Foto: Pixabay
Berdasarkan data Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, hingga Senin, 6 April 2020, jumlah kasus positif mencapai 2.491 dan meninggal dunia 209. Sementara itu, 192 dinyatakan sembuh.
Achmad Yurianto, Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 dalam siaran media yang diterima femina mengatakan bahwa pasien yang telah dinyatakan sembuh telah memiliki imunitas kekebalan terhadap virus Covid-19 dan tidak akan menularkan kembali.
"Mereka yang sudah sembuh ini kondisinya bagus dan tidak perlu dikhawatirkan lagi untuk menularkan penyakit. Pasien yang telah sembuh memiliki imunitas kekebalan terhadap virus COVID-19," ujar Yuri.
Walau memiliki imunitas yang tinggi, namun berdasarkan hasil penelitian yang telah diterbit di Journal of the American Medical Association (JAMA) yang dilakukan oleh para ahli di Wuhan, Cina pada Januari - Februari 2020 menunjukkan bahwa COVID-19 akan bertahan dalam tubuh selama setidaknya dua minggu setelah gejala penyakit sembuh.
Itulah sebabnya, para pasien yang dinyatakan negatif setelah melewati perawatan, harus menjalani kembali isolasi dan beberapa tahap pemeriksaan tambahan sebelum dinyatakan pulih secara total.
Para ahli di Cina yang melakukan penelitian menjelaskan bahwa pasien akan masuk dalam tahap pemulihan bila tes COVID-19 dinyatakan negatif selama dua hari atau lebih secara berturut-turut.
Kekebalan tubuh memang menjadi kunci kesembuhan dari virus. Untuk diketahui, sistem imunitas manusia ditentukan oleh kemampuan tubuh untuk memproduksi antibodi. Antibodi sendiri terdapat di dalam darah dan digunakan oleh sistem kekebalan tubuh untuk mengidentifikasikan dan menetralisasikan atau menghancurkan benda asing seperti bakteri dan virus. (f)
Baca Juga:
Efek COVID-19 Pada Kesehatan Mental Anak-anak dan Lansia
Menkes Setujui Penerapan PSBB di DKI Jakarta, Apa Saja yang Dibatasi?
Bukan Cuma Melindungi Dari Virus, Ini Sisi Psikologis Memakai Masker
Topic
#corona