
Foto: Fotosearch
Ngaku, deh, kita sering menemukan foto pre wedding yang jelek? Dengan cueknya, kita bisa asyik mengomentari foto jelek tersebut. Soalnya, foto orang lain, sih. Padahal, siapa pun bisa mengalami foto pre wedding yang buruk, termasuk kita dan calon suami. Nah, daripada hasil foto pre wedding kita ditertawakan juga, lebih baik kenali dulu hal-hal apa saja yang menyebabkan kegagalan foto pre wedding...
1. Memilih fotografer
Namanya juga sesi pemotretan, seorang fotografer jadi kunci sukses mendapatkan hasil foto pre wedding sesuai keinginan kita. Kesalahan pertama yang sering terjadi adalah kita sering banget berpikir kalau tiap fotografer itu sama, khususnya dalam hal kemampuan. Padahal, banyak, tuh, fotografer amatiran yang cuma menawarkan jasa motret tanpa tahu seluk-beluk pemotretan pre wedding yang sebenarnya.
Atau mencari fotografer murah. Memang, harga mahal bukan jaminan kualitas bagus. Tapi jangan lantas kita beralih ke yang murah, apalagi kalau hargany di bawah rata-rata (biasanya fasilitasnya juga kurang, tuh!). Maka, atur budget khusus dan rajin huntinh fotografer bagus sesuai harga yang diinginkan.
2. Terlibat, dong!
Saking sibuknya kita dan calon suamo, waktu untuk brainstorming dengan fotografer tidak tersedia. Jangan bersikap lugu kalau semuanya akan beres di hari H jika kita tidak pernah membahas tema pemotretan dengan fotografer. Siap-siap aja, deh, mengalami hari buruk! Maka, sebisa mungkin, luangkan waktu diskusi dengan fotografer--akan lebih baik kalau kita punya 'wish list' ingin gaya foto seperti apa dengan membawa contoh-contoh gambar dari majalah atau lainnya.
3. Tidak cek cuaca
Tidak ada satu pun yang tahu pasti kedaan cuaca esok hari. Namun, tidak ada salahnya kita rajin cek prakiraan cuaca di tempat lokasi pemotretan-khusunya outdoor! Kalau sudah tahu saat ini lagi musim hujan, jangan juga ngotot meminta pemotretan outdoor di pulau, dong. Kecuali, kalau kita rela membayar jasa pawang hujan...
4. Salah kostum
Terpesona dengan foto-foto romantis ala selebritis Hollywood boleh-boleh saja. Tapi, mesti realistis juga dengan keadaan. Misal, jika Anda dan suami ingin foto malam hari dengan background sibuknya suasana Bunderan HI, ya, jangan pakai baju super minim biar tidak jadi tontonan gratis.
5. Pucat vs menor
Selain busana, makeup berperan sangat penting pada sebuah pemotretan. Ada dua kesalahan yang bisa terjadi: riasan terlalu tipis yang membuat wajah terlihat pucat atau, sebaliknya, terlalu tebal sehingga menor. Makanya, luangkan waktu untuk survei siapa perias yang cocok untuk Anda dan pasangan. Tidak harus yang profesional. Saudara atau teman yang bisa mendandani dengan hasil bagus bisa 'digunakan' juga, tuh.
6. Banyak mau
Sebentar-sebentar ingin melihat hasil foto lewat kamera si fotografer, lalu bolak-balik minta cahaya terang, siluet, sepia, dan sederet permintaan lainnya. Kalau seperti ini, mau selesai jam berapa pemotretannya? Seharusnya, tulis segala permintaan Anda berdua dan bahas bersama fotografer jauh sebelum pemotretan. Dengan begitu, si fotografer bisa dengan leluasa menangkap momen-momen spesial lain di luar permintaan kalian.
7. Tanpa izin
Sudah capek-capek bawa baju sekoper, aksesori satu ransel, sepatu, jas properti segudang, dan mendatangkan makeup artist ke lokasi, ternyata pemilik lokasi tidak mengizinkan kita melakukan pemotretan di sini. Karena itu, survei dulu lokasinya dan cari tahu apakah tempat tersebut memerlukan surat izin atau meminta bayaran tertentu untuk pemotretan.
8. Aksi bete
Usahakan datang ke lokasi pemotretan dengan mood baik, sekalipun kita mengalami suatu masalah sebelumnya atau sedang PMS. Ngambek ke fotografer, seperti menuntut banyak pose atau komplain banyak hal hanya membuat keadaan makin runyam. Pemotretan juga jadi tidak nyaman.
1. Memilih fotografer
Namanya juga sesi pemotretan, seorang fotografer jadi kunci sukses mendapatkan hasil foto pre wedding sesuai keinginan kita. Kesalahan pertama yang sering terjadi adalah kita sering banget berpikir kalau tiap fotografer itu sama, khususnya dalam hal kemampuan. Padahal, banyak, tuh, fotografer amatiran yang cuma menawarkan jasa motret tanpa tahu seluk-beluk pemotretan pre wedding yang sebenarnya.
Atau mencari fotografer murah. Memang, harga mahal bukan jaminan kualitas bagus. Tapi jangan lantas kita beralih ke yang murah, apalagi kalau hargany di bawah rata-rata (biasanya fasilitasnya juga kurang, tuh!). Maka, atur budget khusus dan rajin huntinh fotografer bagus sesuai harga yang diinginkan.
2. Terlibat, dong!
Saking sibuknya kita dan calon suamo, waktu untuk brainstorming dengan fotografer tidak tersedia. Jangan bersikap lugu kalau semuanya akan beres di hari H jika kita tidak pernah membahas tema pemotretan dengan fotografer. Siap-siap aja, deh, mengalami hari buruk! Maka, sebisa mungkin, luangkan waktu diskusi dengan fotografer--akan lebih baik kalau kita punya 'wish list' ingin gaya foto seperti apa dengan membawa contoh-contoh gambar dari majalah atau lainnya.
3. Tidak cek cuaca
Tidak ada satu pun yang tahu pasti kedaan cuaca esok hari. Namun, tidak ada salahnya kita rajin cek prakiraan cuaca di tempat lokasi pemotretan-khusunya outdoor! Kalau sudah tahu saat ini lagi musim hujan, jangan juga ngotot meminta pemotretan outdoor di pulau, dong. Kecuali, kalau kita rela membayar jasa pawang hujan...
4. Salah kostum
Terpesona dengan foto-foto romantis ala selebritis Hollywood boleh-boleh saja. Tapi, mesti realistis juga dengan keadaan. Misal, jika Anda dan suami ingin foto malam hari dengan background sibuknya suasana Bunderan HI, ya, jangan pakai baju super minim biar tidak jadi tontonan gratis.
5. Pucat vs menor
Selain busana, makeup berperan sangat penting pada sebuah pemotretan. Ada dua kesalahan yang bisa terjadi: riasan terlalu tipis yang membuat wajah terlihat pucat atau, sebaliknya, terlalu tebal sehingga menor. Makanya, luangkan waktu untuk survei siapa perias yang cocok untuk Anda dan pasangan. Tidak harus yang profesional. Saudara atau teman yang bisa mendandani dengan hasil bagus bisa 'digunakan' juga, tuh.
6. Banyak mau
Sebentar-sebentar ingin melihat hasil foto lewat kamera si fotografer, lalu bolak-balik minta cahaya terang, siluet, sepia, dan sederet permintaan lainnya. Kalau seperti ini, mau selesai jam berapa pemotretannya? Seharusnya, tulis segala permintaan Anda berdua dan bahas bersama fotografer jauh sebelum pemotretan. Dengan begitu, si fotografer bisa dengan leluasa menangkap momen-momen spesial lain di luar permintaan kalian.
7. Tanpa izin
Sudah capek-capek bawa baju sekoper, aksesori satu ransel, sepatu, jas properti segudang, dan mendatangkan makeup artist ke lokasi, ternyata pemilik lokasi tidak mengizinkan kita melakukan pemotretan di sini. Karena itu, survei dulu lokasinya dan cari tahu apakah tempat tersebut memerlukan surat izin atau meminta bayaran tertentu untuk pemotretan.
8. Aksi bete
Usahakan datang ke lokasi pemotretan dengan mood baik, sekalipun kita mengalami suatu masalah sebelumnya atau sedang PMS. Ngambek ke fotografer, seperti menuntut banyak pose atau komplain banyak hal hanya membuat keadaan makin runyam. Pemotretan juga jadi tidak nyaman.
Anggara Dialusi
Topic
#fotoprewedding