Trending Topic
Seri Kisah Muslim Dunia: Brazil, Kecil Tapi Kompak

7 Jul 2016


Foto: Dok. moroccoworldnews.com, skyscanner.com.

Di Indonesia, Malaysia, Pakistan, atau negara-negara Timur Tengah, Islam memang merupakan agama mayoritas. Tak heran bila penganutnya bisa menjalankan ibadah dengan tenang dan merayakan hari-hari besarnya dengan gegap gempita.

Tapi, bagaimana dengan umat muslim yang terpaksa tinggal di negara-negara yang tak akrab dengan peradaban Islam? Bagaimana pula suka duka mereka sebagai kelompok minoritas? Ikuti kisah-kisah kaum muslim yang tinggal di Jepang, India, Yunani, dan Brasil.

BRAZIL
Masuknya Islam ke Brasil tak lepas dari peran para budak asal Afrika yang didatangkan dan diperjualbelikan oleh orang-orang Spanyol dan Portugis, sekitar tahun 1550, untuk menjadi tenaga kerja perkebunan (wikipedia). Kedua bangsa Eropa ini memang mendominasi kolonialisme di wilayah Amerika Latin. Namun, seiring waktu, banyak di antara mereka yang akhirnya memeluk Katolik Roma, yang merupakan agama mayoritas di Brasil (74%).

Migrasi besar-besaran orang Timur Tengah --khususnya dari Syria dan Lebanon-- serta dari Asia Tenggara ke Brasil pada pertengahan abad ke-20, membuat pengaruh Islam kembali terasa. Setidaknya, menurut sensus penduduk tahun 2000, kaum muslim di Brasil mencapai 27.239 orang, dan umumnya terkonsentrasi di negara bagian Sao Paolo.

Di wilayah ini pula bertebaran sejumlah masjid, salah satunya Masjid Av. Do Estado, yang tertua dan paling terkenal di Brasil. Juga sejumlah pesantren dan komunitas muslim. “Kaum muslim di Brasil membutuhkan komunitas, di mana mereka bisa saling memperkuat iman, lewat kegiatan pengajian ataupun diskusi keagamaan,” ujar Ismail Hatia, pemuka Islam asal Afrika Selatan, yang hijrah ke Brasil pada 1956.

Namun, para pemuka Islam di Brasil mengklaim, jumlah muslim di Negeri Samba saat ini antara 700.000 hingga 3 juta orang. Meski begitu, jumlah itu tentunya  sangat kecil dibanding jumlah total penduduk Brasil (per Mei 2008) yang sekitar 187 juta jiwa.

Berkembangnya Islam di negara terbesar di Amerika Latin ini tak lepas dari dukungan dana dari berbagai yayasan maupun individu, terutama dari negara-negara Arab. Termasuk kegiatan syiar yang dilakukan para imam di Masjid Av. Do Estado serta pembangunan sejumlah pesantren di negara bagian Campinas.

Karena itu, meski minoritas, komunitas Islam di Brasil termasuk maju dan kompak. Buktinya, mereka memiliki sejumlah organisasi Islam, Islamic Center, perusahaan  berbasis syariah, pesantren, sampai tingkat college, bahkan beberapa situs web sebagai sarana komunikasi.

Kendati begitu, menurut situs www.islamfortoday.com, penganut Islam di Brasil memang sulit berkembang secara kuantitas. Salah satu penyebabnya adalah kuatnya pengaruh Gereja Katolik di wilayah ini (meski kabarnya belakangan ini penganut Katolik juga makin banyak yang berpindah keyakinan). Penyebab lain, syariat Islam tampaknya ‘nggak nyambung’ dengan masyarakat Brasil yang gemar berpesta dan bersenang-senang.

Namun, menurut Sheikh Khalil Saifi, koordinator Pusat Komunikasi Islam untuk (wilayah) Amerika Latin, penyebabnya bukan hanya dari luar, tapi juga dari dalam. Harus diakui, komunitas muslim di Brasil cenderung menutup diri, kurang gaul, bahkan cenderung curigaan terhadap orang dari luar komunitas. (f)
 
Tina Savitri, Ficky Yusrini


Topic

#puasadanlebaran