“Inovasi terbaik adalah yang didasarkan pada kearifan lokal. Cara ini efektif dalam mendorong pertumbuhan ekonomi,” ungkap Bambang Brodjonegoro, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, saat membuka Seminar Nasional Pembangunan Inovatif, Pemimpin Kreatif, dan Daerah Kompetitif, Rabu (11/1) di Jakarta. Tiga pemimpin daerah, Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas, Wali Kota Makassar, Mohammad Ramdhan Pomanto, dan Asisten II Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat, Denny Juanda Puradimadja, tampil mempresentasikan inovasi-inovasi yang digarap di daerah masing-masing.

Dalam berinovasi, pemimpin harus berani bayar harga melalui kebijakan yang awalnya tidak populer, tapi berbuah manis. Dalam presentasinya, Azwar Anas mencontohkannya lewat kebijakan pelarangan pembangunan mal dan masuknya toko retail ke Banyuwangi selama lima tahun. “Saya larang sebelum income per kapita kami di atas Rp25 juta,” cetusnya. Apabila tidak diatur, pasar modal yang merangsek ke desa-desa mematikan toko-toko kelontong milik rakyat.

“Proteksi ekonomi rakyat harus ditegakkan dahulu,” tegas Azwar Anas. Kebijakan ini telah mendorong naiknya pendapatan per kapita masyarakat Banyuwangi, dari 220,8 juta/orang/tahun sebelum tahun 2010 menjadi 37,53 juta/orang/tahun setelah tahun 2015. (f)

Baca juga:
Riri Riza, Membingkai Keindahan Alam dan Budaya Makassar
5 Makanan Rumahan khas Makassar Wajib Coba

---

Topic

#Pemimpin

---