Sex & Relationship
Perbedaan Harapan Pria Terhadap Istri dan Anak Perempuannya

19 Oct 2016


Foto: 123RF

 
Rasanya, hampir sebagian besar pria menginginkan istri ideal versi mereka: berpenampilan menarik, bisa melayani suami, pintar mengurus anak dan rumah tangga. Plus, kalau bisa, istri tinggal di rumah saja. Kalaupun tetap bekerja, pria menginginkan istrinya bekerja dari rumah saja. Namun, sebaliknya, ketika bicara tentang anak perempuan, seorang ayah malah ingin anak perempuannya pintar, mandiri, tangguh, dan tahan banting. Apa yang menyebabkan perbedaan ini?
 
Melania vs Ivanka
Di balik hiruk-pikuk pemilihan presiden Amerika Serikat (AS) antara calon dari partai Republik Donald Trump melawan Hillary Clinton dari Partai Demokrat, ada satu hal menarik dari apa yang terjadi dalam kampanye. Menurut Trump, pria menginginkan istri ideal yang sesuai  kodrat wanita: piawai melayani suami, mengurus rumah tangga, dan pandai mengasuh anak. Sedangkan ketika memiliki anak perempuan, pria ingin putrinya itu memiliki karakter yang tangguh dan independen. Hal itulah yang diulas dalam sebuah artikel di New York Times, berjudul “Why Men Want to Marry Melanias and Raise Ivankas”.

Melania adalah istri Donald Trump. Dalam pidato-pidatonya sebagai bentuk dukungan terhadap suami, mantan model asal Eropa Timur ini selalu menegaskan pentingnya keluarga secara tradisional. Nilai-nilai itulah yang dianut oleh Partai Republik yang terkenal konservatif. “Donald selalu setia kepada keluarga,” ujar Melania di salah satu kampanye.
Persoalannya, Melania adalah istri Trump yang ke-3. Sebelumnya, Trump pernah menikah dengan Ivana Trump dan Marla Maples. Dalam sejarah perkawinan Trump, saat masih berstatus sebagai suami Ivana, ia berselingkuh dengan Marla. Perkawinannya dengan Marla pun berakhir dengan perceraian.

Bicara soal kegagalan pernikahan pertama, Trump menyalahkan dirinya karena terlalu percaya kepada Ivana untuk mengurus bisnisnya. Sedangkan pada pernikahan kedua, ia menyalahkan Marla karena terlalu menuntut dirinya agar bisa menghabiskan lebih banyak waktu di rumah bersama keluarga.

Jangan salah duga, Melania, sebelum menjadi ibu rumah tangga, adalah pebisnis. Ia memiliki jewelry line dan mengembangkan brand produk skincare. “Kita tahu peran kita,” ujar Melania. “Saya tidak ingin suami saya memakaikan diapers anak kami,” imbuhnya. Trump pun setuju, “Saya tidak ingin melakukan hal itu. Saya akan memenuhi semua kebutuhan istri untuk merawat anak-anak kami,” ujarnya, di acara Howard Stern, jauh sebelum ia mencalonkan diri sebagai presiden AS.

Namun, perbedaan 180 derajat ditunjukkan Trump saat berkomentar terhadap anak perempuannya, Ivanka, yang aktif berkampanye mendukung sang ayah. “Saya bangga pada Ivanka. Dia adalah pribadi yang mengagumkan, ibu yang penyayang, dan pebisnis hebat,” ujar Trump, memuji sang anak.

Apa yang ditunjukkan oleh Trump pun selaras dengan hasil polling The Shiver Report: An Insight Into the 21st Century Man, terhadap 818 responden. Polling tersebut menyimpulkan, seorang pria memang menginginkan hal berbeda antara istri dan anak perempuan. Soal intelektualitas, sebanyak 72% pria menginginkan hal itu dimiliki istrinya, sedangkan 81% pria menginginkan hal itu ada pada diri anak perempuannya.

Soal penampilan, pria cenderung menginginkan istri yang lebih menarik ketimbang anak perempuannya. Sebanyak 45% responden ingin istri yang atraktif, sementara 11% menginginkan anaknyalah yang harus atraktif. Begitu pula dengan 34% pria yang menginginkan istri sweet dan 11% pria yang ingin anak perempuannya yang ‘manis’.
Namun, bicara soal kemandirian, 66% pria justru menginginkan anak perempuannya bisa hidup mandiri, dan 48%-nya menginginkan anak perempuannya tangguh. Berbanding terbalik dengan sosok istri impian. Sebanyak 34% pria menginginkan istri mandiri, dan hanya 28% saja yang menginginkan istri tangguh.
 
Ekstensi Ayah
Psikolog Tara De Thouars tidak terlalu kaget menanggapi hasil jajak pendapat ini. Menurutnya, ada dua hal yang memengaruhi keinginan pria: sebagai kepala rumah tangga dan sosok yang dominan.

Pertama,  masyarakat di seluruh dunia masih mengonstruksikan bahwa pria adalah kepala keluarga. Dan, berdasarkan konstruksi sosial itu, seolah sudah menjadi keharusan pria lebih tangguh, cerdas, dan lebih mampu menentukan sebuah keputusan ketimbang wanita. Sebaliknya, wanita cenderung dikonstruksikan sebagai sosok ibu rumah tangga yang berada di rumah untuk mengasuh anak dan mengurus keluarga. “Secara otomatis, pria akan mencari istri yang punya kriteria seperti yang terbentuk atas konstruksi sosial itu,” ujar Tara.

Kedua, atas bentukan sosial juga, pria harus lebih dominan daripada wanita pasangannya. Saat ada pria yang didominasi wanita, masyarakat akan menganggapnya kalah. Maka, pria tersebut mau tak mau akan mencari wanita yang tak mendominasi atau berada di bawahnya. “Bisa dari karakternya, perannya, kariernya, dan lain sebagainya. Karena, kalau tidak begitu, maka self esteem pria tersebut akan terserang oleh pasangannya,” lanjut Tara. Memang, tidak semua pria seperti itu. Namun, saat menginginkan sikap ideal dalam diri istri dan anak, sebagian besar kaum adam dipengaruhi oleh 2 faktor tersebut. (f)


Baca juga:


Topic

#ayahanak