Foto: Freepik
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sekaligus Jubir vaksinasi COVID-19, dr. Siti Nadia Tarmizi dalam konferensi pers secara virtual pada Jumat (30/4/2021) mengatakan Kemenkes sudah mendeteksi adanya 10 kasus varian baru B 177 di Indonesia. Ia meminta temuan ini harus menjadi perhatian bersama karena varian baru tersebut ada yang sudah merupakan transmisi lokal.
Berdasarkan data Kemenkes, transmisi lokal varian B177 tersebut sudah terjadi di Kabupaten Karawang, Provinsi Sumatera Selatan, Provinsi Sumatera Utara, dan Provinsi Kalimantan Selatan.
Selain varian B177, Kemenkes juga mengungkap temuan pasien positif COVID-19 yang tertular varian baru virus corona B.1.351 dari Afrika Selatan. "Kasus B.1.351 yang merupakan mutasi baru virus corona ditemukan di Bali. Temuan ini berdasarkan pengambilan spesimen (sampel) pada 25 Januari 2021," ujar Nadia dalam konferensi pers secara daring, Selas (4/5/2021).
"Satu WNI yang tertular varian baru itu. Dalam perkembangannya, WNI tersebut meninggal dunia pada 16 Februari 2021," tambahnya. Total 16 Kasus Informasi mengenai adanya kasus positif akibat penularan varian baru dari Afrika Selatan ini sebelumnya disampaikan oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin pada Senin (3/5/2021).
Diberitakan Kompas.com, mutasi baru B.1.351 pertama kali ditemukan di Teluk Nelson Mandela, Afrika Selatan pada awal Oktober 2020 lalu. Sejak saat itu, virus menyebar dan kini telah di temukan di luar negara asalnya, misalnya di Zambia dan AS.
Kasus B.1.351 dilaporkan di Amerika Serikat pada akhir Januari 2021 lalu. Mutasi virus ini dicurigai dapat memengaruhi netralisasi beberapa antibodi, akan tetapi tidak terdeteksi meningkatkan risiko keparahan penyakit.
Varian baru lainnya yang juga terdeteksi masuk ke Indonesia adalah varian mutasi ganda B.1.617 dari India. Menurut dr. Nadia, varian mutasi ganda B.1.617 sampai saat ini masih menjadi variant of interest (VoI) dari WHO. "Artinya, saat ini B.1.617 masih dilihat apakah memberikan kontribusi yang sama dengan varian lain, misalnya apakah seperti B.1.1.7," jelas Nadia.
Melihat perkembangan kasus varian baru virus corona di Indonesia serta antisipasi untuk mencegah terjadinya lonjakan kasus dan termasuk juga mengatasi penularan varian baru ini , terutama di masa musim libur Lebaran ini, dr. Nadia mengimbau masyarakat untuk membatasi mobilitas.
''Sehingga kembali lagi pembatasan menjadi kunci utama kita untuk mengatasi varian dan penyebaran dari varian baru ini. Kita melihat bahwa mobilitas yang tinggi akan menyebabkan lonjakan kasus sementara mobilitas yang rendah itu akan menekan laju penularan,'' kata dr. Nadia.
Peningkatan kasus yang terjadi di berbagai negara menjadi kewaspadaan bersama. Kasus di India yang saat ini sudah hampir mencapai angka 18 juta kasus COVID-19 dengan 200 ribu sampai 300 ribu konfirmasi kasus positif, serta kematian yang terjadi setiap 4 menit, bisa menjadi pembelajaran untuk Indonesia jangan sampai mengalami hal yang sama.
Ada beberapa negara seperti Turki sudah memasuki kondisi lockdown akibat adanya peningkatan kasus, juga Jepang sudah mencapai 1000 kasus infeksi barunya, kemudian Singapura ada 16 kasus komunitas di Singapura.
''Perlu kembali kami tekankan bahwa negara-negara ini terutama negara-negara yang bertetanggaan dengan kita berada di Asia sudah melakukan kewaspadaan dan sudah memperlihatkan adanya peningkatan kasus COVID-19,'' ucap dr. Nadia.
Ia menambahkan walaupun sudah membatasi mobilitas harus tetap melaksanakan protokol kesehatan. Hal itu adalah kunci untuk menekan laju penularan. (f)
Baca Juga:
Pemerintah Tetapkan Larangan Mudik Lebaran, Masyarakat Pilih Curi Start
Peraturan Baru Satgas Larang Mudik Mulai 22 April 2021
Doni Monardo Ingatkan Masyarakat untuk Patuhi Larangan Mudik
Faunda Liswijayanti
Topic
#corona, #covid19