
PituRooms Salatiga adalah hotel teramping di Indonesia saat ini. Dok. PituRooms
Kota yang tenang berpadu dengan hawa sejuk, panorama kaki gunung nan indah, serta kuliner menggugah selera, layak masuk dalam daftar destinasi liburan akhir tahun. Yang tak boleh dilewatkan, tentu saja, menginap di hotel teramping se-Indonesia dan merasakan kenyamanan kamar tidur yang sulit dilupakan di PituRooms. Hotel dengan bangunan berdesain Pet Architecture yang berlokasi di Jl. Sukowati No.33, Salatiga, Jawa Tengah.
Rehat di Salatiga!
Tak heran jika Salatiga memiliki 'aura peristirahatan' yang sangat kuat. Jika Anda termasuk pencinta sejarah, Salatiga adalah kota bersejarah yang pernah menjadi magnet bagi para tokoh sejarah Indonesia yang ingin rehat dari kehidupan yang penuh hiruk pikuk. Lokasi strategis Salatiga yang dikelilingi Gunung Merbabu, Gunung Telomoyo, dan Gunung Ungaran menjadi daya tarik yang menguatkan kota ini sebagai kota rehat terindah di Jawa Tengah.
Salatiga yang dikelilingi 3 gunung, menawarkan pemandangan indah yang dapat dinikmati dari balkon lantai 6 hotel PituRooms. Dok. PituRooms

Breakfast with a view, bisa dilakukan di Pitu Longue lantai teratas. Nikmati kecantikan Gunung Merbabu sambil menghabiskan tumpang koyor atau soto ayam. Dok. PituRooms
Karena keindahan alamnya, Salatiga menjadi kota yang dipilih pemerintah Hindia Belanda sejak abad ke 18 sebagai lokasi mendirikan vila-vila. Tidak heran jika wilayah Salatiga sempat dikenal sebagai sebagai Kawasan Eropa. R.A. Kardinah (adik kandung pahlawan nasional R.A. Kartini) pun menjadi orang Jawa pertama yang memilih tinggal di Kawasan Eropa - Salatiga, seusai suaminya pensiun dari menjabat Bupati Tegal pada masa Hindia Belanda sekitar tahun 1930-an. Waktu itu, Kardinah juga mengurus semacam resort pariwisata (vacantieoord) di Salatiga, yang melayani anak-anak non-Eropa kaya yang berlibur di kota tersebut.
"Selain orang-orang besar yang menjadi bagian dari sejarah kota Salatiga, masih banyak sejarah dari Salatiga terkait sejarah nasional juga Kasunanan Solo. Namun belum banyak masyarakat lokal sadar akan kekayaan historis Salatiga," ujar Abel Jatayu, Pegiat Sejarah Kota Salatiga saat bertemu Femina di lokasi hotel PituRooms.
Abel juga mengisahkan tentang kota Salatiga yang pernah menjadi saksi sejarah perjuangan perempuan melawan penindasan kolonialisme, juga menjadi lokasi perjanjian Salatiga (yang memecah Kasunanan dengan Mangkunegaran Solo).

Berdiri di tengah kota Salatiga, para tamu hotel dimanjakan suasana beristirahat santai dengan latar bayang-bayang pegunungan yang mengelilingi kota. Sangat cocok dengan sejarah Salatiga yang menjadi kota dibangunnya beberapa vila oleh pemerintah Hindia Belanda sejak abad ke-18 juga beberapa orang tersohor tanah air pada masa penjajahan Belanda.
Dok. PituRooms
Dok. PituRooms
Kamar Ringkas Berkonsep Cerdas
Tak berlebihan rasanya jika Ary Indra, seorang arsitek, Founder dari PituRooms juga pemilik Aboday Design di Jakarta kemudian terpikat dengan Salatiga dan mendirikan sebuah boutique hotel. Dapat dikatakan PituRooms sebagai hotel yang merupakan wujud karya seni penciptanya,
Saat berdiri di depan bangunan hotel, PituRooms tampil menjulang dengan dominasi warna merah bata. Sangat kontras dengan sekitarnya. Yang juga menarik perhatian adalah kubus metal misterius pada bagian teratas hotel.
Sepintas, PituRooms mirip rumah 7 lantai yang dibangun di atas tanah sisa. Tak sepenuhnya salah, karena Ary tak menampik bahwa hotel buatannya didirikan di sebuah tanah sisa yang berlokasi strategis, sekitar 400 meter dari alun-alun kota Salatiga. Tapi walaupun luasnya terbatas, banyak sisi dari hotel yang mengusung konsep ringkas ini, ternyata memiliki sudut-sudut yang sangat cerdas mempertimbangkan detail dan kegunaannya.
Saat berdiri di depan bangunan hotel, PituRooms tampil menjulang dengan dominasi warna merah bata. Sangat kontras dengan sekitarnya. Yang juga menarik perhatian adalah kubus metal misterius pada bagian teratas hotel.
Sepintas, PituRooms mirip rumah 7 lantai yang dibangun di atas tanah sisa. Tak sepenuhnya salah, karena Ary tak menampik bahwa hotel buatannya didirikan di sebuah tanah sisa yang berlokasi strategis, sekitar 400 meter dari alun-alun kota Salatiga. Tapi walaupun luasnya terbatas, banyak sisi dari hotel yang mengusung konsep ringkas ini, ternyata memiliki sudut-sudut yang sangat cerdas mempertimbangkan detail dan kegunaannya.

Bangunan ini dimasukkan dalam golongan Pet Architecture, sebuah istilah yang disematkan pada bangunan kecil di Jepang yang dibangun di atas tanah ‘sisa’ dengan bentuk dan ukuran kecil atau non standar. Dok. PituRooms
Setiap ruang ditata dengan apik, hingga tetap terkesan luas dan nyaman. Luas setiap kamar hanya 24m², tapi memiliki fasilitas lengkap. Di bawah kasur yang empuk, terdapat dipan yang menyatu dengan tempat meletakan brangkas dan kulkas, serta sudut menjorok untuk meletakkan sepatu. Pada dinding sisi pintu, terdapat nakas plus gantungan baju yang bagian bawahnya bisa dibuka menjadi meja kerja mungil. Juga air conditioner yang disamarkan dengan penutup di bagian atas nakas sehingga kamar tetap berkesan nyaman.

Kamar tidur yang nampak sederhana ini memiliki banyak fitur bermanfaat yang memanjakan para tamu dengan berbagai fasilitas penunjang kebutuhan kaum pekerja masa kini, yang ingin liburan namun tetap siap sedia menerima panggilan pekerjaan. Dok. PituRooms
Kamar mandi disetiap kamar juga diatur sangat efisien dan fungsional. Terdapat wastafel, closet, tempat sampah lipat, cermin lipat bersiku, kabinet bertingkat, dan kamar shower yang cukup besar. Setiap detail diatur sangat efisien sehingga tamu mudah melakukan berbagai aktivitas di kamar mandi dengan baik. Ide yang cukup menarik adalah hadirnya 'lubang mengintip' pada dinding shower kamar mandi, sehingga Anda dapat menyaksikan sunset atau city view sambil menikmati air hangat pancuran mengguyur tubuh. Kamar mandi pun terasa lebih kaya oksigen dan tidak sesak.

Kamar mandi yang memanjang ini diatur sedemikian rupa sehingga para tamu tetap dapat beraktivitas di kamar mandi dengan baik. Dok. PituRooms
Interior berbeda dan karya seniman lokal
Dalam bangunan hotel 7 lantai ini terdapat 7 kamar dengan tema interior berbeda satu dengan lainnya. Masing-masing kamar mengusung gaya dan warna karya seni yang ada di dalam kamar. Istimewanya, ada beberapa seniman lokal Salatiga yang dilibatkan pada konsep interior hotel, seperti Alodya Yap yang mengerjakan “Salatiga Pride” dan Nurlaila yang karyanya memanfaatkan pipa ducting AC.

Selain banyaknya karya seni yang dipajang di dalam dan lorong menuju kamar, angka-angka yang tertera di anak tangga ini menunjukkan total kalori yang dibakar saat menaiki tangga secara manual. Dok. PituRooms
Puas merekam kecanggihan dalam kamar, lanjut dengan mengeksplor sisi-sisi hotel mulai dari lantai dasar, tangga, lift kapsul hingga ruang makan. Banyak ide-ide cemerlang yang membuat hotel ini berkesan luar biasa, canggih!
Saat menaiki tangga manual, terbaca angka-angka pada anak tangga yang tertulis angka pembakaran kalori yang didapat saat menaiki tangga tersebut. Anda juga dapat mencoba lift kapsul unik berdiameter 75cm yang pas untuk satu orang, hingga ke lantai yang dituju.

Banyak karya seni yang dipajang di lorong, dinding dan juga dalam kamar hotel sebagai bentuk kolaborasi pihak hotel dengan seniman muda lokal Indonesia juga Salatiga.
Dok. PituRooms
Nama Pitu dan makna di baliknya
Nama Pitu rupanya terlahir dari sebuah memento tentang joke yang kerap ditujukan bagi orang Salatiga. Jika orang luar bertanya kepada orang asli Salatiga: “Tinggal di mana?” dan dijawab: “Salatiga”. Lawan bicara akan menjawab balik: “Salah Tiga? Dapat Tujuh, ya?". Lelucon garing ini terngiang di benak Ary hingga terlahir nama PituRooms yang juga diambil dari adanya 7 kamar dan 7 lantai di hotel ini.

Di hotel ini Anda dapat mencoba jajanan khas Salatiga. Dok. PituRooms
Mengaku berkonsep usaha sociopreneur, Ary mengembangkan berbagai kolaborasi wirausaha dan wisata lokal menjadi ekosistem bisnis bersama. Seperti NgopoNgopi dan Piturasa di PituRooms yang siap menjamu para tamu dengan menu khas Salatiga yang diolah dari beberapa makanan setempat. Di area lounge juga resepsionis, disediakan berbagai produk lokal Indonesia. Anda juga bisa mencoba jajanan khas Salatiga seperti rolade singkong, wedang ronde, dan enting-enting gepuk yang disediakan dari pengusaha kuliner lokal.
Jika Anda berencana berwisata ke Salatiga dan mencoba pengalaman menginap di hotel teramping di Indonesia, Anda dapat memanfaatkan paket Pitutur yang bekerja sama dengan usaha wisata lokal Salatiga. Anda akan diajak mengunjungi objek wisata di sekitar Salatiga, seperti Gumuk Sidul Menul-menul, kelenteng Salatiga, danau Rawa Pening, gua Rong, gunung Telomoyo, mata air Senjoyo, hingga museum kereta Ambarawa.
Tunggu apalagi. Yuk, atur rehat sejenak ke Salatiga!
Baca Juga:
Menikah di Ketinggian Bukit Menoreh
Me-Time atau Family Getaway? Coba di Pullman Ciawi Vimala Hills
Menikmati Relaksasi Terbaik di Resor Mewah ala Jepang di Ubud Bali
Laili Damayanti
Topic
#piturooms, #petarchictecture, #hoteltertipisindonesia, #hotel, #salatiga