Data dari Economist Intelligence Unit (EIU) yang diumumkan pada September lalu menunjukkan bahwa Jakarta menjadi salah satu kota paling tidak aman di dunia. Hasil penelitian tersebut menempatkan Jakarta di urutan ke-53 dari 60 kota yang diteliti dari perspektif keamanan.
 
Indeks penelitian memeriksa dari segi keamanan pribadi dan digital, kesehatan hingga infrastruktur. Lebih detailnya, Jakarta menempati urutan ke-43 untuk keamanan pribadi, urutan ke-55 untuk keamanan digital, urutan ke-53 untuk keamanan kesehatan dan urutan ke-49 untuk infrastruktur.
 
Keempat poin tersebut dianggap sebagai indikator yang penting untuk menilai keamanan sebuah kota. Karena keempat poin tersebut saling terhubung satu sama lain.
 
"Kendatipun kami membagi keamanan menjadi empat pilar, jarang ada kota yang memiliki kinerja baik di satu pilar tetapi rendah di pilar lainnya," ujar Naka Kondo, editor untuk Safe Cities Report.
 
Menurutnya, hal ini terjadi karena infrastruktur tidak bisa berubah dengan cepat, termasuk urutan kota-kota yang umumnya tidak berubah banyak jika dibandingkan dengan hasil penelitian tahun-tahun sebelumnya.
 
Jika dibandingkan dengan ibukota negara tetangga lainnya, posisi Jakarta memang berdiri jauh. Singapura menempati posisi kedua kota teraman, sementara Kuala Lumpur di posisi ke-35 kota teraman.
 
Jakarta hanya sedikit lebih baik dari ibukota Myanmar, Yangon, yang menempati urutan ke-58 sebagai kota teraman di dunia.
 
Menurut EIU, salah satu penyebab Jakarta memiliki performa yang buruk dalam menjaga keamanan dari berbagai perspektif adalah karena ibukota Indonesia ini masih kurang dalam perencanaan kota dan mitigasi bencana. (f)



BACA JUGA :
Pro Kontra Pemindahan Ibu Kota Baru Republik Indonesia
Sistem Ganjil Genap Diperluas, Ini Trik Menyiasatinya
Mudah! Cek Kedatangan MRT dengan Google Maps
 

---

Topic

#jakarta

---