Trending Topic
Tiga Seniman di Balik Pesona Wajah Femina

6 Sep 2016



Foto: Dok. Femina

Pesta penobatan Wajah Femina selalu semarak dengan penampilan memukau kedua puluh finalis yang menjadi bintang utama malam itu. Di balik gebyar panggung dan penampilan mereka yang bersinar, ada tangan-tangan seniman yang berkontribusi memberikan sentuhan akhir pada kecantikan alami dan personal finalis Wajah Femina. Siapa saja mereka?
 
Elizabeth Wahyu, Pemilik Elizabeth Wahyu Accessories
Aksesori harus Menyesuaikan
“Hubungan saya dengan femina sudah berlangsung lama, sejak saya mendirikan Elizabeth Wahyu Accessories tahun 2003,” kata Eliz, begitu panggilan akrab desainer perhiasan ini, mengawali cerita. Bila menengok ke belakang, femina bisa dibilang media pertama yang ikut serta membuat nama brand Elizabeth Wahyu Accessories dikenal publik. Karena itu, tidak heran bila hubungan femina dan Elizabeth Wahyu Accessories ibarat teman lama.

Kemampuan Eliz mengeksplorasi keindahan kristal Swarovski dan manik-manik dalam desain yang feminin dan glamor membuatnya menjadi salah satu seniman yang dipercaya mempercantik finalis Wajah Femina di atas panggung malam final. Pada waktu itu bisnis aksesorinya baru satu tahun berjalan.

“Biasanya saya dihubungi panitia sebulan sebelumnya dan diberi informasi mengenai tema malam final,” ceritanya. Sebagai desainer, wanita yang hobi melukis ini punya cara tersendiri dalam mengolah ide di  tiap keikutsertaannya dalam Wajah Femina. “Saya tidak pernah membuat perhiasan terlebih dahulu. Tetapi, saya yang menyesuaikan desain aksesori dengan busana yang akan dipakai finalis Wajah Femina,” katanya.

Eliz sangat memahami, ikut terlibat dalam perhelatan Wajah Femina juga menjadi caranya untuk tetap menjadi ‘perhatian’ publik. “Bagaimanapun, WF sudah establish sehingga menjadi ajang yang tepat untuk memamerkan hasil karya saya kepada publik,” ujarnya.    

Alfons Antonio Susanto, Pendiri Salon Alfons
Terpukau Kecantikan Pribadi
“Tiap lulusan Wajah Femina itu berkarakter dan berkelas,” ungkap Alfons, mengingat kembali masa-masa saat ia dipercaya mendandani finalis Wajah Femina. Pria yang mulai aktif mempercantik Wajah Femina lewat tataan rambut dan rias wajah di awal tahun 2000-an ini mengaku sangat menikmati perannya. Sebagai seniman penata rambut, ia terbiasa bertemu dengan banyak wanita cantik, termasuk di antaranya para model. Namun, ia melihat adanya perbedaan signifikan yang membuat para finalis Wajah Femina menonjol.

“Cantik bagi saya tidak sekadar fisik. Saya melihat, finalis Wajah Femina tidak sekadar cantik wajah, tapi dari sorot matanya saya bisa tahu bahwa mereka adalah wanita yang cerdas dan punya kepribadian menarik. Dan memang terbukti begitu,” ungkapnya. Meski   tidak terus-menerus terlibat di ajang Wajah Femina,  ia mengamati banyak alumni Wajah Femina yang sukses menjejakkan prestasi di kelas nasional, bahkan internasional, seperti di ajang Miss Universe, atau ajang bergengsi lain, seperti Asia’s Next Top Model.

Alfons juga merasa cocok dengan cara kerja tim femina yang menurutnya  terarah dan bersifat kekeluargaan. Ia senang selalu diikutsertakan dalam proses pencarian ide untuk   tema penampilan dari para finalis. “Saya sering dibuat kaget dengan ide-ide segar tim femina yang tidak biasa,” lanjutnya, bernostalgia.

Namun, hal yang paling membuatnya terkesan adalah bahwa di dalam prosesnya, sebagai seniman penata rambut ia diberi keleluasaan untuk menerjemahkan tema sesuai dengan kreativitasnya. “Tema yang diberikan tidak mengikat, saya masih bisa memberikan masukan-masukan dan bereksplorasi. Keleluasaan ini membuat saya merasa diberi kepercayaan besar. Suara saya didengar,” ujarnya, senang.

Billy Tjong, Desainer Busana
Ajang Showcase Karya
Feminin, glamor, dengan potongan klasik menjadi sentuhan khas yang menjadi benang merah dalam  tiap busana rancangannya. Kelihaian  dalam menjahit detail fashion dalam warna-warni pastel yang ceria membuat femina memercayakan penggarapan busana cocktail bagi para finalis Wajah Femina kepadanya.

 “Femina sudah seperti keluarga bagi saya. Karier fashion saya pun bermula di femina,” ungkap pemenang Lomba Perancang Mode Femina (2005) ini. Billy baru serius menekuni karier sebagai perancang busana di usia 27 tahun, setelah sebelumnya pernah menjajal karier di dunia perbankan dan fotografi.

Di perayaan tiga dekade Wajah Femina 2015, Billy dipercaya untuk merancang cocktail dress bertema Disco Fever. “Setidaknya saya butuh waktu tiga bulan untuk mempersiapkan desain yang pas dengan tema dan karakter Wajah Femina yang berjiwa muda dan aktif,” ujarnya. Usahanya berhasil ‘menyalakan’ panggung lewat koleksi bertema bling-bling dalam warna emas, perak, dan hitam yang menawan.

Sebagai seorang perancang, model menjadi salah satu unsur penting yang bisa membuat karakter karyanya menonjol. “Seorang model harus tahu apa yang ia bawakan,” ungkap Billy. Di dalamnya  termasuk kelihaian model dalam memperlakukan sepotong baju sehingga menyatu dengan tubuh. “Karakter model saat berjalan di atas catwalk juga memperkuat keunggulan yang ingin ditampilkan seorang desainer dalam karyanya,” lanjut pria yang bergerak di bisnis ready to wear ini.

Ia pun  tidak ragu memercayakan busananya untuk dipakai finalis Wajah Femina. Apalagi saat ini Wajah Femina mensyaratkan tinggi tubuh yang ideal untuk berjalan di atas catwalk. Ditambah gemblengan koreografer catwalk selama karantina, dan karakter menarik dari  tiap finalis, ia yakin gaun cocktail rancangannya akan terlihat sempurna di atas panggung penobatan. (f)

Baca juga Road to Wajah Femina: Perjalanan Menemukan Bintang


Naomi Jayalaksana & Yoseptin Pratiwi


 


Topic

#WajahFemina