Trending Topic
Usaha Keberlanjutan Mode di Pangkalan Kerinci

30 Aug 2023


Dok. APR
 
Fashion sustainability atau mode yang berkelanjutan dan ramah lingkungan sangat kompleks karena rantai industrinya panjang dan menyangkut berbagai aspek sosial, budaya, ekonomi dan kondisi lingkungan itu sendiri. Karenanya setiap usaha untuk mencapai tujuan besar itu patut didukung karena sepenuhnya sustainable amat sulit untuk dicapai.

Terbesar Di Asia

Perjalanan femina ke Pangkalan Kerinci, Kabupaten Pelawawan yang terletak di Provinsi Riau beberapa minggu lalu adalah untuk melihat usaha-usaha mencapai mode yang lebih ramah lingkungan ini, dari industri yang paling hulu yaitu pembuatan serat rayon.

Perjalanan bermobil dari Pekanbaru menuju Pangkalan Kerinci, pusat kegiatan perusahaan Asia Pacific Rayon (APR) ditempuh sekitar 2 jam. Begitu keluar dari area perkotaan, sepanjang jalan kita bisa menyaksikan perkebunan kelapa sawit yang rasanya tidak ada habisnya. Makin menjauhi Pekanbaru, areal perkebunan ini makin rapat dan makin luas.

"15 menit lagi kita akan sampai ke tujuan," kata Fanny Jonas, tim APR yang menjadi pemandu perjalanan. Dan tiba-tiba saja rupa jalanan dan lansekap berubah. Kami memasuki areal dengan jalanan yang mulus dan kawasan hijau asri di kiri kanannya. Makin lama makin menarik, kami memasuki kota mandiri 'di dalam hutan'. Inilah kompleks APRIL Group, dimana salah satunya adalah APR. 

 

RGE Technology Centre dapat dikatakan sebagai jantung atau otak dari industri di APR disinilah semua inovasi dilakukan. Dimulai dari yang paling hulu yaitu proses pembenihan yang dilakukan para ilmuwan di laboratorium. Dok. APR

 
Di areal ini terletak kompleks perkantoran, pabrik dan fasilitas produksi lainnya termasuk pelabuhan dan hutan konservasi. Juga dilengkapi fasilitas umum seperti sekolah, rumah sakit, rumah ibadah, pertokoan, dan perumahan dan mess untuk menampung sekitar 10.000 karyawan yang bekerja di kawasan ini.

"Welcome to Pangkalan Kerinci," sambut Basri Kamba, Presiden Direktur APR yang menyambut femina di selasar hotel Unigraha berkapasitas 120 kamar yang menjadi salah satu pusat kegiatan kawasan. APR adalah produsen single line terintegrasi terbesar serat stapel viscose di Asia. Perusahaan ini menjadi bagian dari Royal Golden Eagle (RGE), grup manufaktur berbasis sumber daya global dan kegiatan operasi yang mengglobal. Dari tempat ini bisa diproduksi 300.000 ton viscose-rayon per tahun dan menjadi yang terbesar di Asia.

 

Banyak tahapan yang dilalui untuk mengolah kayu Eukaliptus dan Akasia menjadi tekstil. Sayangi baju kita. Dok. APR

Konsep Plantation To Fashion

Jadi bagaimana proses pembuatan viscose-rayon cikal bakal benang ini dan mengapa rayon disebut sebagai ramah lingkungan? Dalam perjalanan ini, femina melihat produksi serat rayon dari awalnya yaitu. kebun pembibitan tanaman Akasia dan Eukaliptus, dua jenis tanaman pohon yang pada saatnya akan di panen untuk diambil serat selulosa-nya dan diolah menggunakan zat kimia tertentu untuk menghasilkan serat rayon.

Viscose adalah sejenis rayon. Pada akhir abad 19 dikenal sebagai sutra buatan, dan istilah rayon mulai dikenal tahun 1924. Nama viscose sendiri berasal dari cara pembuatan serat ini yaitu cairan organik kental yang digunakan untuk membuat rayon dan plastik. Dengan kata lain Viscose adalah istilah umum untuk serat buatan yang diregenerasi, terbuat dari selulosa dan dihasilkan dengan proses viscose.

Sebagai serat selulosa buatan yang dibuat ulang, serat ini tidak benar-benar alami (seperti kapas, wol, atau sutra) atau benar-benar sintetis (seperti nilon atau poliester) jadi bisa disebut juga sebagai semi-natural. Secara kimiawi, viscose menyerupai kapas. Sehingga viscose rayon bisa menjadi alternatif bagi kapas.

"Jadi dari ditanam hingga siap di panen (baca: ditebang) butuh waktu 5 tahun. Bandingkan dengan tanaman yang sama di negara 4 musim yang perlu waktu 20 tahun,"ujar Basri Kamba. Iklim tropis ternyata menjadi berkah bagi industri ini sehingga proses penanaman kembali di hutan produksi bisa segera berlangsung dibandingkan proses produksi yang terjadi di negara-negara 4 musim.

 

Setidaknya ada 7 tahap pengolahan kayu Eukaliptus dan Akasia untuk siap menjadi bahan busana. Pada praktiknya, tahapan ini lebih panjang. Dok. APR

 
Setidaknya ada 7 tahapan utama pembuatan Viscose Rayon hingga menjadi garmen siap pakai untuk konsumen, yang bisa disederhanakan sebagai berikut:

1/ Akasia dan Eukaliptus siap panen
2/ Pengolahan menjadi potongan kayu (wood chips)
3/ Diolah menjadi pulp larut (dissolving pulp)
4/ Diolah menjad Serat viscose (viscose fibre)
5/ Dipilin menjadi benang (yarn)
6/ Ditenun menjadi kain
7/ Siap dipakai sebagai bahan busana dan lainnya

Pada praktiknya tahapan ini menjadi lebih banyak lagi karena tanaman Akasia dan Eukaliptus itu diurus dari sejak tissue culture di dalam laboratorium yang luas dan steril yang dikawal oleh para ilmuwan dari Indonesia dan juga Brazil. Dari laboratorium, benih yang sudah dipilih terbaik, masuk ke areal pembibitan. Lagi-lagi ada seleksi yang ketat untuk memilih mana bibit pohon yang lolos untuk ditanam mana yang tidak. Salah satunya adalah yang memiliki batang lurus tidak bercabang. Menarik, ya. Demikian seterusnya di perkebunan ada proses perawatan yang terus menerus, dan setelah dipanen.

 

Dok. APR


Sehubungan dengan penggunaan bahan kimia dalam produksi viscose rayon, seiring kemajuan teknologi, banyak produsen melakukan upaya besar untuk memastikan produksi yang bersih sehingga ramah lingkungan. Namun hal ini tetap menjadi perdebatan di dunia hingga saat ini di dunia. Yang jelas viscose rayon yang terbuat dari 100% selulosa kayu dan dapat terdaur kembali ke tanah dan bahan baku yang dipanen dari pohon ini segera terbarukan.

Konsep 'Everything Indonesia,' yang digaungkan APR secara mudah tercermin dari proses produksi seperti dijelaskan di atas. Semua proses kerja terjadi di Indonesia menggunakan sumber daya alam Indonesia.

 

Salah satu aktivitas pemberdayaan perajin untuk Everything Indonesia. APR membangun Sentra Batik Andalan di Pangkalan Kerinci. Dok. APR

Bahan Tekstil yang Bersaing

Viscose rayon memiliki tampilan seperti sutra dan nuansa kapas dengan sifat memberikan kenyamanan, breathable, dan memiliki daya serap yang tinggi. Jenis kain ini juga mudah diwarnai, bisa ditenun maupun dirajut dengan hasil yang sama baiknya. Karenanya di pasaran banyak disukai karena karakter tersebut di atas. Selain harganya yang bersaing. Karena keserbagunaannya yang unik, banyak industri menggunakan viscose, mulai dari bahan untuk loungewear, athleisure, bahan tempat tidur dan produk kebersihan seperti tisu basah dan masker wajah.

Untuk mendukung permintaan rayon dalam negeri, APR meluncurkan ‘Everything Indonesia', untuk mempromosikan sumber yang berkelanjutan dan produksi mode Indonesia. Tujuannya untuk mendukung Kebangkitan Indonesia sebagai pusat manufaktur tekstil global, dan mengkatalisasi desain dan kreativitas mode rumahan.

Beberapa kegiatan dalam mengampanyekan Everything Indonesia ini misalnya berdirinya Jakarta Fashion Hub (JFH) yang menawarkan ruang kreatif dan platform untuk digunakan oleh desainer, pengusaha, dan produsen fashion lokal. Selain dukungan APR pada berbagai kegiatan mode di tanah air dan Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) termasuk yang berada di areal Provinsi Riau tempat APR beroperasi.

Kabar baik yang lainnya dari Pangkalan Kerinci adalah rencana APR untuk menggunakan 20% serat selulosa dari tekstil daur ulang. Untuk itu semua upaya untuk pembangunan infrastruktur. dan teknologi daur ulang ini termasuk kelayakan untuk membangun fasilitas daur ulang tekstil skala komersial pertama di Indonesia. Rencana ini diharapkan terwujud pada 2030. (f)


Baca juga:
Rama Dauhan Bersama Jakarta Fashion Hub: Karya Mode Yang Memerhatikan Lingkungan
Asia Pacific Rayon bersama Femina Menggelar kelas online membuat Tote Bag
Pemerintah Kasih Dukungan Apa untuk UKM Fashion?

Petty S. Fatimah


Topic

#FeminaIndonesia, #Mode