
Foto: Shutterstock
Pandemi memang belum berakhir, bahkan bulan suci Ramadhan kali ini masyarakat Indonesia masih harus berhadapan dengan COVID-19. Namun seiring program vaksinasi yang terus dilakukan untuk mencapai herd imunnity serta penularan virus corona yang semakin menurun, pemerintah pun mulai memberikan kelonggaran pada masyarakat untuk beraktitas di Ramadhan tahun ini.
Salah satu pelonggaran tersebut adalah kebijakan yang memperbolehkan buka bersama alias bukber. Kegiatan tersebut memang menjadi salah satu aktivitas rutin yang selalu di nanti umat muslim, tetapi selama dua tahun terakhir pemerintah sempat melarang acara buka bersama untuk mencegah penularan virus corona.
Meski pelonggaran sudah dilakukan, Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19, Prof. Wiku Adisasmito tetap mengingatkan masyarakat supaya tetap bijaksana dalam berakivitas, mempertimbangkan risiko penularan serta urgensi melakukan aktivitas tersebut. Prof. Wiku juga mengingatkan masyarakat supaya mengikuti perkembangan peraturan terkini yang berlaku di daerah domisili atau daerah tujuan bepergian.
"Tetap kami meminta masyarakat untuk tetap bijaksana dalam beraktivitas. Prinsip utama protokol kesehatan tetap harus diutamakan," kata Prof. Wiku, seperti dikutip dari laman resmi Satuan Tugas Penanganan COVID-19.
Selama berkegiatan, ia juga meminta masyarakat untuk melindungi populasi rentan yang ada di sekitar seperti orang yang belum divaksin penuh, warga lanjut usia, dan penderita komorbid, dengan cara bersikap berhati-hati dalam melakukan interaksi sosial. Hal tersebut dilakukan mengingat jika tertular, mereka yang rentan dapat berpeluang mengalami gejala lebih parah maupun kematian yang lebih tinggi.
"Kondisi pandemi yang terus membaik ini harus terus dijaga melalui disiplin menjalankan protokol kesehatan maupun segera vaksinasi penuh serta booster," ungkap Wiku.
Bolehkah ngobrol ketika bukber?
Belakangan, media sosial juga sempat diramaikan dengan informasi yang menyebut buka bersama boleh diselenggarakan asal dilakukan tanpa ngobrol. Terkait dengan hal itu, Wiku menjelaskan bahwa larangan berbicara berlaku ketika sedang menyantap makanan. Itu dimaksudkan untuk menghindari penyebaran droplet yang jadi pemicu penularan COVID-19. Namun setelahnya, kita bisa menggunakan masker dan berbicara untuk menjalin silahturahmi.
Droplet tidak hanya menyebar ketika kita membuka mulut seperti bersin atau batuk. Droplet pun bisa menyebar ketika kita sedang makan. Lalu bagaimana supaya meminimalisir risiko terpapar virus corona saat buka bersama? Berikut beebraa hal yang bisaAnda lakukan:
1/ Memilih buka bersama di ruang terbuka
Saat menentukan tempat untuk buka bersama, Anda bisa memilih ruang terbuka atau memiliki ventilasi yang memadai. Sebab saat berada di ruang tertutup atau minim ventilasi maka hembusan napas yang bisa saja mengandung virus dapat tertahan di udara dan meningkatkan potensi untuk dihirup orang lain yang berada di ruangan yang sama.
2/Batasi membuka masker
Droplet tak hanya menyebar ketika batuk atau bersin, jadi untuk menghindari penularan lebih baik batasi membuka masker hanya ketika makan saja. Usai makan, pasang kembali masker dan Anda bisa mengobrol kembali.
3/Buka bersama dalam kelompok kecil
Buka bersama ramai-ramai tentu menjadi sebuah kebahagiaan tersendiri. Namun untuk sementara ini tahan keinginan Anda untuk melakukannya. Lebih baik batasi terlebih dahulu acara buka bersama dalam kelompok kecil.
4/Tak perlu hadir saat tak enak badan atau belum vaksin
Jika merasa tak enak badan atau belum vaksin, ada baiknya tak perlu memaksakan diri untuk menghadiri acara buka bersama. Saat tak enak badan, kondisi imun menurun sehingga berisiko untuk tertular virus, begitu pula bila Anda belum divaksin. Perlindungan tubuh terhadap COVID-19 belum maksimal.
5/Pantau gejala COVID-19 setelah acara buka bersama
Tetap pantau kondisi tubuh usai acara buka bersama. Perhatikan apakah Anda mengalami gejala COVID-19 atau tidak. Jika tak yakin, Anda bisa juga melakukan tes antigen mandiri. (f)
Baca Juga:
Efek Panjang COVID-19 Pada Pernapasan
Ayo Vaksin Booster, Beri Perlindungan Risiko Terburuk COVID19 Hingga 91 Persen
COVID-somnia, Gangguan Tidur yang Mengintai Kesehatan Mental
Topic
#Pandemi, #Bukber, #Ramadhan