Fiction
Gado-gado: Jumping Monkey

22 Dec 2018


ilustrasi: tania.
  
Saya gembira sekali saat akhirnya (setelah lima kali gagal tes) berhasil mendapatkan surat izin mengemudi (SIM) di Australia Barat. Menyetir di Australia tidak serumit menyetir di Indonesia, sebenarnya. Tidak ada ibu-ibu yang kasih tanda ke kanan, tapi belok ke kiri.
 
Tidak ada angkutan umum yang berhentinya, hanya Tuhan yang tahu. Tidak ada penyeberang jalan, yang kalau menyeberang malas menoleh kanan kiri. Di Australia, semuanya tertib dan disiplin. Jalanan juga lengang dan jarang macet, menyenangkan sekali.
 
Batasan kecepatan juga dipatuhi. Meskipun jalanan sepi, ya, tidak lantas di gas pol rem blong! maksimal kecepatan di Australia, 110 kilometer per jam. Namun, meskipun terlihat  menyenangkan dan bebas stres saat berkendara, sebenarnya ada satu hal yang membuat saya sering jantungan saat menyetir di sini.
 
Jumping monkey?” tanya saya kepada salah satu kawan asli Prancis yang berkunjung ke Australia.
 
Advertisement
“Iya, jumping monkey! Itu, lho, binatang yang jadi maskotnya Australia. Binatang dungu!” tegasnya. Maksud si teman adalah kanguru. Menurutnya, kanguru itu binatang paling menyebalkan dan berbahaya! Tentu saja saya menolak pernyataannya. Lah wong binatang lucu, kok, dibilang berbahaya.
 
Sampai suatu saat, saya harus mengiyakan pendapatnya. Sore itu, hujan gerimis. Langit mulai gelap. Karena suami kebanyakan minum wine, saya yang ambil alih kemudi. Perjalanan dari Bunbury menuju rumah kami di Busselton, tidak jauh. Sekitar 90 kilometer, yang bisa ditempuh setengah jam saja. Sambil manggut-manggut mengikuti irama musik, saya menyetir dengan hati riang.
 
Suami dan anak tertidur. Tulisan CAPEL, kota kecil setelah Bunbury, sudah terlihat. Tanda kecepatan berubah, dari 90 kilometer per jam, naik menjadi 110 kilometer per jam. Saya mengikuti petunjuk perubahan kecepatan, dengan melajukan sedan Volvo saya lebih cepat, mendekati 110 kilometer per jam.
 
Di sebelah kiri jalan, tanda gambar binatang kanguru terlihat. Saya mulai memasuki kawasan rawan kanguru. Baru beberapa detik saya melewati tanda itu, saya melihat tiga ekor kanguru berdiri di kiri jalan. Detik pertama, tiga kanguru terlihat. Detik kedua, ketiga, salah satu kanguru melompat tepat di depan mobil saya.
 
BLETAK!!! Kanguru itu tertabrak oleh mobil saya. Saya bingung campur panik. Mobil saya mulai mengeluarkan bunyi-bunyian aneh.
 


Topic

#fiksi, #gadogado

 


MORE ARTICLE

polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?