Pandemi membawa perubahan yang sangat besar dalam segala aspek kehidupan kita, tak terkecuali dunia kerja. Banyak tantangan baru kita hadapi, juga munculnya peluang-peluang yang berbeda, namun di sisi lain kita masih digelayuti ketidakpastian kapan pandemi akan berakhir dan bagaimana peta dunia kerja di masa depan dan sejauh apa perubahannya.
Untuk itu, Indonesian Women’s Forum (IWF) 2021 yang diprakarsai oleh Femina dan dibuka pada Senin 27 September, mengusung tema A Whole New World, Face The Challenge, Unleash Your Potential, mengajak seluruh perempuan Indonesia untuk bersikap positif, optimistis, dan bersiap menghadapi disrupsi kehidupan akibat pandemi ini dengan mengolah potensi yang ada pada diri masing-masing.
Tema yang diangkat di hari pertama IWF 2021 yang kali ini diadakan secara virtual adalah The Future Of Workplace, yang meneropong masa depan dunia kerja dan karier selepas pandemi. “Selalu ada tuntutan kompetensi baru sebagai pemimpin sukses di masa depan. Yang jelas, pintar saja tidak cukup. Dunia yang berubah juga menuntut rekonfigurasi terhadap tempat kerja dan dunia kerja,” kata Petty S. Fatimah, CCO Femina dan Direktur Editorial PT Prana Dinamika Sejahtera, saat membuka diskusi panel (conference) sesi pertama.
Ucapan tersebut menjadi jangkar diskusi panel bertajuk New Skill Set for Future Work dan mengundang pendapat-pendapat menarik serta diskusi hangat dengan 4 pembicara yang hadir, yakni Phillia Wibowo (Managing Partner, Indonesia, McKinsey & Company di Indonesia), Syofvi Felienty Roekman (Direktur Manajemen Sumber Daya Manusia PT PLN (PERSERO), sekaligus mewakili SRIKANDI BUMN), Maya Arvini (President QLUE Smart City), dan Priscilla Anais (Associate VP of Product Tokopedia).
Yang Berubah dari Dunia Kerja
Apa saja, sih, yang berubah dari dunia kerja saat ini? Philia Wibowo mengatakan ada 3 hal utama. Pertama, pekerjaan itu sendiri. Hal-hal yang kita pikir (harus dilakukan secara) fisikal, ternyata sekarang bisa dilakukan secara daring. “Bahkan brainstorming pakai post it, bisa tetap dilakukan secara digital, karena ada aplikasinya,” kata Philia.
Kedua, masih kata Philia, adalah work force. Jika dulu mengundang expert dari luar negeri kita akan bertanya apakah dia bisa datang ke Indonesia, sekarang tidak perlu begitu, karena bisa dilakukan melalui video. Dan ketiga, adalah work place. Dulu kita berpikir kantornya bagaimana, team work-nya seperti apa. Sekarang, hybrid itu sudah menjadi sesuatu yang lumrah dilakukan dan mulai dipikirkan untuk menjadi hal yang akan diteruskan.
Kendati hybrid working sudah mulai umum dan menjadi pilihan di dunia kerja, toh, masih banyak kaum profesional yang gamang menjalaninya. Ada banyak kendala yang mereka hadapi, termasuk kekhawatiran akan produktivitas dan keseimbangan hidup yang terganggu. Philia menyarankan, terutama untuk pimpinan, penting untuk tidak melupakan sisi hubungan antarmanusia, baik dalam relasi dengan bawahan maupun dengan klien.
Perubahan-perubahan di dunia kerja menuntut kemampuan untuk beradaptasi, yang mau tidak mau sekarang menjadi syarat penting menghadapi situasi saat ini. “Dulu, kita pikir IQ yang lebih penting, lalu muncul EQ. Sekarang yang penting adalah (memiliki) AQ atau adaptability quotient,” kata Philia.
Untuk mampu beradaptasi, Philia menekankan pentingnya memiliki semangat long life learning, belajar sepanjang hayat. Ini menjadi amunisi untuk kita menghadapi masa depan yang serba tidak pasti. (f)
Baca Juga:
Temui Mereka di Indonesian Women's Forum 2021!
Indonesian Women's Forum Is Back on Your Gadget, 27-29 September 2021. Segera Daftar, Ya!
Fakta: Fleksibel dalam Berpikir Penting Untuk Kembangkan Inovasi
Topic
#IWF2021, #karier, #skill