
Dok. Unsplash
Jika sebelumnya pakar kesehatan dunia mengatakan bahwa COVID-19 tidak akan menularkan lewat hubungan seksual, nyatanya temuan baru yang dilakukan oleh ilmuwan di Cina berkata lain. Dari penelitian terhadap sperma milik beberapa pasien positif COVID-19 terdapat kode genetik virus corona baru SARS-CoV-2.
Lebih rinci, tim peneliti dari Changhue Municipal Hospital di Provinsi Henan, Cina, telah mendeteksi virus SARS-CoV-2 pada enam dari 38 pasien pria yang dirawat di rumah sakit tersebut. Walau secara persentase jumlah ini termasuk sedikit, namun memperlihatkan adanya bukti baru bahwa virus corona juga terdapat dalam sperma.
Temuan baru yang juga dilaporkan dalam jurnal JAMA Network Open, American Medical Association ini menunjukkan bahwa virus corona berkembang dan bisa memasukin organ reproduksi seperti testis pria.
“Kami menemukan bahwa SARS-CoV-2 bisa ditemukan pada sperma pasien yang positif COVID-19, dan SARS-CoV-2 mungkin masih bisa dideteksi dalam sperma pasien yang sedang dalam penyembuhan,” seperti yang ditulis tim peneliti dalam jurnal JAMA.
Lantas, apakah virus corona ini dapat menyebar lewat hubungan seksual?
Tim peneliti belum bisa menyimpulkan secara pasti keamanan hubungan seksual di tengah pandemi COVID-19 ini. Karena menurut mereka, masih perlu penelaahan lebih jauh terhadap perkembangan virus di organ reproduksi. Mengingat virus corona pada sperma terdapat pada pasien 16 persen pasien akut dan 9 persen pasien dalam masa penyembuhan.
“Jika bisa dibuktikan bahwa SARS-CoV-2 dapat ditularkan dalam hubungan seksual, maka transimisi seksual merupakan hal penting dalam pencegahan penularan. Terutama dengan mempertimbangkan fakta bahwa SARS-Cov-2 ditemukan dalam pasien yang berada dalam masa penyembuhan,” seperti yang disampaikan oleh tim peneliti dari The Eight Medical Center of Chinese People’s Liberation Army General Hospital itu.
Tim peneliti pun mengingatkan bahwa menahan untuk tidak melakukan hubungan seksual atau penggunaan kondom bisa jadi cara pencegahan penularan bagi pasien ini.
"Yang perlu diperhatikan adalah ada kebutuhan untuk mempelajari perkembangan janin. Maka dari itu, menghindari kontak dengan air liur dan darah pasien mungkin saja tidak cukup, karena sperma pasien yang dalam penyembuhan tetap memungkinkan jadi penyebab penularan," jelas para peneliti yang juga belum diketahui apakah virus corona pada sperma dapat memengaruhi kesuburan pria. (f)
BACA JUGA :
LDR Di Masa COVID-19 Tak Selamanya Menyedihkan
Lebih Banyak Pria Positif COVID – 19 Dibandingkan Wanita
Masih Banyak Pertanyaan, Apa Yang Terjadi Setelah Dinyatakan Sembuh COVID-19
Topic
#corona, #seks