
"Satu abad setelah Indonesia merdeka, kita harus keluar dari jebakan negara menengah dan menjadi negara maju," ujarnya di hadapan anggota DPR-MPR dan tamu negara.
Yang beliau maksud maju adalah negara dengan pendapatan per kapita 320 juta rupiah per tahun atau hampir 27 juta rupiah per bulan. Serta masuk dalam lima besar negara berkekuatan ekonomi dunia.
Menurutnya itu adalah target yang masuk akal dan dapat dicapai, tapi bukan hal yang mudah. Harus disertai kerja keras dan kerja cepat. Ia menekannya agar Indonesia tidak terjebak pada rutinitas dan selalu melakukan inovasi, tidak hanya pada ilmu pengetahuan tapi juga budaya. Jokowi pun mencontohkan dari hal sederhana seperti seorang presiden harus berdiri di satu titik yang sama dari tahun ke tahun saat halal bihalal. Kita harus mendobrak rutinitas dan meningkatkan produktivitas.
Jokowi juga menekankan pemerintahannya tidak lagi berpusat pada proses tapi harus mengutamakan pada hasil yang bisa dinikmati masyarakat. Beliau mengibaratkan sebuah pesan di WA atau SMS, pemerintahnya bertugas untuk memastikan pesan sampai dan tak sekadar terkirim. "Tugas birokrasi adalah making deliver," ujarnya dalam pidato yang disampaikan tanpa membaca teks tertulis itu.
Presiden ke-7 Indonesia tersebut yakin, jumlah penduduk produktif yang lebih banyak di Indonesia bisa jadi tantangan, tapi juga peluang jika sumbar daya manusianya unggul dan didukung iklim politik yang kondusif. Seperti janjinya saat pidato terdahulu, Jokowi memusatkan perhatian pada pembangunan SDM yang unggul, dapat bekerja keras, dan terampil.
Seperti diketahui, pada lima tahun pemerintahan sebelumnya, Jokowi menggenjot pembangunan infrastruktur di Indonesia. Ia mengatakan akan meneruskan pembangunan infrastruktur yang akan menghubungan daerah produksi dan distribusi secara lebih mudah. Yang dapat lebih mudah mengakses daerah wisata.
Ia berjanji untuk menyederhanakan regulasi. Pemerintahnya akan mengajak DPR untuk merancang dua undang-undang besar, UU Cipta Lapangan Kerja dan UU Pemberdyaan UMKM.
"Puluhan UU yang menghambat penciptaan lapangan kerja langsung direvisi sekaligus. Puluhan UU yang menghambat pengembangan UMKM juga akan langsung direvisi," tuturnya.
Dua hal lagi yang ingin Jokowi sedehanakan, yaitu soal masuknya investasi dan eselon dalam lembaga pemerintahan. Nantinya eselon hanya akan ada dua level, yang diukur secara fungsional dan menghargai keahlian serta kompetensi.
Jokowi juga mengatakan saatnya melakukan tranformasi ekonomi, beralih dari ketergantungan pada sumber daya alam dan beralih pada daya saing manufaktur dan jasa modern yang memiliki nilai tambah tinggi.
Dalam penutupan pidato, Jokowi mengajak masyarakat untuk bersama-sama menuju kemajuan, sambil mengutip peribahasa Bugis. "Pura babbara sompekku, pura tangkisi golikku. Layarku sudah terkembang, kemudiku sudah terpasang. Kita bersama menuju Indonesia maju!"
Banyak orang menilai tugas Jokowi lima tahun ke depan lebih berat. Sebagian malah pesimis pada pemerintah, namun tentu saja banyak masyarakat yang selalu optimis menyongsong masa depan.
Selamat bekerja dan mengemban amanat rakyat, Bapak Joko Widodo dan Ma'ruf Amin. (f)