Trending Topic
Komnas Perempuan Peringati Hari Jadi Ke-21

25 Oct 2019


(foto: dok. Komnas Perempuan)
 
Memperingati 21 tahun kelahiran Komnas Perempuan, acara Bincang Lintas Generasi Gerakan Penghapusan Kekerasan Terhadap Perempuan digelar di Perpustakaan Habibie Ainun di Patra Kuningan, Jakarta Selatan.

Acara yang diadakan pada 24 Oktober 2019 lalu ini dihadiri oleh para wanita pembela HAM yang telah menjadi bagian dari 21 tahun perjalanan Komnas Perempuan, kaum muda dari sejumlah Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), dan gerakan wanita yang saat ini memimpin kerja penegakan HAM dan demokrasi di komunitasnya masing-masing.

Hadir sebagai pembicara adalah dua orang seniman wanita, yaitu Dewi Candraningrum dan Dolorosa Sinaga.  Dewi Kanti, penyintas diskriminasi masyarakat adat dan penghayat sunda wiwitan, dan Samsidar, aktivis HAM juga hadir sebagai pembicara.

Menurut Dewi Kanti, negara belum bisa melayani kebutuhan masyarakat adat, khususnya dalam hal administrasi negara. Hal ini berdampak pada legalitas pengakuan negara terhadap eksistensi masyarakat hukum adat, termasuk di dalamnya wanita adat. Namun, Komnas Perempuan telah menjadi pendamping, motivator, dan mengawal perjuangan hak wanita adat secara konstitusional.

“Komnas Perempuan telah berperan menguatkan kapasitas perempuan adat untuk mengenali hak nya sebagai warga negara dan melanjutakan advokasi perjuangan dengan cara yang konstitusional. Disinilah peran Komnas Perempuan sebagai lembaga independen itu memberi penguatan terhadap perempuan adat sesuai dgn amanat kelembagaannya”, ujar Dewi Kanti.
 
(foto: dok. Komnas Perempuan)
 
Sementara itu, Dewi Candraningrum mengaku seringkali merasa pesimis terhadap masa depan kemanusiaan, namun ia berusaha menepisnya. Hal ini dilakukan Dewi dengan cara membuat karya lukisan dengan warna-warna berani.

Dewi kerap mengangkat isu-isu wanita dalam lukisannya. Beberapa di antara karyanya adalah lukisan wajah wanita-wanita korban kekerasan seksual di masa pendudukan Jepang, pasca peristiwa 1965, dan tragedi 1998. Ia menggunakan warna cerah, kontradiktif, dan berani sebagai simbol harapan dan pemulihan trauma.

“Benang merahnya itu ada di kekerasan terhadap perempuan. Jadi fitnah terhadap tubuh dan seksualitas perempuan selalu ada. Warna yang saya gunakan dalam lukisan saya sebut sebagai harapan karena saya terus terang sangat pesimis terhadap kemanusiaan. Karena itu saya putuskan memakai warna yang menusuk mata dan harus indah," jelas Dewi Candraningrum.

Para pembicara ini juga menuangkan harapan bagi wanita-wanita generasi muda. Dolorosa ingin wanita penerus bangsa menjadi sumber informasi yang membuka mata sesama pemuda untuk peduli pada ragam persoalan, terutama berkaitan dengan kondisi wanita saat ini.

“Jangan menjadi manusia pasif yang hanya mencari sumber informasi pada teknologi, tapi anda sendiri sebagai perempuan harusnya menciptakan informasi untuk mengisi teknologi komunikasi yang canggih," ujar Dolorosa.

Wanita berusia 65 tahun ini juga berpesan agar wanita muda bisa bergaul dengan orang-orang dari berbagai lintas generasi dan meneruskan perjuangan agar masyarakat tak lagi melihat wanita sebagai objek, namun sebagai nilai yang setara dan punya kontribusi yang sama dalam membangun bangsa.

Sedangkan Samsidar punya harapan agar generasi muda bisa melanjutkan perjuangan bagi para korban pelanggaran HAM yang belum tertangani dengan baik.

“Generasi muda harus mengupayakan ada gerakan sosial untuk terus menggugat, mengubah paradigma, cara pikir negara dan orang-orang bahwa kekerasan pada perempuan itu bukan ekses. Namun kekerasan pada perempuan itu sesuatu yang terjadi karena memang ada yang keliru dalam pola pikir, budaya, nilai, dan undang-undang," ujar Samsidar. (f)
 
BACA JUGA:
5 Wanita Dalam Jajaran Kabinet Indonesia Maju Bentukan Jokowi
Spiderwomen Indonesia, Aries Susanti Rahayu Raih Gelar Juara Dunia Sekaligus Pecahkan Rekor
Stereotipe Gender Masih Hantui Industri Perfilman dan Periklanan
 
 

 


Topic

#komnasperempuan, #hapuskekerasanseksual, #hutkomnasperempuan, #harijadikomnasperempuan

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda? 

https://www.helpforassessment.com/blog/style/ https://www.baconcollision.com/css/ https://seomush.com/ https://radglbl.com/ https://stmatthewscommunityhall.co.uk/vendor/ https://www.bgquiklube.com/style/ https://proton.co.ke/css/ https://www.888removalist.com.au/vendor/ https://quill.co.id/js/ https://aniworld.com.de/css/ https://gmitklasiskupangbarat.or.id/js/ slot gacor สล็อตออนไลน์" เว็บตรงสล็อต MAX33 คาสิโนออนไลน์ MAX33 สล็อตเว็บตรง