
(foto: Unsplash)
Namun, di tengah pandemi COVID-19 ini pemerintah telah menghimbau masyarakat untuk tidak mudik ke kampung halaman. Masih ragu untuk tidak pulang ke kampung halaman? Ini 5 alasan yang bisa meyakinkan Anda untuk tidak mudik.
1. Menghindari Risiko Penularan COVID-19 Pada Keluarga
Meskipun Anda merasa sehat dan tak mengalami gejala penyakit apa pun, belum tentu Anda tidak terpapar virus corona. Orang tanpa gejala berpotensi tinggi menularkan dan membuat kluster baru.
Adanya perpindahan masyarakat terutama dari kota zona merah COVID-19 ke kampung halaman dikhawatirkan akan memperparah situasi penularan. Sebaiknya tidak mudik, demi kesehatan keluarga di kampung halaman. Hal ini juga telah dihimbau oleh pemerintah.
“Tetap tinggal di rumah adalah jawaban yang terbaik, tidak melakukan perjalanan ke manapun. Bukan hanya masalah pulang ke kampung, tetapi juga melakukan perjalanan ke keluarga lain atau ke tempat lain memiliki resiko besar untuk terjadinya penularan," ujar Achmad Yurianto, Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19.
2. Mudik Membuat Anda Sulit Menjalankan Physical Distancing
Virus corona dapat menyebar melalui droplet atau tetesan pernapasan saat seseorang yang terinfeksi batuk atau bersin. Oleh sebab itu, menjaga jarak fisik aman atau physical distancing dianjurkan untuk kurangi penularan. Organisasi kesehatan dunia (WHO) merekomendasikan untuk menjaga jarak lebih dari 1 meter dengan orang lain.
Di saat Anda mudik, tidak mudah untuk menerapkan physical distancing dengan pemudik lain selama perjalanan. Terlebih jika Anda menggunakan fasilitas transportasi umum.
3. Harus Melakukan Isolasi Mandiri di Kampung Halaman
Sejumlah provinsi seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Daerah Istimewa Yogyakarta menetapkan setiap pemudik yang berasal dari kota terdampak COVID-19 sebagai orang dalam pemantauan (ODP), sehingga wajib melakukan isolasi mandiri.
Sebagai contoh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dengan tegas mengunggah larangan mudik melalui akun instagramnya @ridwankamil. Jika tetap mudik, maka diwajibkan untuk melakukan isolasi mandiri selama 14 hari.
Dikutip dari p2ptm.kemkes.go.id tentang protokol isolasi mandiri, Anda harus menempati kamar yang terpisah dari keluarga Anda. Selain itu, tidak boleh berbagi peralatan makan, mandi, dan tempat tidur. Jadi walaupun mudik, isolasi mandiri membuat Anda tak bisa berkumpul atau beraktivitas bersama keluarga.
4. Fasilitas Kesehatan Di Daerah Lebih Terbatas
Indonesia belum memiliki fasilitas kesehatan yang memadai untuk menangani pasien COVID-19, bahkan di Jakarta sekalipun. Bisa dibayangkan jika COVID-19 mewabah di daerah, risiko terlantarnya pasien karena keterbatasan sarana kesehatan lebih besar.
Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan Indonesia hanya memiliki satu tempat tidur rumah sakit untuk setiap 1000 orang, terendah di Asia tenggara. Sementara itu, data WHO tahun 2017, Indonesia hanya memiliki empat dokter untuk setiap 10.000 orang.
Contoh minimnya fasilitas kesehatan di daerah dapat kita lihat di Papua. Dari 202 ruangan isolasi di Papua, hanya dua yang dinilai penuhi standar WHO.
5. Ambil Bagian Dalam Aksi Bersama
Pulihnya negara dari wabah corona sangat bergantung dari peran aktif masyarakat. Karena itu kesadaran tiap individu untuk membantu mencegah penyebaran COVID-19 sangat dibutuhkan.
Sama hal nya dengan diam di rumah saja, tidak mudik adalah sesuatu yang bisa Anda lakukan sebagai masyarakat untuk ikut andil dalam penanganan pandemi ini. Jika semua orang mematuhi himbauan untuk tidak mudik, maka kita telah terlibat dalam aksi bersama memutus rantai penyebaran COVID-19.(f)
BACA JUGA:
Pasien Positif COVID19 Terus Bertambah di Luar Jakarta, Pemerintah Himbau Masyarakat untuk Tidak Mudik
Waspada COVID-19, Jangan Beli Tiket Mudik Dulu
Dari Desainer hingga CEO, Bersama Tunjukkan Kepedulian Atas Pandemi Global COVID19
Topic
#mudik, #pulangkampung, #corona, #covid-19