
Foto: Reynette Fausto
Hari Kartini, yang diperingati setiap tanggal 21 April menjadi pengingat kita betapa pendidikan sangatlah dibutuhkan untuk wanita.
Brigham Young menyatakan, “You educate a man, you educate a man. You educate a woman, you educate a generation.” Hal ini sangat masuk akal mengingat peran wanita di tengah keluarga sebagai pendidik anak-anaknya.
Dalam perayaan Kartini 21 April 2018 lalu, Kinokuniya Books Indonesia bersama Personal Growth, Counseling and People Development, membedah buku I am Malala.
Malala Yousafzai sendiri adalah wanita muda asal Pakistan yang memperjuangkan hak-hak wanita mengenyam pendidikan. Di negaranya, saat pemerintahan Taliban berkuasa, Malala menjadi saksi bagaimana kebebasan wanita dirampas termasuk untuk mendapatkan pendidikan.
“Pendidikan, baik dari rumah maupun sekolah menjadi salah satu peranan penting dalam membentuk karakter perempuan. Perempuan yang memiliki karakter yang tangguh, inspiratif, berani mengemukakan suara serta memberikan kontribusi bukan hanya dalam hal emansipasi tetapi juga bagi keluarga, masyarakat, lingkungan dan bahkan negara,” ujar CEO Personal Growth Ratih Ibrahim, membuka diskusi.
Buku “I am Malala” yang dirilis pertama kali tahun 2013 merupakan kumpulan curhat Malala yang dipublikasikan di blog BBC sejak tahun 2009. Di usia 14 tahun Malala menceritakan di balik nama samaran ‘Gul Makai’ tentang penderitaannya sebagai seorang wanita hidup di bawah bayang-bayang tirani Taliban.
Tahun 2012, Malala berusaha dibungkam dengan cara ditembak oleh tentara Taliban di dalam bus sepulang sekolah. Beruntung nyawa Malala berhasil diselamatkan.
Penembakan tersebut justru mengarahkan perhatian dunia pada perjuangannya. Di usia 16 tahun Malala diberi kesempatan untuk berpidato tentang hak perempuan, perlawanan terhadap terorisme dan kebodohan di depan Forum Majelis Kaum Muda di Markas Besar PBB di New York, Amerika Serikat. Hari tersebut pun dideklarasikan sebagai Hari Malala. Sementara oleh Time Magazine Malala dinobatkan sebagai salah satu dari 100 Most Influential People in The World tahun 2013 dan setahun setelahnya ia dianugerahi Nobel Perdamaian.
Pesan untuk wanita yang dapat dipelajari dari buku I am Malala sebagaimana disarikan oleh Ratih Ibrahim adalah:
1/ Jangan pernah ragu untuk bersuara sebab suara kita berharga terutama saat kita dibungkam.
2/Jangan pernah ragu dengan kemampuan kita untuk bisa memberi dampak pada dunia.
3/ Pendidikan adalah hak asasi setiap manusia. Kekuatan yang bisa diberikan dari pendidikan adalah memberikan pemberdayaan untuk menciptakan generasi yang lebih baik.
4/ Buku Malala memperlihatkan bagaimana cara mengatasi kesulitan, mengubah kelemahan menjadi kekuatan dan keberanian. (f)
Baca Juga:
Malala Berbagi Inspirasi
Kartini dari Maumere: Menginisiasi PAUD untuk Anak Berkebutuhan Khusus
Anak Butuh Sekolah Bukan Menikah
Topic
#buku