Profile
Mouly Surya, Film Adalah Panggilan Hidup

27 Feb 2018



 

WANITA MULTIDIMENSIONAL

Film tak ubahnya media massa, menjadi bentuk propaganda yang cukup efektif dalam menyampaikan pesan-pesan sosial, membangun opini, sekaligus kesadaran masyarakat terhadap sebuah isu yang sedang berkembang. Termasuk di antaranya isu feminisme, yang dalam dunia film banyak berfokus pada pengarakteran tokoh wanita. Hal ini pula yang coba dibangun oleh Mouly lewat film-film karyanya.

Ketiga film Mouly, Fiksi (2008), What They Don’t Talk About When They Talk About Love (2013), dan Marlina Si Pembunuh Dalam Empat Babak (2017) berpusat pada tokoh wanita. Masing-masing dengan pergulatan batin dan fisik di tengah tantangan budaya patriarkat yang kental.

Apa yang menjadi misi Anda saat menempatkan wanita sebagai pusat dalam film-film Anda?
Mouly: Saya ingin mengeksplorasi karakter wanita yang multidimensional, tidak hitam putih, dan terasa nyata. Alisha dalam film Fiksi adalah seorang anti-hero yang berjuang demi mendapatkan cinta.
Sementara itu, karakter Marlina dan Novi di film Marlina Si Pembunuh Dalam Empat Babak sejatinya merupakan perayaan bagi feminisme. Marlina adalah pejuang wanita yang tinggal di daerah terpencil, tidak berpendidikan tinggi, tapi memiliki kecerdasan juga semangat bertahan hidup yang kuat.
Advertisement

Kedua film ini sebenarnya agak mirip, karakter wanita kuat yang tidak banyak bicara, cenderung dingin, tapi kita tetap dapat melihat elegansi mereka sebagai wanita. Di film ke-2 saya, What They Don’t Talk About When They Talk About Love, saya ingin menampilkan pergulatan remaja wanita yang ditampilkan tokoh Fitri dan Diana, yang hidup di angan-angan dan mimpi.

Apakah Anda seorang feminis?
Mouly: Pastinya saya seorang feminis. Saya belajar banyak dari wanita-wanita di sekeliling saya. Mereka adalah ibu saya dan kakak-kakak perempuan saya. Ibu saya sangat pendiam dan jarang sekali mengungkapkan isi hatinya. Tapi, ia selalu berani menjadi dirinya sendiri.

Kakak perempuan saya ada tiga. Dari kecil saya melihat mereka berambisi sama tingginya dengan kakak-kakak saya yang laki-laki. Sekarang mereka adalah wanita karier yang sukses. Mereka juga tidak pernah takut mengungkapkan pemikiran dan menjadi diri mereka sendiri.

Bagi saya, feminisme adalah kesetaraan, baik dalam keluarga maupun dalam kehidupan bekerja dan berteman. Dalam perkawinan misalnya, saya melihat perkawinan sebagai sebuah partnership.

Selanjutnya: 
CINTA DI "RUANG IRISAN"
 


Topic

#wanitahebat, #moulysurya, #sutradara, #film, #filmindonesia

 



polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?