Trending Topic
Ini Kelebihan Wanita Pemimpin Saat Menghadapi Krisis

24 Apr 2020

Foto: pixabay

Taiwan, Jerman, New Zealand, dan Islandia disebut-sebut sebagai negara yang berhasil dalam menangani COVID-19. Kepemimpinan wanita di negara-negara tersebut, Presiden Tsai Ing-wen, Kanselir Angela Merkel, Perdana Menteri Jacinda Ardern, dan Perdana Menteri Katrín Jakobsdóttir, disebut-sebut sebagai salah satu kuncinya. Benarkah wanita memiliki keunggulan dalam menghadapi situasi kritis seperti pandemi COVID-19? 

Tak hanya di pucuk pimpinan, peran wanita dalam menghadapi pandemi COVID-19 di garda terdepan yang menghadapi pasien langsung juga sangat besar. Menurut WeForum, 70% staf medis adalah wanita. Di Tiongkok, 90% perawat adalah wanita, hampir setengah dokter juga wanita. 

Dalam penelitian yang dipublikasi oleh Harvard Business Review (2019) ditemukan, wanita pemimpin memiliki beberapa keunggulan dibanding pria. Wanita hebat dalam mengambil inisitaif, mampu beradaptasi dan tetap teguh dalam situasi sulit, mau terus belajar, bertindak dengan orientasi hasil, dan menunjukkan integritas tinggi, serta jujur. Disimpulkan, wanita pemimpin lebih efektif dalam sebagian besar kompetensi. 

Foto: pixabay
 
Menurut Jacqueline dan Milton Mayfield, penulis buku Motivating Language Theory: Effective Leader Talk in the Workplace, dalam situasi krisis seperti saat ini sangat penting bagi pemimpin untuk memperhatikan apa yang mereka ucapkan.

Pemimpin yang diperlukan dalam situasi penuh tekanan seperti saat ini adalah yang dapat efektif, yaitu meliputi memberi arahan yang jelas,  tindakan yang bermakna, dan menggunakan kata-kata yang empati. Para pemimpin wanita tadi memang melakukannya. 

Di Indonesia kita mengenal Walikota Surabaya, Tri Rismaharani yang menunjukkan kompetensi tadi. Ibu Risma dengan tidak segan-segan turun ke lapangan untuk menenangkan publik dan langsung bertindak tanpa banyak konflik politik, seperti memelopori untuk menyediakan tempat cuci tangan dan ruang disinfektan. 

Lalu mengapa jumlah wanita pemimpin di dunia masih sangat sedikit. Bahkan gender gap diperkirakan baru bisa tercapai puluhan tahun lagi? 

Salah satu penyebabnya adalah wanita kerap tidak yakin dengan kemampuan mereka, berbanding terbalik dengan pria yang terlalu yakin dengan kemampuan mereka. Bahkan sisi ini pun jadi salah satu unsur penting dalam menghadapi krisis. Wanita biasanya jadi tidak sok paling tahu dan berusaha meminta pendapat dari ahli, memiliki pikiran lebih terbuka terhadap berbagai informasi. (f)

Baca Juga:

6 Cara Tepat Dukung Pemberdayaan Wanita
Situs Pekerja Lepas Dorong Women Empowerment
Memulai Women Empowerment Dari Rumah


Topic

#womenempowerment, #gender, #leadership, #corona