
Foto: Pixabay
Hampir semua sektor kehidupan terdampak pandemi COVID-19 tak terkecuali industri pariwisata yang jalannya makin terseok-seok. Sebagai salah satu daerah yang bergantung pada industri tersebut, Bali pun mau tak mau juga harus merasakan imbasnya.
Seperti diberitakan Kompas.com, banyak hotel di Bali yang beroperasi dengan jumlah okupansi minimum atau kurang dari 10 persen. Bahkan beberapa di antaranya harus menutup usahanya.
Pemerintah pun akhirnya mengambil langkah untuk membuat program Work From Bali (WFB) bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) di bawah koordinasi Kemenko Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi. Program tersebut difasilitasi oleh negara untuk menyokong pariwisata Bali.
Ada tujuh kementerian di bawah Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi, yakni Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP), Kementerian ESDM, Kemenparekraf, Kemenhub, Kementerian PUPR, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, dan Kementerian Investasi.
Tetapi tak semua ASN dapat bekerja dari Bali. Kepala Biro Komunikasi Kemenparekraf Visensius Jemadu menyebut kemungkinan hanya 25 persen ASN di setiap kementerian saja yang diperbolehkan bekerja dari Bali.
Pemerintah pun telah memutuskan bahwa kawasan Nusa Dua akan menjadi percontohan pelaksanaan program work from Bali. Nusa Dua Bali merupakan kawasan yang dikelola oleh Badan Usaha Milik Negara yakni Indonesian Tourrism Development Corporation (ITDC). Secara fasilitas Nusa Dua memiliki kesiapan untuk menunjang program tersebut. Pekerja sektor pariwisata di Nusa Dua juga sudah siap dalam menyambut work from Bali karena sudah terbiasa menerima wisatawan.
Tak hanya itu saja, hotel-hotel mendapatkan sertifikasi Cleanliness, Health, Safety, Environmental Sustainabilty (CHSE) dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Meski tak sepenuhnya dapat menggantikan jumlah kunjungan wisatawan di kondisi normal, Kepala Dinas Pariwisata Bali, Putu Astawa pun berharap program WFB ini dapat memulihkan semangat pelaku pariwisata di Bali dan dapat menjadi latihan penyambutan wisatawan saat kondisi mulai normal.
Dalam kondisi normal, Bali sendiri menjadi magnet bagi setidaknya 16,5 juta wisatawan. Jumlah tersebut merupakan kunjungan yang berasal dari wisatawan nusantara dan wisatawan mancanegara.
Optimisme serupa juga diperlihatkan oleh Sekretaris Jenderal Perhimpunan Hotel dan Restoran (PHRI) Bali, Perry Markus. Ia mengungkapkan jika program WFB bisa menjadi salah satu cara mendongkrak pariwisata supaya menggeliat kembali. (f)
Baca Juga:
Indonesia Ingin Berlakukan Travel Bubble, Kita Bisa Bebas Traveling?
Dipakai untuk Vaksinasi Gotong Royong, Vaksin Sinopharm Disebut Memiliki Tingkat Efikasi Tinggi
Satgas COVID-19: Pembelajaran Tatap Muka Akan Mempertimbangkan Kondisi Pandemi di Setiap Daerah
Topic
#WorkfromBali, #Bali, #Pariwisata