng, sedangkan di Bantul disebut beras melik. Di daerah Cibeusi, Subang, dikenal dengan beas gadog.
Dalam masyarakat Jawa, beras hitam memiliki pamor tersendiri. Konon, hanya kaum bangsawan yang boleh menikmatinya. Di Cina disebut ‘forbiden rice’, karena pada masa kekaisaran Tiongkok, hanya kaisar yang boleh mengonsumsinya.
Tingkat glycemic index beras hitam rendah. Ini berarti beras hitam dapat menjaga kadar gula darah dan produksi insulin, sehingga sangat dianjurkan bagi penderita diabetes. Karbohidrat kompleks beras hitam membuat perut merasa kenyang lebih lama. Dalam Journal of Nutrition tahun 2008, penelitian menunjukkan bahwa ekstrak beras hitam dapat membantu mencegah aterosklerosis atau penyumbatan pembuluh darah penyebab serangan jantung.
FAKTA UNIK
Sebenarnya beras ini berwarna ungu gelap. Warna dari antosianin di kulit ari yang berkhasiat sebagai antioksidan. Makin gelap warna beras, makin banyak antioksidannya.
ISYANA ATININGMAS